Warta

Grebeg Besar Sambut Idul Adha

NU Online  ·  Ahad, 29 November 2009 | 07:34 WIB

Yogyakarta, NU Online
Upacara tradisional Grebeg Besar Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat yang digelar berkaitan dengan Idul Adha 1430 Hijriah, Sabtu, dilaksanakan dengan iring-iringan empat gunungan yaitu gunungan lanang (laki-laki), wadon (perempuan), gepak maupun pawuhan itu dikeluarkan dari dalam Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat melewati Siti Hinggil, Pagelaran, Alun-alun Utara, dan berakhir di halaman Masjid Gede Kauman.

Gunungan yang dibuat dari bahan makanan seperti sayur-sayuran, kacang, cabai merah, telur, ubi dan beberapa pelengkap yang terbuat dari ketan dan dibentuk menyerupai gunung yang melambangkan kemakmuran dan kekayaan tanah Keraton Mataram.<>

Parade gunungan yang dipimpin Manggoloyudho (panglima perang) GBPH Yudhaningrat itu disambut tembakan salvo dari para prajurit keraton ketika keluar dari dalam keraton dan melewati Alun-alun Utara.

Iringan gunungan tersebut dikawal sembilan pasukan prajurit keraton, diantaranya prajurit Wirobrojo, Ketanggung, Bugis, Daeng, Patangpuluh, Nyutro. Mereka mengenakan seragam dan atribut aneka warna dan membawa senjata tombak, keris serta senapan kuno.

Selanjutnya gunungan dibawa ke Masjid Agung/Besar Kauman Yogyakarta untuk didoakan penghulu keraton, kemudian menjadi rebutan ratusan warga yang sudah sejak pagi menunggu di halaman masjid.

Warga yang memperoleh bagian gunungan percaya bahwa sedekah Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X tersebut akan membawa berkah bagi kehidupan mereka.

Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat selama setahun menyelenggarakan upacara tradisional grebeg sebanyak tiga kali yaitu Grebeg Syawal yang diselenggarakan bertepatan dengan Idul Fitri, Grebeg Besar bertepatan dengan Idul Adha dan Grebeg Maulud atau bertepatan dengan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW. (sam/ant)