KH Masdar Farid Mas'udi, Ketua PBNU melontarkan pentingnya upaya membuat konsep standarisasi amaliah nahdhiyah. Amaliah khas jamaah NU itu antara lain membaca talqin, qunut, manaqib, membaca puji-pujian sebelum salat, wiridan serta membaca usolli sebelum salat. Tanpa standarisasi rujukan dalam hukum Islam, tradisi amaliah itu bisa goyah akibat ''serangan'' pihak luar.
''Ini pekerjaan rumah kecil dan tidak remeh. Tapi, sangat penting bagi warga NU,'' kata Masdar Farid Mas'udi saat menjadi pembicara dalam seminar dan bahtsul masail di pesantren Al Aziziyah Desa Denanyar, Sabtu (27/2).<>
Kandidat Ketua Umum PBNU dalam Muktamar Maret mendatang ini mengakui, jika sejumlah pemimpin NU di tingkat bawah mengalami kegundahan menyikapi polemik dalam praktik beribadah di masyarakat. Sebab, saat ditanya umat tentang rujukan amaliah tersebut, kerap tidak bisa menjawab akurat. Yang sering terjadi, pemimpin NU menjawab bahwa dasar hukum amaliah itu karena tradisi yang diajarkan oleh guru-guru sebelumnya. Meski, sumber hukum yang diyakini adalah Alquran, Hadist, Ijma dan Qiyas.
''Kondisi labil ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut,'' tutur Masdar seperti dilansir harian radar mojokerto.
Masdar juga menyebut salah satu kelemahan NU dan umat Islam di dunia. Yakni, lemahnya pengorganisasian. Tiga kelompok yang dianggap Masdar memiliki manajemen organisasi cukup bagus antara lain Syiah, Khawarij dan Ahmadiyah. Sunni, kelompok dalam Islam yang paling tidak terorganisir. Padahal, tiga perempat penduduk muslim dunia berafiliasi ke sunni.
''NU adalah elemen dalam kelompok sunni yang pengorganisasiannya belum bagus. Diluar Indonesia, tidak ada kelompok sunni yang penganutnya sebesar NU.''
Akibat lemahnya pengorganisasian itu, jamiiyah NU kerap terombang-ambing. Termasuk dalam pengambilan keputusan di tingkat nasional. ''Yang jamaahnya besar seperti NU, kalah dengan kelompok kecil yang terorganisir.''
Bahtsul Masail kali ini membahas dua hal. Yakni, khitan bagi perempuan serta dam, denda bagi jamaah haji yang melanggar rukun haji. Materi khitan perempuan disampaikan oleh Prof Dr Hj Huzaemah T. Yanggo dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dr Hj Fatni Suyatni, Direktur Bina Kesehatan Depkes.
Selain dihadiri kiai Jombang, forum itu juga dihadiri KH Hanif Muslich dari Ponpes Futuhiyah Mranggen, Semarang; KH Mujib Imron dari Pasuruan; Asnawi Muhammadiyah dari Depag Pusat; Dirjen Pekapontren Depag, Choirul Fuad Yusuf serta Imam Haromain, Kakanwil Depag Jatim. (lal)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Tujuh Amalan yang Terus Mengalir Pahalanya
2
Khutbah Jumat: Lima Ibadah Sosial yang Dirindukan Surga
3
Khutbah Jumat: Menyambut Idul Adha dengan Iman dan Syukur
4
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
5
Khutbah Jumat: Jangan Bawa Tujuan Duniawi ke Tanah Suci
6
Khutbah Jumat: Merajut Kebersamaan dengan Semangat Gotong Royong
Terkini
Lihat Semua