Warta

Bantuan Kesehatan Untuk Atasi Kekeringan

NU Online  Ā·  Jumat, 22 Agustus 2003 | 22:06 WIB

Jakarta, NU.Online
Departemen Kesehatan akan menyalurkan dana sebesar 150 milyar rupiah, sebagai bantuan kepada masyarakat yang tertimpa bencana kekeringan. Bantuan akan segera disalurkan melalui sejumlah program kesehatan.

Staf Ahli Menteri Kesehatan Muharso, ketika mencanangkan salah satu desa sehat 2003 didaerah Cisalak, Bogor, Jumat (22/08/03) pagi menjelaskan, Departemen Kesehatan sudah menyiapkan program untuk antisipasi kekeringan yang melanda disejumlah tempat di Pulau Jawa. Antara lain memberi penyuluhan kepada warga untuk lebih memperhatikan lingkungan sekitar agar tidak terserang penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan dan diare.

<>

Departemen Kesehatan juga akan menyalurkan dana sebesar 150 milyar rupiah, untuk membantu masyarakat yang tertimpa kekeringan. Saat ini Depkes masih menggodok jenis program bantuan tersebut.

Untuk mengetahui secara pasti, daerah-daerah yang tertimpa kekeringan, Depkes akan bekerjasama dengan Badan Meteologi dan Giofisika. Sehingga tim penyuluhan yang akan dikirim Depkes dengan mudah dapat mengetahui dimana daerah tersebut.

Shalat Istisqha

Sementara bahaya kekeringan tengah melanda, masyarakatĀ di kawasan lapangan sepak bola Perum TNI Angkatan Laut, Jl KRI Macan Tutul, Radio Dalam, tak kurang dari lima ratus umat Islam berkumpul untuk mengadakan sholat istisqha ( shalat minta hujan).

Shalat yang dilaksanakan di siang terik setelah sholat Jum'at itu dipimpin oleh Rektor Universitas Hamka, Komari Hidayat. Sambil menengadahkan tangan, jamaah yang terdiri atas laki-laki dan perempuan, mulai orang tua sampai anak-anak, itu beristigfar bersama memohon ampunan kepada Sang Pencipta.

Mereka sadar kekeringan yang melanda Jakarta dan hampir seluruh daerah di Indonesia adalah ulah umat manusia yang sering melanggar perintah-Nya. "Kami mohon ampunan-Mu, ya Allah. Segera turunkanlah air yang bermanfaat," ujar Komari dengan suara terisak menahan air mata. Jamaah wanita yang duduk di baris belakang tak kuasa menahan tangis. Terik sinar matahari tak mereka rasakan.

Setelah salat minta hujan, Komari yang didaulat sebagai imam memberikan ceramah sekaligus doa penutup. Di antara para jamaah, ada beberapa yang pingsan dan sakit karena tak kuat menahan sengatan sinar matahari siang itu. Tapi, yang menakjubkan, langit yang semula terang-benderang menjadi redup beberapa saat ketika doa minta hujan itu berkumandang dengan penuh khidmat. (cih)

Ā