Warta

Birma Bisa Digusur Dari ASEAN

NU Online  ·  Senin, 21 Juli 2003 | 22:10 WIB

Jakarta, NU.Online
Perdana menteri Malaysia mengatakan, Birma bisa diusir dari keanggotaannya di ASEAN, jika pemerintah negara itu tetap menganggap sepi seruan untuk membebaskan pemimpin oposisi Aung San Suu Kyi dari tahanan.

"Kami telah memberitahu mereka, bahwa kami sangat kecewa dengan perkembangan keadaan, dan kami berharap Aung San Suu Kyi akan dibebaskan secepat mungkin," kata Dr Mahathir.

Mahathir menambahkan, Birma akhirnya bisa digusur dari ASEAN, kendati dia menekankan langkah itu akan ditempuh, sebagai upaya terakhir. Adalah Dr Mahathir yang mempelopori upaya untuk memasukkan Birma ke dalam ASEAN tahun 1997.

<>

Pemimpin Malaysia itu berharap, hubungan perdagangan dan politik akan membawa perubahan di Birma, kata wartawan BBC Jonathan Kent di Kuala Lumpur.  Suu Kyi dan sejumlah tokoh lain Liga Nasional bagi Demokrasi, NLD, telah ditahan oleh pemerintah Birma sejak akhir Mei lalu.

Mempermalukan

Dr Mahathir mengatakan, bangsa-bangsa ASEAN terpaksa mengecam Birma, karena pemimpin negara itu menimbulkan masalah, dan mempermalukan para tetangganya.

Menurut Mahathir, penahanan atas Aung San Suu Kyi merusak kredibilitas ke-10 anggota ASEAN, dan bisa menyebabkan Birma dikeluarkan dari kelompok tersebut. "Kami akan mengkaji setiap cara, sebelum mengambil langkah drastis itu," ujar Mahathir kepada kantor berita Prancis, AFP. 

"Pada akhirnya, mungkin itu cara yang harus ditempuh. Saya tidak katakan itu tidak mungkin, namun tentu belum bisa ditempuh saat ini."  Sebelumnya, BBC telah mendapatkan bukti saksi mata pertama, bahwa militer Birma menggerakkan dan mengatur penyerangan bulan Mei terhadap konvoi Aung San Suu Kyi.

Pemerintah militer Birma mengatakan terpaksa bertindak, sebab Liga Nasional bagi Demokrasi pimpinan Aung San Suu Kyi merencanakan pemberontakan bersenjata. Namun, para pengkritik menepis tuduhan tersebut. Penyerangan dan, penahanan terhadap Aung San Suu Kyi memicu kemarahan internasional, dan Kongres Amerika baru saja menjatuhkan sanksi terhadap ekspor Birma.

'Eropa suka perang'

Dalam wawancara yang mencakup banyak masalah, Mahathir mengulangi pernyataannya bahwa bangsa-bangsa Eropa pada dasarnya rakus dan suka berperang. Namun, dia menggambarkan Presiden Prancis Jacques Chirac, yang mengunjungi Malaysia hari Selasa , sebagai tokoh "waras dan normal", dan menambahkan, Chirac adalah perkecualian.

Untuk mendukung argumentasinya, dia menyebut berbagai perang Barat, dan perilaku para pendatang kulit putih di Amerika Utara, dan Australia, yang menurut Mahathir melakukan tindak genosida terhadap warga asli kedua benua. (BBC/AFP/Cih)