Warta

Gempa di Iran "Tewaskan 20.000"

NU Online  ·  Sabtu, 27 Desember 2003 | 06:18 WIB

Jakarta, NU.Online
Gempa bumi dahsyat yang di Bam, Jumat subuh, telah menewaskan lebih dari 20.000 orang dan melukai sedikitnya 50.000 penduduk kota yang terletak hampir 1.000km di tenggara ibukota Teheran ini, menurut para pejabat pemerintah Iran.

Sekitar 70 persen dari bangunan di kota kuno yang merupakan kota wisata bersejarah ini telah roboh dan  banyak penghuni bangunan terperangkap di bawah bangunan-bangunan itu, menurut laporan televisi setempat.

<>

"Para penyelemat telah menemukan lebih banyak jasad lagi. Angkanya kini melebihi 20.000 orang," kata seorang pejabat pemerintah.

Gempa yang mengguncang Bam pada pukul 5.30 Jumat pagi itu tercatat berkekuatan 6,3 pada skala Richter. Para pejabat lainnya mengatakan sedikitnya 50.000 dari total 200.000 warga kota tersebut luka-luka.

Bam menjadi gelap gulita pada Jumat malam karena tidak ada listrik, gas ataupun air minum yang jaringannya rusak oleh gempa. Kondisi ini semakin memperparah keadaan korban dan menyulitkan upaya penyelamatan lebih lanjut di tengah suhu udara membeku.

Sejumlah pejabat pemerintah menyatakan gempa bumi kuat menewaskan sedikitnya 15.000 ribu orang di Iran Tenggara.

Pusat gempa ini berpusat di dekat kota kuno Bam - dan sebagian besar gedung di kota itu rata dengan tanah. kebanyakan korban diduga terkubur dibawah reruntuhan gedung. Presiden Khatami menyebut kejadian itu sebagai "tragedi nasional" dan meminta rakyat Irak membantu korban.

Sebuah operasi bantuan besar telah dikerahkan, dan banyak negara asing mengirim bahan bantuan dan pekerja bantuan ke Iran. Iran sering dilanda gempa bumi dan hampir setiap hari getaran ringan terasa di negara ini.  Dalam gempa bumi tahun 1990, 35.000 ribu orang tewas.

"Saya kehilangan seluruh keluarga. Orang tua, nenek, dua kakak saya berada dibawah reruntuhan itu," ujar Maryam, 17, seperti yang dikutip Reuters. Sekitar 70% perumahan di Bam hancur, demikian laporan televisi pemerintah Iran.

Sebuah stasiun televisi Iran mengindikasikan korban jiwa mencapai ribuan dan Gempa bumi ini tercatat pada kekuatan 6,3 skala Richter.

Gubernur Propinsi Kerman, Mohamed Ali Karimi, mengatakan sebagian kota Bam hancur menjadi puing-puing dan banyak orang yang terkubur di bawahnya. Dia menambahkan dua rumah sakit dan bagian tua kota yang bersejarah ikut hancur

"Air, listrik, dan sambungan sistem komunikasi, terputus, dan kami hanya bisa berhubungan melalui saluran nirkabel dan telepon satelit. Sekitar 60 persen wilayah pemukiman hancur, kata Karimi.

Tim kesehatan dan tim penyelamat yang lain telah didatangkan untuk menolong korban yang berada di bawah reruntuhan.

Sementara itu Organisasi kemanusiaan Bulan Sabit Sabit mengatakan banyak orang yang terperangkap dalam puing-puing rumah mereka sendiri.

Direktur Jenderal Urusan Internasional Bulan Sabit Merah di Teheran, Mostafa Mohaghegh, mengatakan bangunan-bangunan di Bam termasuk rawan gempa bumi.
 
"Rumah-rumah di sana juga dibangun secara tradisiona pula dan bangunan-bangunan ini sangat rawan gempa," kata Mostafa. Seorang pejabat lainnya mengatakan amat sulit untuk mengetahui jumlah korban dan kerusahan karena gempa itu juga memutus saluran telepon.

Kantor berita resmi Iran, IRNA, mengatakan 5 helikopter dan 2 pesawat pengangkut telah dikirim ke kota Bam. Kendaraan udara ini mengangkut tenda, selimut, makanan, dan obat-obatan. Pos penanggulangan bencana juga sudah dibentuk di kota Kerman, yang berjarak 180 kilometer dari Bam.

Upaya penyelamatan mengalami kendala karena terputusnya pasok listrik, air dan jalur telpon. Iran adalah salah satu negara yang paling rawan terkena gempa. Guncangan-guncangan kecil hampir bisa dirasakan tiap hari.

Tahun lalu, lebih dari 235 orang tewas ketika gempa bumi mengguncang kota Qazvin dan Hamadan di barat laut Iran. (BBC/Reuters/Ant/Cih)