Warta

As Bantah Ancaman Bagi Perdamaian Dunia

NU Online  ·  Selasa, 4 November 2003 | 12:00 WIB

Jakarta, NU.Online
Amerika Serikat Senin (Selasa WIB) menolak bila dianggap sebagai ancaman bagi perdamaian dunia, berdasarkan jajak pendapat Uni Eropa (EU) dan mengatakan bangsa Eropa yang menyatakan AS dan Israel sebagai dua negara yang menjadi ancaman bagi perdamaian dunia, kelak akan mengubah pandangan itu pada saat melihat faktanya.

"Apa yang Amerika (AS) lakukan adalah semua didasari oleh keinginginan untuk menciptakan stabilitas, menyebarkan perdamaian dan kemerdekaan di dunia, dunia yang bersahabat dengan kawan-kawan dan sahabat," wakil juru bicara Departemen Luar negri AS Adam Ereli.

<>

Ereli ketika ditanyakan apa yang harus dilakukan negaranya untuk mengubah citranya. "Cara terbaik untuk menghadapi pandangan demikian adalah dengan memberikan fakta dan bukti serta menyuarakan kebijakan yang kami yakini dan membiarkan perbuatan berbicara untuk kami."

Hal itu juga berlaku untuk perang Irak, alasan utama yang menjadi penyebab memburuknya citra AS. "Kita semua melihat dan membaca banyak tulisan yang memusatkan kepada situasi keamanan di Irak yang jelas menjadi prioritas utama dari segala program kami, yang meminta banyak energi.

"Namun pada saat yang bersamaan apabila anda kebetulan menjelajahi Irak tak akan ada habisnya berita -berita yang positif, berita-berita baik, mulai dari program bantuan Amerika seperti klinik pelayanan kesehatan, lembaga-lemaba pendidikan, rakyat Irak melakukan pemerintahan yang mengatur bangsanya sendiri mulai dari lembaga pemerintah tingkat daerah hingga ke pusat," tegasnya.

Menurut jajak pendapat yang dilakukan dikalangan komisi Eropa yang menjadi tolok ukur pandangan bangsa Eropa yang diambil melalui wawancara terhadap 500 orang responden dari setiap negara anggot EU, 59 persen diantaranya menjawab "ya" ketika  ditanya apakah Israel merupakan ancaman bagi perdamaian dunia.Sebanyak 53 persen mengatakan Amerika Serikat, Iran dan Korea Utara merupakan ancaman kedua terbesar bagi perdamaian dunia diikuti 52 persen bagi Irak, 50 persen Afghanistan dan 48 persen Pakistan. "Saya tidak mengeritik bangsa Eropa," kata Ereli.

"Apa yang ingin saya katakan adalah kami berharap fakta dapat berbicara lebih banyak pada saat kami ketengahkan masalah kami, maka kekuatan dan pengaruh dari semua hal yang nyata yang kami lakukan akan mengubah mereka yang mempunyai pandangan yang kurang baik tentang kami," katanya

Sementara itu harian Ha’aretz melaporkan penolakan, Mentri Luar Negri Israel Silvan Shalom terhadap hasil jajak pendapat Eropa yang mengatakan "Israel sebagai ancaman terbesar untuk perdamaian dunia" merupakan bukti sikap anti-semit Uni Eropa (UE).   

El Pais melaporkan Israel dinyatakan sebagai ancaman terbesar terhadap perdamaian dunia dengan prosentase 59 persen dari 7.515 warga Eropa yang  mengikuti survei. Israel menduduki tempat teratas yang disusul Korea Utara, Iran, Afghanistan dan Irak. Sedangkan Amerika Serikat menduduki tempat keenam dalam daftar tersebut.

Shalom mengatakan "Tak ada yang dapat menandingi gambaran buruk Israel dimata media Eropa walaupun dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Citra yang ada diluar sana (Eropa) tentu berdampak namun hal itu tak perlu membuat kita panik," kata Shalom seperti yang dikutip koran Ha’aretz.

Shalom juga menolak seruan Pusat Pengkajian Simon Wiesenthal untuk menolak keikut sertaann Uni Eropa dalam penyelesaian masalah Timur Tengah setelah adanya jajak pendapat itu. "Saya tak melihat hal tersebut seektrim itu, kita tak perlu mendramatisir seperti itu atau over reaktiv terhadap sebuah hasil jajak pendapat ," kata Shalom.(Afp/Ant/Ha'retz/Cih)***