Warta

Bom Bunuh Diri Guncang Sebuah Pusat Perbelanjaan Israel

NU Online  ·  Senin, 19 Mei 2003 | 23:23 WIB

Jakarta, NU.Online
Sebuah bom bunuh diri telah menewaskan tiga orang di sebuah pusat perbelanjaan di kota Afula, Israel Utara. Avi Zohar dari Bala Bantuan Darurat Israel mengatakan seperti dilaporkan BBC kalau pembom ikut tewas dalam ledakan itu.

Seorang petugas keamanan perempuan ikut tewas dalam aksi tersebut, demikian laporan sebuah radio Israel. Menurut Zohar, 18 orang terluka, enam diantaranya serius, di mal Haamakim, yang merupakan sebuah serangan bom bunuh diri kedua terhadap Israel dalam satu hari.

<>

Serangan bom itu merupakan yang kelima dalam dua hari belakangan. Serangan itu terjadi sehari setelah tujuh penumpang tewas dalam serangan bom bunuh diri di atas sebuah bis di Yerusalem.(Baca: Lagi, Bom Dahsyat Guncang Jerusallem)

Israel menutup perbatasannya di Tepi Barat dan Jalur Gaza menyusul adanya serangan itu.

Dihentikan penjaga

Wartawan BBC Jeremy Cooke di Yerusalem mengatakan pembom itu meledakkan bomnya di pintu masuk mal ketika dihentikan oleh seorang penjaga keamanan.

Seorang saksi mata mengatakan kepada radio Israel: ''Ada sebuah ledakan besar di pintu masuk.'' ungkapnya

''Beberapa yang terluka segera dibawa ambulan dan ada beberapa yang mati.'' Gambar televisi menunjukkan korban berdarah yang digeletakkan di trotoar di luar mall.

Afula yang terletak di dekat perbatasan dengan Tepi Barat, berulangkali menjadi sasaran pemboman semacam ini di masa lalu.

Wartawan BBC, Rachel Ellison, yang mengunjungi Afula, mengatakan kalau orang Islam, Yahudi dan Kristen, sebelumnya hidup berdampingan dengan damai.

Tetapi sekarang ketegangan begitu tinggi, membuat orang enggan keluar dari rumah mereka.

Menurutnya dalam dua tahun terakhir Rumah Sakit Ha'Emeck di Afula telah menangani 700 korban pembom bunuh diri.

Serangan di Afula ini merupakan tekanan terbaru yang mengancam gagalnya peta jalan damai rancangan Amerika.

Berbicara setelah serangan terjadi, Presiden Bush mengatakan serangan itu merupakan perbuatan ''orang sakit'' dan berjanji kalau peta jalan damai masih bisa diupayakan.(BBC/Cih)
Â