Warta

GP Ansor Tak Akan Atasi Kekerasan dengan cara Kekerasan

NU Online  ·  Senin, 2 Maret 2009 | 04:23 WIB

Jakarta, NU Online
Gerakan Pemuda Ansor dengan Bansernya sejak dulu telah terkenal dalam menjaga Islam ahlusunnah wal jamaah dan para ulama pemimpin NU. Sayangnya, kiprah Ansor kini kurang terdengar dalam dinamika pergulatan Islam di Indonesia yang kini diwarnai dengan munculnya sejumlah ormas Islam garis keras.

Menanggapi hal ini, Jamil Wahab, sekretaris GP Ansor DKI Jakarta menegaskan, GP Ansor tidak akan menggunakan cara-cara kekerasan untuk mengatasi kekerasan yang dilakukan oleh kelompok lain.<>

“Ansor tidak ingin menyaingi radikalisme yang cara yang serupa. Jadi kita bukannya tidak ingin menanggapi, tapi dengan cara lebih lunak, kita sampaikan bahwa gerakan radikal kontraproduktif terhadap Islam. Kalau ditangggapi dengan radikal, ya kita tidak ada bedanya dengan mereka,” katanya kepada NU Online, Senin (2/3).

Posisi Ansor di DKI Jakarta yang merupakan ibukota Indonesia dengan segala kompleksitas yang ada didalamnya menjadikan peran Ansor DKI sangat strategis. Banyak gerakan Islam radikal juga berpusat di Jakarta dan gerakan mereka melalui liputan media yang luas mampu menjangkau seluruh Indonesia.

“Ini merupakan dampak era global dengan berkembangnya ideologi yang tidak sesuai dengan budaya bangsa,. Nah gerakan permuda Ansor merupakan bagian dari gerakan Islam moderat,” terangnya.
 
Jamil menyadari betul peran yang harus dijalankan oleh GP Ansor DKI ini. Karena itu, dalam konferensi wilayah GP Ansor DKI yang akan diselenggarakan pada tanggal 7-8 Maret ini akan membahas bagaimana meningkatkan kondolidasi dan kohesifitas Ansor mencakup kader, pengurus dan alumni agar bisa meningkatkan perannya dalam membangun Jakarta.

“Ansor mengikuti tausiyah yang dikeluarkan oleh PBNU yang merupakan gerakan Islam moderat. Kita juga menghimbau para anggota Ansor, baik secara individu atau institusi tidak melakukan kekerasan karena potensi seperti itu ada bagi kader-kader yang kurang sabar,” imbuhnya. (mkf)