Warta

BIN Bangun Sekolah Intelijen

NU Online  ·  Rabu, 9 Juli 2003 | 05:23 WIB

Jakarta, NU.Online
Indonesia diharapkan akan menjadi pusat
pengembangan inteligen sebagai satu disiplin ilmu dengan dibangunnya sekolah inteligen internasional di Batam.

"Dari Indonesia ini, diharapkan inteligen menjadi satu disiplin ilmu," kata Kepala Badan Inteligen Negara (BIN) HM. Hendro Priono di Batam, Rabu, menjelang acara pemancangan tiang pertama pembangunan sekolah inteligen internasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri di Kecamatan Nongsa, Batam.

<>

Hendro mengatakan, hubungan yang kuat antar komunitas inteligen di dunia sangat dibutuhkan untuk mengkaji dan mengembangkan inteligen bagi kepentingan kemanusiaan. Oleh sebab itu kehadiran
inteligen sebagai satu disiplin baru sangat diperlukan.

Selain di Batam, BIN juga mendirikan Institut Inteligen Negara di Sentul, Bogor. Pembangunan kedua sekolah tersebut diharapkan rampung dalam sepuluh bulan, sehingga proses belajar secara penuh dapat dimulai tahun 2004.

Untuk kurikulum pendidikan BIN bekerjasama dengan Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Di Batam, materi pelajaran disampaikan dalam bahasa Inggris karena merupakan sekolah internasional.  Institut Inteligen Negara merupakan program S-1, sementara untuk Batam merupakan program S-2.

Sementara itu di areal pembangunan di Nongsa sejumlah pejabat negara dan duta-duta besar hadir dalam acara pemancangan tiang pertama itu.

Pengamat Hukum Internasional asal  Sumatera Utara (Sumut), Prof Chainur Arrasyid,SH, berpendapat
pemerintah Indonesia perlu mewaspadai sejumlah negara ASEAN  mengikuti pendidikan Sekolah  Internasional  Intelijen  (Internasional  School Intelijen) di Batu Besar, Batam.

"Orang asing tersebut jangan sampai kesempatan pula untuk  mengetahui mengenai situasi intelijen dalam negeri," kata Prof  Chainur seperti dikutip  ANTARA di Medan, Rabu. Hal tersebut dikemukakannya menanggapi rencana Presiden  Megawati Soekarnoputri akan meresmikan pada hari ini (Rabu,9/7)  Sekolah Intelijen Internasional yang setara dengan Strata (S1)  di Batu Besar, Batam Riau. 

Menurut Prof Chainur yang juga Guru Besar Fakultas Hukum  USU Medan,jika negara ASEAN tersebut hanya sekedar menimba ilmu  di negeri ini tak menjadi masalah dan hal itu wajar-wajar saja.

Dikatakannya, kehadiran negara ASEAN tersebut belajar di  Indonesia, membuktikan negara-negara  di dunia mempercayai negara  kita dan hal yang seperti harus dapat dipertahankan.

"Negara ASEAN tersebut masih memandang dan  memperhitungkan  Indonesia," katanya. Apalagi pusat pendidikan  Intelijen yang bertaraf Internasional
itu, langsung diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri.

Ketika ditanya mengenai dibukanya pendidikan Intelijen
tersebut, Prof Chainur mengatakan, "Diduga ada kaitannya dengan  kerja sama negara-negara ASEAN dalam membrantas  kegiatan terorisme. Disebutkannya, pembrantasan kejahatan teroris yang sangat  membahayakan bangsa dan negara itu, perlu didukung oleh segenap  rakyat Indonesia.

"Terorisme bukan hanya musuh bangsa Indonesia melainkan juga negara-negara di dunia," kata Prof Chainur yang juga mantan  Ketua Kopertis Wilayah I Aceh dan Sumut. (Atr/Cih)