Jakarta, NU Online
Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII), Kamis (12/5) malam melaunching gedung sekretariatnya yang diberi nama Graha Mahbub Djunaidi. Pemberian nama tersebut untuk mengenang perjuangan, semangat dan cita-cita Mahbub yang merupakan ketua umum pertama PMII sejak didirikan 1960 lalu.
Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua Umum PBNU, KH. Hasyim Muzadi, Ketua Foksika PMII, H.A. Bagdja, Said Budairi, KH.Nuril Huda, Slamet Efendy Yusuf, Endin AJ Soefihara, KH. Hasib Wahab, Abdul Mun'im DZ, Muhaimin Iskandar, Saiful Bahri Ansori, Nusron Wahid, A.Azwar Anas, M.Luthfi, Anik Mahbub Djunaidi (Isteri alm. Mahbub), keluarga Syaimuri WS (pencipta mars PMII), para alumni PMII dan kader PMII yang datang dari berbagai tempat.
<>Dalam kata sambutannya ketua umum PB PMII, selaku penanggung jawab pembangunan gedung mengatakan, selesainya graha Mahbub Djunaidi ini tak lepas dari bantuan para alumni dan donatur. "Semoga dengan selesainya gedung ini, PMII dapat meningkatkan kinerjanya dan lebih matang. Karena dimulai dari penataan infra struktur inilah, Insya Allah kedepan akan lebih memudahkan kerja-kerja organisasional," ungkapnya di hadapan ratusan kader PMII. Malik juga mengatakan selesainya gedung ini bukanlah kerja kerasnya sendiri, tetapi dirinya hanya melanjutkan apa yang telah di kerjakan pengurus periode sebelumnya.
Seperti diketahui gedung seluas 400 meter yang terletak di Jl Salemba Tengah 57 A itu selesai di bangun setelah melewati tiga periode kepengurusan. Pertama kali tanah seluas 700 meter persegi dibeli ketika PB PMII di bawah pimpinan Syaiful Bahri Anshori pada tahun 1999-2001. Selanjutnya pada masa kepengurusan Nusron Wahid pada 2001-2003 mulai dibangun dan diselesaikan oleh Malik Haramain yang memimpin pada 2003-2005.
Dalam kesempatan itu, Ketua Umum PBNU, Hasyim Muzadi dalam kata sambutannya menyampaikan kebanggaannya atas berdirinya gedung PB PMII. Menurut mantan ketua PC PMII Malang ini, apa yang telah dicapai ini harus dapat memacu semangat PMII berorganisasi. Sebagai kekuatan intelektual, ditengah situasi bangsa yang sedang berubah ini, PMII dituntut untuk menciptakan situasi dan kondisi yang dapat menumbuhkan kesadaran intelektual di antara anggotanya. Dalam konteks itu, PMII tidak terpisahkan dengan kiprah kemasyarakatan yaitu ditantang untuk mampu memberikan pemikiran alternatif terhadap persoalan yang dihadapi masyarakat, bangsa, dan negara dengan penuh tanggung jawab. "Jadi jangan gedung saja yang mampu dibangun, tapi juga intelektualitas dan profesionalitasnya," ujarnya.
Usai Hasyim memberikan sambutan, acara dilanjutkan dengan sambutan dari perwakilan keluarga Mahbub Djunaidi yang diwakili isteri almarhum, Anie Mahbub. Dalam seuntai pidato yang dibacakannya, Anie mengatakan terharu dan bangga apa yang telah diberikan oleh PMII. "Penganugerhan ini pasti akan mendapatkan tempat tersendiri di hati almarhum dan keluarga. Kami berharap apa yang telah dilakukan beliau, baik semangat, cita-cita dan gagasannya dapat menjadi cermin bagi adik-adik PMII. Bagi kami, Bapak adalah sosok yang bersahaja, demokratis juga romantis," kata Anie yang datang di dampingi kedua anaknya.
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan penandatangan prasasti, yang dilakukan oleh Hasyim Muzadi didampingi Ahmad Bagdja dan Malik Haramain. Kemudian dilanjutkan pemutaran perdana VCD mars PMII. lagu yang dikarang oleh Mahbub Djunaidi, diaransemen ulang oleh Syainuri Ws ini kemudian dinyanyikan oleh group paduan suara Lam Yuzad. Namun di tengah-tengah acara sempat berlangsung demonstrasi yang dilakukan sekelompok mahasiswa yang mengatasnamakan PMII Jakarta. Mereka menolak kepemimpinan Malik Haramain karena dinilai telah memanipulasi dana dan mempersoalkan jabatannya sebagai salah satu ketua GP Ansor, diakhir kepengurusannya.
Mengenang MahbubSementara itu, dalam kata sambutannya, mengenang sosok almarhum Mahbub Djunaidi, ketua Forum Komunikasi dan Silahturahmi Keluarga Alumni Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (Foksika PMII), Ahmad Bagdja mengemukakan, hal terpenting yang diwariskan Mahbub adalah visi kesejarahannya dan kepemimpinannya. "Dulu ketika itu HMI sedang jaya-jayanya, Mahbub bilang, kalo di HMI paling tidak kita cuma jadi kacung (pembantu-red) kalo di PMII kita akan jadi pemimpin, itulah alasan kenapa PMII saya perjuangkan untuk berdiri," cerita Bagdja mengenang ucapan Mahbub semasa hidupnya.
Mahbub, lanjut Bagdja semenjak masih menjadi mahasiswa dikenal dengan gaya berfikir yang 'kekiri-kirian'. Ia percaya dengan macht forming dan macht anwending untuk mewujudkan cita-cita revolusi. Visi sosialismenya juga dituangkan secara lebih rinci dalam Deklarasi Tawangma-ngu yang diadakan dalam rangka kongres pertama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesi
Terpopuler
1
Isi Akhir dan Awal Tahun Baru Hijriah dengan Baca Doa Ini
2
3 Jenis Puasa Sunnah di Bulan Muharram
3
Istikmal, LF PBNU Umumkan Tahun Baru 1447 Hijriah Jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025
4
Niat Puasa Muharram Lengkap dengan Terjemahnya
5
Data Awal Muharram 1447 H, Hilal Masih di Bawah Ufuk
6
Khutbah Jumat: Meraih Fokus Hidup Melalui Shalat yang Khusyuk
Terkini
Lihat Semua