Aliansi Masyarakat Sipil untuk Perlindungan TKI Minta Dukungan PBNU
NU Online · Rabu, 3 Agustus 2011 | 08:43 WIB
Jakarta, NU Online
Aliansi Masyarakat Sipil untuk Moratoirum TKI yang terdiri dari berbagai LSM melakukan kunjungan ke PBNU untuk meminta dukungan dilakukannya perlindungan TKI yang lebih baik.
Beberapa LSM yang tergabung dalam aliansi ini diantaranya Migran Care, Aalimat, Komnas Perempuan, Wahid Institute, Kontras dan lainnya. Mereka diterima oleh KH Said Aqil Siroj dan jajaran pengurus PBNU lainnya.
<>
KH Said Aqil Siroj dalam kesempatan tersebut mengemukakan dirinya merasa prihatin dengan nasib TKI dan TKW yang bekerja di Arab Saudi yang diperlakukan dengan biadab dan jahiliyah. Dari pengalamannya yang tinggal selama 13 tahun di Makkah untuk belajar disana, masyarakat Saudi memang dikenal sebagai masyarakat tertutup.
Berbagai kasus pembunuhan yang dilakukan oleh para TKI atau TKW tidak bisa terungkap dengan tuntas, apa penyebabnya mereka melakukan hal tersebut. Hal ini dikarenakan disana tidak ada LSM atau pengacara yang bisa membela dan melakukan investigasi dengan tuntas.
“Kalau orang asing yang membunuh, akan dihukum seberat-beratnya, kalau orang Saudi sendiri yang membunuh, akan dibela oleh sukunya,” katanya.
Ia menyarankan agar Aliansi ini melakukan kerjasama dengan Satgas yang dibentuk oleh pemerintah karena yang didengar dan diperhatikan oleh Saudi Arabia hanya fihak pemerintah saja.
“Sikap orang Saudi, salah atau benar, orang asing akan tetap dikalahkan, ulamanya saja begitu,” tandasnya.
Hadir pula dalam pertemuan tersebut Een Nuraini, putrid dari Ruyati, TKW asal Indonesia yang dipancung belakangan ini dan menjadi pembicaraan luas di Indonesia.
Â
Een dalam kesempatan tersebut menanyakan kemungkinan apakah janazah orang tuanya bisa dipulangkan ke Indonesia, atau minimal kuburannya bisa diketahui dan diziarahi.
Kiai Said menjelaskan dan meluruskan sejumlah informasi yang diterima Een bahwa tidak benar TKW yang dipancung jenazahnya langsung dibuang ke laut. Secara pribadi ia menyarankan agar jenazahnya diikhlaskan dikubur disana karena tanahnya lebih mulia.
“Ada hadist yang mengatakan, barangsiapa dikubur di Ma’la maka dosanya akan diampuni. Makanya disebut sebagai jannatul Ma’la,” paparnya.
Penulis: Mukafi Niam
Terpopuler
1
KH Miftachul Akhyar: Menjadi Khalifah di Bumi Harus Dimulai dari Pemahaman dan Keadilan
2
Amerika Bom 3 Situs Nuklir Iran, Ekskalasi Perang Semakin Meluas
3
Nota Diplomatik Arab Saudi Catat Sejumlah Kesalahan Penyelenggaraan Haji Indonesia, Ini Respons Dirjen PHU Kemenag
4
Houthi Yaman Ancam Serang Kapal AS Jika Terlibat dalam Agresi Iran
5
Menlu Iran Peringatkan AS untuk Tanggung Jawab atas Konsekuensi dari Serangannya
6
PBNU Desak Penghentian Perang Iran-Israel, Dukung Diplomasi dan Gencatan Senjata
Terkini
Lihat Semua