Warta

Dai Serukan Pemuda Arab Nikahi Gadis Perawat

NU Online  ·  Selasa, 3 Juli 2007 | 15:49 WIB

Sana’a, NU Online
Salah satu profesi yang rentan membuat gadis-gadis Arab menjadi perawan tua di Arab Saudi adalah para pekerja medis, seperti perawat dan dokter.

Pemuda Arab biasanya menghindari untuk memperistri perempuan-perempuan yang berprofesi dokter dan juru rawat, karena mereka beranggapan pekerjaan perawat menuntut selalu siaga dan banyak bergaul dengan pria sesama profesi.

<>

Karena itu, seorang dai terkemuka negeri itu "turut campur" untuk menanggulangi "booming" perawan tua di kalangan para medis, dengan mendorong para pemuda setempat untuk memperistrikan mereka.

Sheikh Husein Al-Faridi menyerukan para orang tua untuk mendorong anak laki-laki mereka yang telah berusia nikah untuk mempersunting gadis-gadis setempat yang berprofesi dokter dan perawat.

"Sebagian besar pemuda menghindar untuk beristrikan seorang perawat atau yang berprofesi di bidang pelayanan kesehatan," ujar dai terkenal itu seperti dikutip harian Al-Watan, Saudi, akhir pekan lalu.

"Kami berharap agar para orang tua dapat mendorong anak laki-laki mereka untuk memperioritaskan gadis-gadis yang bekerja di sektor kesehatan agar jumlah perawan tua di kalangan ini tidak makin membengkak," kata dai yang juga Ketua Komisi Pernikahan dan Pembinaan Keluarga di kota Hael Saudi itu.

Menurut Al-Faridi, para pemuda seharusnya tidak terlalu berlebihan menilai kondisi kerja mereka. "Siapa tahu para gadis yang berprofesi perawat memiliki budi pekerti yang lebih mulia dari gadis lainnya."

Ia menyerukan para pemuda setempat untuk tidak menilai profesi, namun lebih melihat dari akhlak, pendidikan dan kemampuan untuk menjadi calon pendamping yang baik.

Masalah banyaknya gadis usia nikah yang menjadi perawan tua adalah masalah sosial yang rumit di negeri petrodolar itu yang belum bisa diatasi secara menyeluruh, karena berbagai faktor diantaranya mas kawin dan biaya perhelatan yang tergolong tinggi.

Angka perawan tua di negeri yang berpenduduk sekitar 23 juta jiwa itu sesuai data terakhir yang dikutip laman www.arabiya.net sekitar 1,5 juta orang. Angka itu bisa membengkak menjadi 4 juta orang dalam lima tahun mendatang bila tidak diatasi dengan segera. (ant/sir)