Warta

Besok, Lanud Iswahyudi Jadi Pelabuhan Sukhoi

NU Online  Ā·  Senin, 25 Agustus 2003 | 10:23 WIB

Jakarta, NU.Online
Kasus pembelian pesawat tempur Sukhoi dari Rusia yang pembayarannya dilakukan secara imbal beli yang masih bermasalah di Panitia Kerja (Panja) Sukhoi di DPR, tak menghalangi kedatangannya di Indonesia. Dipastikan besok dua pesawat jenis SU-30 tiba di tanah air. Kedua pesawat tersebut akan langsung ditempatkan di Lanud Iswahyudi, Madiun.

Kepastian kedatangan dua pesawat Sukhoi 30 dari Rusia itu disampaikan Kadispen TNI-AU Marsekal Pertama Sagom Tamboen. "Dua pesawat Sukhoi 30 langsung ke Iswahyudi dan diperkirakan akan tiba pukul 7 pagi," kata Sagom kepada koran ini kemarin.

<>

Kedatangan dua pesawat canggih tersebut akan disambut Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto dan KSAU Marsekal Chappy Hakim.

Hari ini, pukul 12.00 waktu setempat (pukul 15.00 WIB), pesawat kargo yang membawa Sukhoi itu meninggalkan Rusia. Dalam waktu 15 jam, pesawat tersebut akan sampai di Indonesia. Diperkirakan, pesawat itu mendarat di Madiun pada Selasa pagi.

Sementara itu, dua pesawat Sukhoi (SU-27) dan 2 helikopter tempur MI-35, menurut Sagom, akan datang menyusul dalam waktu dekat. Pihak TNI-AU belum menerima jadwal kedatangan pesawat berikutnya.

Dijelaskan Sagom, kedua pesawat Sukhoi 30 itu akan diangkut pesawat kargo Rusia jenis Antonof. Keduanya akan dibawa dalam bentuk yang belum terangkai. "Nantinya, pihak teknisi Rusia yang langsung merangkai di Iswahyudi," jelas marsekal bintang satu itu.

TNI-AU sudah menyiapkan enam pilot khusus untuk menerbangkan pesawat Sukhoi tersebut. Bukan hanya itu, 18 teknisi khusus pesawat Sukhoi juga sudah disiapkan. Calon awak dan teknisi pesawat yang dikenal mampu menandingi F-16 Amerika Serikat tersebut telah mendapatkan pendidikan tentang pesawat tempur jenis Sukhoi di Rusia. Pilot dan teknisi itu sudah lama berada di Rusia, persisnya setelah pemerintah menyatakan kepastian membeli Sukhoi.

Sukhoi dan helikopter MI-36 itu dibeli dengan sistem counter trade atau imbal dagang senilai Rp 1,7 triliun. Imbal dagang dengan Rusia tersebut bakal meliputi 30 jenis komoditas ekspor dari Indonesia seperti CPO, teh, dan produk tekstil.

Bagaimana dengan peringatan dari anggota DPR bahwa counter trade tersebut menyalahi prosedur? Pihak TNI-AU enggan berkomentar. Urusan TNI-AU hanya menerima perlengkapan yang dibelikan oleh pemerintah.

"Kita bukan cuek dengan DPR. Tapi, kita sebagai aparat negara siap menerima peralatan yang diberikan kepada kita. Mengenai caranya, itu kan yang melakukan pemerintah," papar Sagom. Begitu juga mengenai pembayaran, TNI-AU mengaku tidak tahu-menahu. TNI-AU hanya bertugas merawat pesawat.


Reaksi Terakhir dari Panja Sukhoi

Sementara itu, kabar bahwa Dirut Perum Bulog Widjanarko Puspoyo sudah membayar cicilan pertama USD 15 juta dalam bentuk palm oil dan 10 ribu metrik ton CPO (crude palm oil) untuk Sukhoi itu diprotes Panja Sokhoi DPR -panitia kerja yang kini meneliti apakah ada kesalahan prosedur di balik pembelian Sukhoi.

Sikap ini ditunjukkan Ahmad Effendy Choirie. Pelaksana harian Panja Sukhoi ini kembali menyatakan bahwa sikap pantang mundur pemerintah merupakan bentuk arogansi.

"Ini pelecehan terhadap DPR dan menunjukkan pemerintah yang ndableg ," kata anggota Fraksi PKB ini. Bukankah Widjanarko beralasan pembayaran cicilan itu dilakukan karena sudah terikat perjanjian dengan Rusia? "Tak bisa begitu. Urusan bilateral tak bisa dijadikan tameng dalam urusan pembelian ini. Kami yakin, sebagai bangsa yang sama-sama besar, Rusia pasti bisa menunggu sikap parlemen Indonesia," katanya bersemangat.

Bagi Choirie, yang harus dilakukan pemerintah adalah menunggu solusi yang akan ditelurkan Panja Sukhoi, baru menentukan langkah. Ditegaskannya kembali, pihaknya akan memanggil pemerintah untuk menjelaskan langkah-langkahnya tersebut.

Choirie juga mengatakan tak ada anggota Komisi I DPR RI yang ikut dalam kunjungan Widjanarko ke Negeri Beruang Merah itu. "Kalau tersiar kabar ada anggota DPR yang ikut pergi ke Rusia, itu bukan anggota Komisi I," ujarnya.

Mengenai keterkaitan dengan Rusia anggota panja yang lain Samuel Kotto mengatakan, datangnya pesawat Sukhoi nanti tidak ada hubungannya dengan Rusia. "Rusia di sini sebagai pedagang, maka setelah terjadi transaksi pembayaran ya selesai. Yang tinggal adalah masalah internal kita, sebab kasus ini harus diselesaikan," demikian Samuel Kotto.

Sementara itu anggota DPR dari Komisi I Happy Bone Zulkarnaen mengaku kecewa dengan sikap pemerintah tersebut. Langkah yang akan diambli selanjutnya DPR hanya akan merekomenda