Brebes, NU Online
Memiliki anak sholeh atau sholeha menjadi dambaan seluruh orang tua. Karena dari anak yang sholeh dapat membahagiakan, baik di dunia maupun di akherat. Namun untuk melahirkan anak yang sholeh tidak segampang yang kita bayangkan.
Pengasuh Pesantren Assalafiyah Luwungragi KH Subekhan Makmun memberi resep, untuk mendapatkan anak sholeh harus dilalui dengan pencarian rejeki yang halal. “Asupan gizi dari rejeki yang halal akan mengantarkan anak-anak kita menjadi sholeh-sholeha,” tuturnya dalam bimbingan mental (bintal) di bagi pejabat eselon III dan II Kabupaten Brebes di Pendopo Brebes Jumat (16/3).
<>
Untuk itu asupan gizi sejak masih dikandungan juga akan membentuk watak dan kepribadian anak. Rejeki yang halal, harus diberikan sebelum anak kita lahir. Proses pendidikan untuk mencetak anak yang sholeh harus di jalani sejak dini.
Menjadi pemimpin atau pejabat, adalah kesempatan emas untuk mencetak anak-anak kita menjadi sholeh. Karena ada banyak rejeki yang bisa dishodaqohkan, dizakatkan, atau diinfaqkan.Harta yang dishodaqohkan, akan membawa keberkahan sedangkan harta hasil penipuan, tidak akan diberi keberkahan selamanya, termasuk tidak diberi anak yang sholeh, “Mumpung jadi pejabat, tanamlah kebaikan,” ajaknya.
Jangan sampai, lanjutnya, menjadi pejabat malah mendzolimi diri sendiri. Boleh jadi, jabatan itu adalah cobaan yang berupa kemuliaan. Maka berhati-hatilah dalam melaksanakan tugas, jangan gampang dibodohi atau membodohi.
“Ketika masih jadi anak sekolahan selalu cerdas dengan mendapat angka matematika 100 terus, tetapi ketika menjadi pejabat tidak bisa menghitung. Karena harga barang yang nilainya 1 juta di kuitansi menjadi 3 juta dan mau saja di tanda tangani. Ini berarti kembali bodoh,” sindir Kiai Subekhan yang disambut dengan tertawa hadirin.
Maka ketika kita menyekolahkan anak, lanjutnya, kita harus tanamkan niat untuk mencari ilmu. Bukan dengan niat untuk mendapatkan sesuatu yang ukurannya keduniaan. “Sangat disayangkan, kalau mencari ilmu nyatane bodone orang ilang, itu namanya tidak sholeh,” pungkasnya.
Sementara Ketua PCNU Brebes KH Athoillah MSi menyampaikan, kalau manusia itu pada hakekatnya hewan yang berakal. Manusia ditinggikan oleh Allah SWT karena memiliki akal dan pikiran. Namun akal manusia jangan sampai untuk ngakali orang.
Manusia bahkan lebih rakus dari hewan. Contohnya, Abunawas menjajakan beras, daging dan uang kedalam baskom maka ada dua hewan dan satu manusia yang datang. Hewan pertama bernama kucing, maka kucing itu hanya mengambil daging, sedangkan ayam mengambil beras. Namun ketika datang manusia, maka daging, beras dan uang diambil semua. “Saking rakusnya manusia, baskomnya pun diembatnya,” seloroh Athoillah.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Wasdiun
Terpopuler
1
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
2
Houthi Yaman Ancam Serang Kapal AS Jika Terlibat dalam Agresi Iran
3
Menlu Iran Peringatkan AS untuk Tanggung Jawab atas Konsekuensi dari Serangannya
4
Pengumuman Hasil Seleksi Wawancara Beasiswa PBNU ke Maroko 2025, Cek di Sini
5
Mudir 'Ali JATMAN: Tarekat adalah Warisan Asli Wali Songo
6
Trump Meradang Usai Israel-Iran Tak Gubris Seruan Gencatan Senjata
Terkini
Lihat Semua