Warta

Dua dari Tiga Hakim Masuk Neraka

NU Online  ·  Jumat, 11 Desember 2009 | 07:37 WIB

Jakarta, NU Online
Hakim memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan keadilan bagi fihak yang berperkara. Amanah yang dipegangnya sangat berat dan tak semua orang sanggup untuk memegangnya.

Sedemikian beratnya tugas hakim ini sehingga ada salah satu hadist yang menyatakan dua dari tiga hakim akan masuk neraka, satu karena memutuskan perkara secara tidak adil karena adanya motif tertentu, kedua, karena kecerobohan atau ngawur dalam memutuskan perkara dan hanya satu yang jujur dan hati-hati yang bisa masuk surga.<>

Demikian dikatakan oleh Ketua LDNU KH Nuril Huda dalam perbincangan dengan NU Online, Jum’at (11/12).

“Makanya pada zaman dahulu, tak banyak orang yang bercita-cita menjadi hakim karena beratnya amanah dan tanggung jawab yang harus dipegang, tergelincir sedikit, ia akan masuk neraka,” tandasnya.

Tak banyak memang orang yang mampu menerima amanah sendiri. Rasulullah bahkan pernah mengingatkan Abu Dzar Al Ghiffari yang memita jabatan kepadanya, karena jika tak mampu memegangnya, akan menyesal di kemudian hari.

Belakangan ini, rasa keadilan masyarakat kembali menyeruak ketika banyak keputusan hakim yang dianggap tidak sesuai dengan nurani keadilan masyarakat. Pelaku kejahatan kecil dihukum bertahun-tahun sementara para koruptor yang menghabiskan trilyunan rupiah hanya dihukum ringan.

Dengan mengumpulkan koin untuk Prita Mulyasari yang dipaksa membayar 204 juta rupiah atas nama keadilan formal, masyarakat menunjukkan protesnya atas perlakuan yang tidak adil ini.

Kiai Nuril mengatakan, perilaku masyarakat yang cederung instant dan mencari cara cepat dalam segala sesuatu, termasuk menghalalkan segala cara ini salah satunya dikarenakan konsep pendidikan yang mengutamakan aspek duniawi.

“Padahal yang menenteramkan dan membikin keamanan adalah mengutamakan akhlakul karimah. Pendidikan agama harus dimantapkan,” imbuhnya.

Kejujuranlah, yang menurutnya harus menjadi prioritas dalam membangun akhlak bangsa dan selama ini, Indonesia, meskipun mayoritas penduduknya muslim, tetapi masih menjadi salah satu negara paling korup karena masyarakat masih memandang agama dari kulitnya saja, belum menyentuh substansi ajaran Islam.

“Insyaallah, kita kita berusaha keras untuk mencari rizki yang halal, Allah akan mengabulkan, dan itulah yang terbaik untuk keluarga kita,” terangnya. (mkf)