Warta

Arab Saudi Dorong Kaum Perempuan Kerjakan Urusan Rumah Tangga

NU Online  ·  Senin, 25 Juni 2007 | 05:59 WIB

Riyadh, NU Online
Arab Saudi berencana mempekerjakan perempuan negeri itu sebagai pengurus rumah tangga setelah beberapa negara Asia menaikkan ketentuan upah minimum bagi pembantu yang dipekerjakan di negara Teluk tersebut, demikian laporan harian Arab Saudi, Ahad.

Arab Saudi, yang kaya dan pengeksport terbesar minyak dunia, mempekerjakan satu juta pembantu rumah tangga dari negara Asia dan Afrika dan pembantu bahkan telah menjadi norma bagi keluarga berpenghadilan rendah.

<>

Namun seringnya laporan mengenai aksi kekerasan telah membuat sebagian negara Asia memberlakukan pengawasan yang lebih ketat atas perempuan yang dipekerjakan di rumah oleh lembaga penerima tenaga kerja untuk bekerja di negara gurun tersebut.

Surat kabar Al-Hayat dengan mengutip keterangan pejabat setempat melaporkan kementerian urusan sosial dan tenaga kerja sedang berusaha menemukan "pengurus rumah tangga Arab Saudi" --ungkapan untuk menghindari istilah yang lazim dalam bahasa Arab "khadimah", atau pelayan--untuk membantu keluarga Arab Saudi yang memerlukan pembantu rumah tangga.

Mempekerjakan perempuannya sendiri untuk melakukan pekerjaan rumah tangga akan membawa perubahan besar bagi Arab Saudi, yang konservatif, tempat kebiasaan dan hukum agama yang ketat membatasi kebebasan perempuan untuk bekerja dan bahkan melarang mereka mengemudikan mobil.

Para pejabat Mesir telah membantah laporan bahwa Arab Saudi ingin mempekerjakan ribuan perempuan Mesir untuk bekerja sebagai pembantu.

Harian Al-Hayat melaporkan pemerintah di Riyadh sedang berusaha membujuk Indonesia agar memperlunak kenaikan gaji untuk mempekerjakan seorang perempuan Indonesia sebesar 500 riyal (133 dolar AS) menjadi 4.500 riyal.

Tindakan Indonesia disambut dengan kemarahan oleh media Arab Saudi, yagn menyatakan itu "adalah tindakan sepihak". (ant/san)