Warta

Gereja Gelar Doa Bersama untuk Gus Dur

NU Online  ·  Kamis, 31 Desember 2009 | 15:19 WIB

Semarang, NU Online
Gereja Hati Kudus Yesus Tanah Mas Kota Semarang, Kamis (31/12), menggelar doa bersama lintas agama untuk tokoh bangsa Abdurrahman Wahid atau yang akrab dipanggil Gus Dur.

Acara doa bersama yang dihadiri umat Katholik, Islam, Budha, Hindu, Konghucu, dan Kristen itu diawali dengan nyanyian Gugur Bunga diteruskan paparan dari seluruh perwakilan tokoh lintas agama. Di belakang mereka terdapat layar lebar yang memuat foto diri Gus Dur.<>

Dalam paparannya, Ketua Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang Aloys Budi Purnomo mengatakan, Gus Dur merupakan sosok pribadi yang tangguh dan menghayati Islam sebagai "Rahmatan lil al-alamin" dan rahmat bagi umat manusia yang berada di dekatnya.

"Bagi kami umat Katholik di Indonesia, pengaruh Gus Dur sangat besar. Beliaulah yang paling lantang menentang aksi-aksi oknum tertentu yang 'menghambat' karya pelayanan Gereja Katholik di Indonesia," katanya.

Romo Budi juga mengagumi keberanian Gus Dur dalam membela penyelenggaraan pendidikan komunitas para suster Sang Timur di Cileduk, Tangerang.

Romo Budi mengatakan, Gus Dur menghadirkan komitmen untuk senantiasa menghargai dan merayakan keberagaman serta menjaga kerukunan dan keharmonisan sosial.

Dalam kesempatan sama, Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Agama Budha Theravada Indonesia Pandita D.Henry Basuki mengatakan, Gus Dur telah memberikan warisan kebaikan bagi seluruh umat manusia, tidak hanya kepada umat Islam akan tetapi juga kepada umat lainnya.

"Mari kita amalkan warisan-warisan yang telah ditinggalkannya. Gus Dur berani menyampaikan kebenaran dengan lantang. Bahkan apa yang disampaikan Gus Dur sama dengan guru bangsa Bung Karno," katanya.

Sementara Roni Candra dari perwakilan Gereja Almasih mengagumi tokoh Gus Dur karena berani beda dengan yang lain termasuk memberi ranah perbedaan tidak lagi pada wacana akan tetapi pada wujud yang konkrit.

"Ada perlindungan terhadap pendapat berbeda dan ranah perbedaan tidak lagi sebuah wacana akan tetapi diwujudkannya secara konkrit," katanya.

Seluruh yang hadir dalam kesempatan tersebut menyatakan rasa belasungkawa atas wafatnya Gus Dur. Acara pemaparan tersebut diakhiri dengan doa bersama dengan saling bergandeng tangan. Doa disampaikan oleh Fatkhuri, perwakilan dari Masjid Agung Jawa Tengah. (ant/mad)