Warta

Demo Tolak RUU Militer

Kam, 17 April 2003 | 11:29 WIB

Jakarta, NU ONLINE.

Berbarengan dengan harlah PMII ke-43 pada hari ini, Kamis, 17 April 2003, beberapa pengurus komisariat PMII Se-Jakarta menggelar Aksi turun ke jalan dengan massa kurang lebih 200 orang dari berbagai kampus seperti Universitas Bung Karno, YAI (Yayasan Administrasi Indonesia), Guna Dharma, Attahiriah, ABA-ABI, BSI, Budi Luhur, dan UIN dengan isu "Tolak RUU militer”.

<>

Dimulai pada pukul 13.00 dari bundaran Hotel Indonesia mereka bergerak menuju Dephamkam, sebagai pusat dari kekuasaan militer dan menuju RRI untuk bisa menyuarakan tuntutan mereka melalui siaran radio. Setelah melalui negosiasi mereka mereka diberi waktu mengudara selama 10 menit untuk menyatakan tuntutan penolakan RUU TNI, RUU Intelejen, dan RUU Rahasia Negara.

Ketiga RUU itu merupakan upaya militer untuk mengembalikan kekuasaannya dengan cara yang legal. Pada hakekatnya RUU militer ini adalah pembenaran terhadap tindakan militer melalui panglima TNI untuk mengambil alih kekuasaan negara (pasal 19). Sejarah militer adalah sejarah yang penuh dengan penindasan terhadap rakyat. Berbagai penindasan terhadap rakyat melalui intimidasi, kekerasan, atau bahkan pembunuhan untuk kepentingan militer telah membuat rakyat sengsara.

Banyaknya pelanggaran yang dilakukan oleh pihak militer, yang menyebabkan rakyat menderita harus diselesaikan dengan mengadili para jenderal yang terlibat dalam pelanggaran HAM. Ini merupakan salah satu upaya penegakan hukum dengan tidak pilih kasih pada semua pihak.

Aksi demo ini dilakukan bertepatan dengan kongres PMII ke XIV yang dilakukan di Kutai Kartanegara yang membawa tema “Merangkai Republik yang terkoyak”. Para aktivis muda dari berbagai kampus di Jakarta yang tidak mengikuti hiruk-pikuknya kongres tetap bersemangat memperjuangkan kepentingan rakyat dengan melakukan demo yang pada intinya berisi empat hal, yaitu: Pertama, tolak RUU TNI, RUU Intelejen, dan RUU Rahasia Negara. Kedua Seret Jenderal pelanggar HAM ke pengadilan rakyat. Ketiga tolak peran Sospol TNI/PORLI. Keempat rebut kedaulatan rakyat.

Aksi ini berakhir pada pukul 14.30 setelah mereka melakukan orasi melalui radio di RRI Jalan Medan Merdeka dan setelah itu para peserta kembali ke kampus masing-masing.(AS)