Warta

Banyuwangi Siaga Kasus Ninja Jilid II

NU Online  ·  Selasa, 2 Desember 2003 | 03:32 WIB

Jakarta, NU Online
Dari Banyuwangi, DPC PKB setempat juga mengantisipasi kemungkinan kasus Ninja muncul kembali. Hal itu karena dianggap kasus Lumajang merupakan awal dari gejala sosial yang terjadi seperti masa lalu saat kasus santet merebak di Banyuwangi.

Sekretaris DPC PKB Banyuwangi, Wahyudi SE, didampingi salah seorang Wakil Ketua, Muhdlor Atim BA dan Komandan Satgas PKB Banyuwangi H Noglong, Senin (1/12) kemarin, di kantornya, menjelaskan, kasus yang menimpa KH Asmuni jelas-jelas bernuansa politis. Sebab dalam kasus yang dinyatakan kriminal murni sebagai perampokan itu ternyata tidak ada satupun barang milik KH Asmuni yang hilang.

<>

“Nah melihat gerakan-gerakan semacam ini saya kira pemerintah, dalam hal ini aparat kepolisian, bisa berbuat semaksimal mungkin untuk menangani, termasuk di Kab. Banyuwangi, agar gerakan seperti itu tak muncul. Kami tidak ingin warga Banyuwangi, khususnya pengurus PKB dan warga NU, didholimi lagi, dalam posisi sebagaimana tahun 1999 yang lalu (kasus santet, Red.),” tuturnya.

Sebab, menurut Wahyudi, dalam kasus tersebut jelas muncul indikasi adanya upaya menghancurkan PKB maupun NU. “Ini sangat tampak dan sangat kentara. Maka saya mengimbau kepada seluruh jajaran pengurus partai mulai dari ranting sampai cabang untuk mengantisipasi dan waspada terhadap provokasi itu,” katanya.

Menurutnya, provokasi semacam itu bersifat sangat halus. Hal itu terbukti dari kasus santet beberapa tahun lalu di Banyuwangi yang dinyatakan korban adalah para dukun santet. Namun kenyataan di lapangan, ada beberapa korban yang diketahui bahwa benar-benar bukan dukun santet.

Dikatakan, selama ini di Banyuwangi juga ada indikasi gerakan-gerakan pemecahbelahan semacam gerakan pembunuhan dukun santet beberapa tahun lalu. Namun indikasi tersebut masih belum terlihat secara jelas. Untuk menghindari kejadian serupa, sejak dini pihak DPC PKB mengharap kepada seluruh anggota dan jajaran pengurus PKB maupun NU untuk selalu waspada. “Kami secara struktural tidak ingin warga PKB maupun NU didholimi kembali seperti saat kasus santet di Banyuwangi beberapa tahun lalu,” harapnya. (ur, lk)