Depag Umumkan Pemenang Lomba Penulisan Sketsa dan Komik Keagamaan
NU Online · Rabu, 24 November 2004 | 15:14 WIB
Jakarta, NU Online
Naskah sketsa keagamaan berjudul “Siklus Itu Miliknya” ditulis oleh Ary Nilandari ditetapkan sebagai pemenang I lomba penulisan naskah keagamaan 2004 yang diselenggarakan Departemen Agama. Pengumuman tersebut disampaikann Ketua Tim Penilai Lomba Penulisan Naskah Sketsa Keagamaan 2004 Abdul Hadi WM, di Departemen Agama, Rabu (24/11).
Sketsa berjudul “Izinkan Aku Memilih” ditulis Saru Pusparini sebagai pemenang II dan “Di Suatu Rumah Singgah” karya Ade Muhlis menjadi pemenang III.
<>Sedangkan yang menjadi juara pada lomba komik keagamaan tahun 2004 ini adalah Yol Yulianto (Jkt), Adrinalia (Sby), dan Nurul Ichsan (Bdg) untuk tingkat RA/TK. Tingkat SD/MI : Armor Komik (Yogya), Masagung dan Goen (Bdg), dan Astri Trisna Mulya (Bdg). Yahya Rifandaru (Yogya), Eko Indiyanto (Purwakarta), dan A. Gunawan S (Yogya) untuk katagori SMP/Mts serta Kharisma Jati (Ypgya), Erfian Asafat (Jkt), dan Affan Haris S. (Sby) untuk tingkat SMU/MA.
Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni ketika memberi sambutan dalam acara penyerahan hadiah lomba penulisan sketsa dan komik keagamaan 2004 itu mengatakan, pendidikan agama harus diberikankepada peserta didik dengan cara yang menyenangkan. Dengan demikian, tujuan pendidikan agama lebih mudah tercapai.
Menurutnya, pendidikan agama yang diberikan dengan cara membosankan sesungguhnya akan menjadi beban bagai peserta didik. Penyediaan buku-buku bacaan yang menyenangkan bagi siswa, contohnya, adalah salah satu upaya bagaimana menciptakan pendidikan agama menyenangkan.
“Buku cerita atau sketsa kehidupan keagamaan menjadi media efektif untuk menanamkan nilai-nilai luhur, baik nilai mordal maupun nilai agama ke hati pembacanya untuk kemudian menjadi acuan dalam bersikap dan berperilaku, baik secara pribadi maupun sebagai anggota masyarakat,” kata Menag.
Di sisi lain, ia mengakui pendidikan agama yang berlangsung saat ini cenderung mengedepankan aspek kognisi (pemikiran) daripada aspek afeksi (rasa), dan psikomotorik (tingkah laku).
“Kejujuran, kesetiakawanan, lapang dada, dan toleransi adalah nilai dan sikap yang seharusnya dihasilkan oleh pendidikan agama. Namun saat ini pendidikan agama terlalu berat muatannya pada kesalehan ritual (individu) dan belum menyentuh kepada kesalehan social (akhlak) antarsesama,” ungkap Menag.
Akibatnya, sambung mantan Menteri Sekretaris Kabinet, berbagai perilaku menyimpang yang dilakukan para pelajar masih sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Mengkonsumsi narkoba dan tidak disiplin, misalnya.
“Sesungguhnya kenyataan ini harus direspon semua pihak secara serius sesuai dengan kapasitas dan kemapuannya masing-masing. Sehingga seluruh masyarakat terlibat secara aktif menanamkan nilai-nilai agama kepada peserta didik. Dengan demikian, tujuan pendidikan agama dan pendidikan nasional dapat terwujud,” tambahnya.
Dalam pandangan Menag, pendidikan nilai melalui komik dan sketsa keagamaan merupakan bagian tak terpisahkan dari proses agar peserta didik menyadari dan menginternalisasi nilai kebenaran, kebajikan, dan keindahan yang merupakan ajaran agama.
“Pendidikan nilai merupakan bagian untuk mendidik siswa agar mampu bersikap konsisten, sehingga mampu menangkal dampak negatif dari pembangunan. Pendidikan nilai akan berhasil jika dilakukan melalui pembiasaan,” jelas mantan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Arab Saudi dan Kesultanan Oman ini.
Sementara Ketua Litbang Agama dan Diklat Keagamaan Atho Mudzhar mengemukakan lomba komik dan sketsa keagamaan sudah berlangsung sejak 2001. Pada tahun 2004 ini tim berhasil menjaring 71 naskah dalam 125 paket sketsa. Sementara lomba komik mendapat 121 naskah yang terdiri 50 naskah untuk tingkat raudhatul atfal (RA/TK), MI/SD (31), Mts/SMP (13), dan MA/SMU (27).
“Dengan tambahan naskah tersebut, selain cerita fiksi 1001 naskah, Badan LitbanG Agama dan Diklat Keagaman sampai tahun 2004 telah mengoleksi 1080 naskah sketas dan 470 naskah komik. Hal ini berarti secara keseluruhan naskah yang berhasil dijaring dari tahun 2001-2004 mencapai 2551 buah,” papar Atho.
Dewan juri dalam perlombaaan ini diketuai penyair Abdul Hadi WM dan beranggotakan Titie Said, Upi Tuti Sundari, Yudi Pramuko, Imam Tolkhah, Fuaduddin TM, Djamaluddin, Qoqaid, Dasrizal, dan Umran Siregar dan Budi Hariyanto.(mkf)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
3
Pastikan Arah Kiblat Tepat Mengarah ke Ka'bah Sore ini
4
Khutbah Jumat: Sesuatu yang Berlebihan itu Tidak Baik, Termasuk Polusi Suara
5
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
6
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
Terkini
Lihat Semua