Warta

Aset NU Kalsel Diklaim Fihak Lain

NU Online  ·  Senin, 7 Februari 2011 | 08:21 WIB

Banjarmasin, NU Online
Usia ke 86 bagi kepengurusan NU memang sudah cukup tua, namun organisasi masyarakat yang bersifat keagamaan ini masih dirasa “melarat dan miskin”.
Salah satu contoh selama silih berganti kepemimpinan, aset ruko atau bangunan yang ada di jalan Hasanudin HM yang kini diklaim bukan milik NU Kalsel.

Hal ini disampaikan saat acara Harlah NU ke 86 di Jl. Tanjung Pagar BanjarmasinSelatan 31/1/11. “NU bukan miskin, tetapi tidak memiliki aset sendiri, sementara aset yang ada diklaim oleh orang lain,” kata ketua Tanfidziyyah PWNU Kalsel HM Syarbani Haira, MSi.<>

Puncak Milad/Harlah ini bertempat di komplek Griya Indah lesatari Majelis Ta’lim yang dipimpin oleh Rais Syuryiah KH Supian. Ditambahkan pula oleh Syarbani Haira bahwa aset NU di KM 12 dan 5 hingga saat ini belum bisa dimanfaatkan.

“Kita berencana menyelenggarakan pendidikan tinggi minimal setingkat akademi dan rumah sakit untuk menjangkau warga terhadap akses pendidikan dan kesehatan,” imbuhnya.

Sebelumnya di tempat yang sama KH. Supian berpesan agar jangan sampai warga NU tidak tahu dengan NU. Kepada anak-anak muda sebagai generasi penerus diharapkan bisa melanjutkan apa yang telah menjadi concern jamaah NU selama ini.

Acara yang dihadiri sejumlah pejabat Kalsel ini diteruskan pada malam harinya di Amuntai, yang terpaksa pengunjung warga Nahdliyyin harus rela berbasah-basah di guyur hujan deras sepanjang hari itu.

Terkait dengan persoalan aset dan langkah-langkah konkrit dalam rencana penyelesaian penyelenggaraan pendidikan tinggi serta pendirian rumah sakit, dalam minggu pertama atau kedua bulan Januari ini segenap jajaran pengurus mengadakan silaturrahim kepada Gubernur Kalsel Rudy Arifin. Diharapkan dari silaturrahim ini nantinya didapat titik terang sebagai modal NU berkhidmah ke depan.

Gubernur yang juga warga NU ini selalu menyambut positif kegiatan-kegiatan NU serta siap membantu maksimal bagi Jam’iyyah. Segenap jajaran pengurus tinggal menyambut sinyal ini dengan program aktual yang bisa diimplementasikan di lapangan khidmah Nahdliyyin. (mad)