Warta

GNKL Gelar Konferensi Agama-Agama untuk Perubahan Iklim

NU Online  ·  Senin, 3 November 2008 | 07:19 WIB

Jakarta, NU Online
Perubahan iklim yang telah menimbulkan berbagai macam bencana alam turut menjadi perhatian para tokoh agama di Indonesia. Kali ini mereka sepakat untuk bersama-sama membantu upaya penyelamatan lingkungan ini.

Sebuah Konferensi lingkungan yang melibatkan para tokoh agama di Indonesia digagas oleh Gerakan Nasional Kehutanan dan Lingkungan (GNKL-NU) bekerjasama dengan Kedutaan Besar Inggris di Indonesia yang diselenggarakan pada 3-5 November di Jakarta.<>

Hadir dalam acara tersebut 120 peserta dari 14 propinsi se-Indonesia yang mewakili agama Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu.

Ketua GNKL H Anas Taher menjelaskan konferensi ini diharapkan mampu melahirkan kesepahaman para pemimpin agama dalam isu perubahan iklim yang selanjutnya bisa bergerak bersama-sama untuk mitigasi dan adaptasi perubahan iklim di Indonesia secara terpadu dan berkelanjutan.

“Forum ini kita harapkan bisa melahirkan naskah agamis berbasis interrelasi gagasan dan kodifikasi fatawa para pemimpin umat beragama di Indonesia terhadap problematika perubahan iklim,” katanya.

Para tokoh agama tersebut, kata Ustadz di Ponpes Assidiqiyah Jakarta ini, bisa menjadi pelopor untuk melakukan optimalisasi akses dan pemanfaatan tanah untuk kepentingan ekonomi dan ekologis, optimalisasi energi terbarukan dan teknologi tepat guna untuk mendukung pertumbuhan pedesaan dan optimalisasi peran inisiasi kebijakan dan penegakan hokum terkait dengan upya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Hal ini sangat memungkinkan karena para tokoh agama tersebut sangat dekat dengan masyarakat. “Ketaatan para pemeluk agama terhadap para pemimpinnya merupakan potensi strategis bagi setiap upaya untuk menggerakkan kesadaran kognitif, afektif dan psikomotorik masyarakat Indonesia,” terangnya.

Keterlibatan tokoh agama sudah terbukti dalam program pembangunan, gerakan keluarga berencana, demokrasi, dan globalisasi yang perlu diinternalisasi ke dalam kehidupan masyarakat sipil.

“Tokoh agama telah terbukti mampu menjadi mitra strategis dalam agen perubahan sekaligus agen pembangunan,” tandasnya. (mkf)