Warta

Efektifkan Kerja, Syuriyah PBNU Dibagi dalam Pokja

NU Online  ·  Selasa, 26 April 2005 | 05:08 WIB

Jakarta, NU Online
Untuk mengefektifkan kerja, syuriyah PBNU dibagi dalam dua pokja sehingga bisa evaluasi dan monitoring terhadap tanfidziyah, lajnah, lembaga dan badan otonom lebih mudah.

Hal tersebut diungkapkan oleh Rais Syuriyah PBNU KH Makruf Amin kepada NU Online tentang upaya pengembangan perbaikan manajemen ditubuh PBNU. Sebelumnya masing-masing rais syuriyah diberi tanggung jawab bidang tertentu seperti masalah khittah, ekonomi, hukum dan lainnya.

<>

“Dulu kan masing-masing syuriyah memegang bidang tertentu tapi kemudian rais tidak melakukan apa-apa. tidak memonitor, ini karena dia sendirani sehingga tidak efektif. Dengan melalui kelompok kerja, maka monitoring,, evaluasi, dilakukan tim yang nantinya bisa diketahui apakah lembaga itu bekerja atau tidak, bekerjanya terarah atau tidak sehingga mudah menggerakkan dan mengarahkan,” tandasnya.

Mantan Ketua Dewan Syuro PKB tersebut mengharapkan agar pola seperti ini juga diterapkan di wilayah dan cabang sehingga kerja NU efektif, terarah, dan terkoordinasi.

Menjadikan NU Khittah

Dalam programnya ke depan, KH Makruf Amin mengungkapkan bahwa syuriyah memiliki empat program, pertama menjadikan NU khitah, yaitu NU yang berfikir, bersikap dan bertindak menggunakan metode berfikir NU, yaitu ahlusunnah wal jamaah.

Selanjutnya program kedua dalam bidang keorganisasian adalah NU diharapkan dapat mandiri, independen dan tidak terkoopasi. Program ketiga yaitu melalui pengembangan ekonomi, pendidikan dan lainnya.

Keempat atau terakhir diharapkan agar NU menjadi organisasi yang mampu melakukan perbaikan. “NU didirikan oleh para ulama untuk melakukan perbaikan, baik di bidang akidah, agama, kemasyarakat dan lainnya,” tandasnya.

Ketua Dewan Syariah Nasional MUI tersebut mengungkapkan terdapat tiga hal untuk melangkah menuju NU yang lebih baik tersebut, pertama meliputi taswiyatul manhaj atau penyamaan kerangka berfikir, taswiyatul harakah atau penyamaan gerak serta taswiyatul a’rof atau penyamaan pendapat.

“Kita sudah memiliki kerangka berfikir, yaitu ahlusunnah wal jamaah dengan fikh 4 mazhab, hanya seringkali terjadi penyimpangan sehingga harus disatukan kembali,” tandasnya.

Langkah kedua adalah melakukan tasfiyah atau penjernihan “Apanya yang harus dijernihkan, pertama adalah fitrah an nahdliyyah, yaitu jiwa ke NU-an karena belakangan ini sering terjadi banyak kepentingan luar masuk. ini membawa kepada kepatuhan, dalam melaksanakan prinsip-prinsip NU.Tasfiyah kedua adalah penjernihan cara berfikir, yaitu seperti tadi, dia harus berada di alur manhaj,” imbuhnya.

Langkah ketiga adalah taqwiyah, atau pemberdayaan, dalam semua hal terutama dalam bidang ekonomi, pendidikan dan politik. ini menjadi mutlak karena NU memang berdaya dalam hal itu. “Pendidikan penting karena menyangkut sumberdaya, politik itu mampu kita mengarahkan sistem politik nasional menjadi sehat, karena itu ini menjadi penting,” tuturnya.(mkf)