Warta

Bahrain: Iran Penyeimbang di Timur Tengah

Kam, 8 Oktober 2009 | 21:13 WIB

Manama, NU Online
Di tengah upaya Amerika Serikat untuk menggalang tekanan terhadap Iran, Bahrain justru menyatakan bahwa Teheran bukanlah ancaman bagi stabilitas di Timur Tengah.

Stabilitas Iran akan memberikan jaminan perdamaian dan keamanan di kawasan. "Kebijakan 'Iranofobia' (yang kini dimotori AS dan negara-negara Eropa) tidak akan membawa Timur Tengah ke mana pun<>

"Berbeda dengan anggapan Barat, kami tidak melihat Iran sebagai sebuah elemen pengacau di kawasan," tegas Perdana Menteri Bahrain Sheikh Khalifa Bin Salman al-Khalifa Hossein Amir, seperti dikutip dari Press TV, Kamis (8/10).

Salman al-Khalifa merujuk pada rencana yang baru-baru ini diperkenalkan dalam Kongres AS, yang menyokong peningkatan sanksi ekonomi terhadap Iran jika pembicaraan nuklir gagal.

Selama berbulan-bulan, pejabat AS telah mengingatkan untuk mengekang industri dan sektor energi Iran. "Jika ingin mendapatkan perhatian mereka, kita harus melakukan sesuatu yang konkret: jatuhkan sanksi atas impor bensin Iran," cetus politisi Partai Republik AS Ted Poe.

Iran merupakan eksportir minyak terbesar keempat di dunia. Namun berdasarkan estimasi AS, negeri itu mengandalkan pada impor bensin untuk memenuhi 40 persen kebutuhan domestiknya.

Salman al-Khalifa, yang membuat pernyataan dalam pertemuan dengan Duta Besar Iran untuk Bahrain Hossein Amir-Abdollahian, menegaskan negerinya memandang hormat Iran dan kontribusinya bagi stabilitas kawasan.

Perdana Menteri Bahrain itu juga memuji kerja sama Iran dengan dunia internasional atas aktivitas pengayaan uraniumnya.

"Semua negara berhak menggunakan energi nuklir untuk tujuan damai," tegasnya, sembari menambahkan bahwa negara-negara Timur Tengah harus bangga atas serangkaian terobosan teknologi di Iran. (min)