Warta

Beberapa Masalah Keagamaan Kontemporer akan Dibahas dalam Rakernas LBM

Sabtu, 1 September 2007 | 12:14 WIB

Jakarta, NU Online
Beberapa masalah keagamaan kontemporer (masail diniyah waqi’yyah) yang berkembang di masyarakat akan dibahas dalam rangkaian acara Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Lembaga Bahtsul Masa’il Nahdlatul Ulama (LBM-NU) di Jakarta, 5-7 September 2007 mendatang.

Masalah penting yang akan dibahas dalam Komisi Bahtsul Masail Diniyah Waqi’yyah antara lain seputar multilevel marketing (MLM), visualisasi penulisan ayat suci Al-Qur’an, suami-isti yang tinggal serumah setelah terjadi talak, tenaga kerja Indonesia (TKI) illegal, dan aborsi yang dilakukan akibat korban perkosaan. ;

Rakernas akan diadakan di Gedung Dewantoro, Taman Wiladatika Cibubur, Jakarta, dan dibuka langsung oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi, dihadiri oleh delegasi dari pengurus wilayah dan cabang LBM serta beberapa pesantren di Indonesia.

Masalah lain yang dibahas adalah seputar anak yang dipekerjakan di bawah umur, khitan bagi wanita, hak suami-istri berdasarkan kitab Uqudul Lujain, dan tentang penggunaan emas putih sebagai perhiasan. Empat masalah terakhir akan dibahas dalam komisi sendiri yakni Bahtsul Masail Diniyah Maudluiyayh atau soal-soal keagamaan yang lebih bersifat tematik.

Ketua Rakernas LBM-NU HM Kholil Nafis mengatakan, beberapa masalah yang diajukan memang sudah pernah dibahas sebelumnya, namun dianggap penting untuk dibahas dan ditegaskan kembali status hukumnya. Selain memang telah terjadi perkembangan atau inovasi pada beberapa masalah sehingga harus diadakan pengkajian ulang.

Pembahasan penting dalam Rakernas adalah mengenai hukum positif di Indonesia yang akan oleh komisi khusus yakni Bahtsul Masail Diniyah Qununiyah. Tiga masalah penting yang akan dibahas adalah rencana amandemen ke-5 Undang Undang Dasar 1945, Undang Undang anti korupsi, dan soal bantuan likuiditas Bank Indonesia (BLBI).

Ketua Pengurus Pusat LBM KH Zakky Anwar menambahkan, tema khilafah Islamiyah yang dimunculkan akembali akhir-akhir ini tidak akan disinggung sedikit pun dalam Rakernas. “Soal hubungan antara Islam, Pancasila, dan NKRI itu sudah final dan tidak perlu dibahas lagi,” katanya.(nam)