Warta

Gubernur Jatim Ingatkan Pentingnya Kitab Kuning

NU Online  ·  Rabu, 3 Agustus 2011 | 06:37 WIB

Surabaya, NU Online
Gubernur Jawa Timur Soekarwo mengingatkan genera muda akan pentingnya mengaji kitab-kitab kuning karya ulama besar terdahulu.

"Meskipun metode pengajian saat ini sudah modern, mengaji kitab kuning, jangan ditinggalkan," kata pria yang akrab di panggil Pak De itu di Surabaya, Selasa.<>

Oleh sebab itu, dia mengapresiasi sejumlah pondok pesantren dan lembaga pendidikan Islam di Jatim yang masih menerapkan metode pengajian kitab kuning.

"Pengajian kitab kuning jangan sampai ditinggalkan karena masyarakat bisa bertatap muka dan saling mengenal antara satu dengan yang lainnya," kata Gubernur di Masjid Agung Surabaya.

Menurut dia, di situlah perbedaan mengaji kitab kuning yang diterapkan di pondok pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan Islam lainnya dengan metode pendidikan yang ada saat ini.

"Sekarang ini sudah zamannya internet dan multimedia. Orang bisa belajar agama tanpa harus bertatap muka dengan ustadz," tuturnya.

Ia menilai pengajian dengan memanfaatkan media internet memang efektif karena tidak mewajibkan peserta pengajian datang ke suatu tempat tertentu.

"Akan tetapi, jangan lupa bahwa ada satu hal yang lebih penting dalam pengajian, yakni nuansa kemanusiaan yang disampaikan Pak Kiai atau Pak Ustadz yang tidak ditemukan dalam sistem pengajian modern," ujarnya.

Dalam Ramadhan tahun ini, takmir Masjid Agung Surabaya menggelar pengajian melalui internet dengan menggandeng salah satu operator telepon selular.

Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian Festival Ramadhan yang digelar untuk kedua kalinya dalam dua tahun terakhir.

Selain "ngaji internet", kegiatan tersebut diisi dengan berbagai ajang perlombaan, seperti lomba azan untuk anak-anak, menggambar dan mewarnai, hafalan surat-surat pendek Al Quran, tadarus, dan parade musik rebana.

Dalam Festival Ramadhan di Masjid Agung Surabaya itu juga digelar pasar murah yang memperdagangkan berbagai aneka kebutuhan sehari-hari.

Redaktur: Mukafi Niam
Sumber   : Antara