Jakarta, NU.Online
Indonesia diharapkan akan menjadi pusat
pengembangan inteligen sebagai satu disiplin ilmu dengan dibangunnya sekolah inteligen internasional di Batam.
"Dari Indonesia ini, diharapkan inteligen menjadi satu disiplin ilmu," kata Kepala Badan Inteligen Negara (BIN) HM. Hendro Priono di Batam, Rabu, menjelang acara pemancangan tiang pertama pembangunan sekolah inteligen internasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri di Kecamatan Nongsa, Batam.
<>Hendro mengatakan, hubungan yang kuat antar komunitas inteligen di dunia sangat dibutuhkan untuk mengkaji dan mengembangkan inteligen bagi kepentingan kemanusiaan. Oleh sebab itu kehadiran
inteligen sebagai satu disiplin baru sangat diperlukan.
Selain di Batam, BIN juga mendirikan Institut Inteligen Negara di Sentul, Bogor. Pembangunan kedua sekolah tersebut diharapkan rampung dalam sepuluh bulan, sehingga proses belajar secara penuh dapat dimulai tahun 2004.
Untuk kurikulum pendidikan BIN bekerjasama dengan Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Di Batam, materi pelajaran disampaikan dalam bahasa Inggris karena merupakan sekolah internasional. Institut Inteligen Negara merupakan program S-1, sementara untuk Batam merupakan program S-2.
Sementara itu di areal pembangunan di Nongsa sejumlah pejabat negara dan duta-duta besar hadir dalam acara pemancangan tiang pertama itu.
Pengamat Hukum Internasional asal Sumatera Utara (Sumut), Prof Chainur Arrasyid,SH, berpendapat
pemerintah Indonesia perlu mewaspadai sejumlah negara ASEAN mengikuti pendidikan Sekolah Internasional Intelijen (Internasional School Intelijen) di Batu Besar, Batam.
"Orang asing tersebut jangan sampai kesempatan pula untuk mengetahui mengenai situasi intelijen dalam negeri," kata Prof Chainur seperti dikutip  ANTARA di Medan, Rabu. Hal tersebut dikemukakannya menanggapi rencana Presiden Megawati Soekarnoputri akan meresmikan pada hari ini (Rabu,9/7) Sekolah Intelijen Internasional yang setara dengan Strata (S1) di Batu Besar, Batam Riau.Â
Menurut Prof Chainur yang juga Guru Besar Fakultas Hukum USU Medan,jika negara ASEAN tersebut hanya sekedar menimba ilmu di negeri ini tak menjadi masalah dan hal itu wajar-wajar saja.
Dikatakannya, kehadiran negara ASEAN tersebut belajar di Indonesia, membuktikan negara-negara di dunia mempercayai negara kita dan hal yang seperti harus dapat dipertahankan.
"Negara ASEAN tersebut masih memandang dan memperhitungkan Indonesia," katanya. Apalagi pusat pendidikan Intelijen yang bertaraf Internasional
itu, langsung diresmikan oleh Presiden Megawati Soekarnoputri.
Ketika ditanya mengenai dibukanya pendidikan Intelijen
tersebut, Prof Chainur mengatakan, "Diduga ada kaitannya dengan kerja sama negara-negara ASEAN dalam membrantas kegiatan terorisme. Disebutkannya, pembrantasan kejahatan teroris yang sangat membahayakan bangsa dan negara itu, perlu didukung oleh segenap rakyat Indonesia.
"Terorisme bukan hanya musuh bangsa Indonesia melainkan juga negara-negara di dunia," kata Prof Chainur yang juga mantan Ketua Kopertis Wilayah I Aceh dan Sumut. (Atr/Cih)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
2
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
3
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
4
Gus Yahya Cerita Pengkritik Tajam, tapi Dukung Gus Dur Jadi Ketum PBNU Lagi
5
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
6
Ketua PBNU: Bayar Pajak Bernilai Ibadah, Tapi Korupsi Bikin Rakyat Sakit Hati
Terkini
Lihat Semua