Warta

Bersama Lajnah Falakiyah, Santri Tasikmalaya 'Jelajah' Jagat Raya

NU Online  ·  Sabtu, 13 Februari 2010 | 06:18 WIB

Jakarta, NU Online
Sekitar 240 santri Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tasik Malaya, Jawa Barat, diajak menjelajah jagat oleh Lajnah Falakiyah PBNU saat mereka bersilaturrahim ke kantor PBNU, Jl Kramat Raya Jakarta Pusat, Sabtu (13/2).

Tentunya bukan penjelajahan dalam arti yang sebenarnya, tapi apa yang dipaparkan dan ditampilkan oleh Lajnah Falakiyah melalui layar full screen itu seakan-akan membawa seluruh santri menjelajah jagat raya. Pertama-tama, santri berada di pesantren mereka di Tasik, lalu terbang keluar pulau Jawa, lebih jauh ke atas bumi sampai keluar Tata Surya, dan kini mereka berada diantara galaksi-galaksi di ruang angkasa yang tak terhingga.<>

Betapa bumi menjadi sangat-jangat kecil dibandingkan dengan kebesaran alam semesta. Betapa manusia menjadi sangat tidak berdaya dibanding kekuasaan Allah SWT.

Hendro Setyanto, salah seorang pengurus Lajnah Falakiyah PBNU yang bertugas menerbangkan para santri berkeliling jagat itu mengatakan, Nabi Muhammad SAW juga sempat diajak menjelajahi jagat dalam perirtiwa Mi’raj.

”Setelah nabi kehilangan istri dan pamannya, juga saat ekonomi rakyatnya sedang krisis, Nabi dimi’rajkan oleh Allah. Nabi diperlihatkan betapa dunia ini sangat kecil apalagi sekedar kesediahan yang dialami oleh seorang manusia di dunia,” katanya menjawab pertanyaan seorang santri terkait peristiwa Isra’ Mi’raj.

Santri lainnya menanyakan soal Bulan. Kenapa hampir semua agama menggunakan Bulan sebagai penanda dalam menjalankan ibadah. Hendro yang juga mantan peneliti Bosca itu mengatakan, bulan memang paling mudah untuk diamati manusia dari bumi dan rutinitas peredarannya jika dilihat dari bumi bisa menjadi penanda waktu dan musim.

Dalam penjelajahan itu, ditunjukkan juga rotasi bumi yang mengalihkan posisi satu bagian di Bumi dari Matahari dan menyebabkan perubahan waktu sekira 24 jam, dan dalam 24 jam itu ada 5 waktu bagi umat Islam untuk menjalankan shalat wajib. Dalam penjelajahan itu sebelum kembali ke pesantren, para santri sekilas diajak melihat posisi Ka’bah, salah satu bagian di bumi yang menjadi kiblat umat Islam.

Menurut Sekjen Lajnah Falakiyah PBNU Nahari Muslih, dalam waktu dekat Lajnah Falakiyah akan meluncurkan mobil astronomi yang diberi nama 'NUMO'. Mobil ini direncanakan akan berkeliling dari satu pesantren ke pesantren yang lain untuk lebih mengenalkan santri dengan dunia astronomi.

Sementara itu rombongan empat bis dari pesantren Bahrul Ulum itu dipimpin oleh KH Cecep Ridlwan Bustomui dan KH Ahmad Munawwar. Sebelum besilaturrahim ke PBNU, mereka juga sempat mengunjungi Planetarium Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta.

Menurut Kiai Cecep, selain bersilaturrahim untuk menambah pengetahuan di bidang astronomi, para santri sebelumnya sempat diajak berziarah ke makam para ulama untuk menempuh penjelajahan rohani dengan memanjatkan doa dan bertawassul. Sebelumnmya para santri telah mengunjungi makam Syekh Cholil di Bangkalan dan Gus Dur di Jombang. (nam)