Ali Yasin : Persiapan Haji di Arab Saudi Terus Berjalan
NU Online · Jumat, 1 Oktober 2004 | 14:18 WIB
Jeddah, NU Online
Musim haji adalah penantian semua umat Islam dari seluruh belahan dunia yang hendak melaksanakan ibadah haji khususnya pada tahun 2005. Pihak Kerajaan Arab Saudi pun tak henti-hentinya melakukan segala macam bentuk persiapan terutama di kota suci Makkah dan Madinah serta di wilayah Arafah, Muzdalifah dan Mina.
Syeikh Ali Yasin Abdul Majid, Ketua Muassasah Asia Tenggara mengatakan, “persiapan haji oleh Kerajaan Arab Saudi dimulai sejak berakhirnya musim haji tahun lalu sampai kembali ketemu musim haji lagi, tidak putus-putusnya melakukan segala macam bentuk persiapan dan perbaikan kekurangan yang terjadi tahun sebelumnya. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan peningkatan pelayanan terhadap tamu-tamu Allah yang berasal dari belahan dunia.” Demikian saat diwancarai pada hari Selasa kemarin (28/09/2004) di Kantor Muassasah Asia Tenggara di Makkah.
<>Ali Yasin menambahkan bahwa “Muassasah kami melayani jamaah haji khusus dari Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Brunei Darussala, Thailand, Philipina, China, China Taipe, Jepang, Kamboja dan lainnya. Dari sekian negara tidak ada yang menandingi jumlahnya dari seluruh dunia yang datang ke Makkah, melainkan hanya jamaah haji Indonesia yaitu sebanyak 200 ribu lebih jamaah.”
Ali Yasin, dalam wawancara menggunakan bahasa Indonesia mengemukakan bahwa, Pihaknya, sejak dari awal sudah melakukan persiapan dari segala macam kekurangan tahun sebelumnya yang dikehendaki oleh para tamu-tamu Allah, pelayanan apa yang mereka inginkan, baik itu jamaah haji biasa ataupun Jamaah Haji Khusus (ONH Plus) sekalipun itu jamaah haji VIP semuanya akan diberikan pelayanan terbaik oleh Muassasah Asia Tenggara.
Khusus untuk jamaah haji Indonesia, selama ini Muassasah Asia Tenggara berulang kali melakukan pertemuan dengan Prof. DR. Muslim Nasution, Konsul Haji Indonesia dan melakukan koordinasi secara intensif terutama pada penyediaan pemondokan di Makkah, kesiapan wukuf di Arafah, pelaksanaan mabit di Muzdalifah dan Mina semuanya dipersiapakan sejak dari awal untuk memberikan pelayanan prima kepada dhuyufurrahman.
Syeikh Ali Yasin, berasal dari Garut Jawa Barat yang lahir di Saudi menjelaskan bahwa, “Kerajaan Arab Saudi akan tetap memberlakukan pengaturan jadwal pelontaran di Jamarat secara ketat pada musim haji mendatang. Semua Muassasah yang melayani bagian negara akan mengatur jadwal waktu melontar yang tepat dan akan menjelaskan kepada semua jamaah haji melalalui Ketua Maktab (Cabang Muassasah), kapan waktunya melontar, apakah Shubuh, Pagi, atau lepas Dhuhur. Itu nanti akan ditentukan sehingga dapat mengurangi kepadatan yang berjubel di lokasi pelontaran Jamarat.”
Terkadang jamaah haji sudah diberitahu bahwa waktu pelontaran ditentukan pada jam segini tetapi ada juga sebagian kecil jamaah haji, baik itu mereka sudah pernah berhaji ataupun dipandu oleh mereka membawa rombongan jamaah ke pelontaran saat pesatnya lokasi, karena beralasan mau cepet selesai berpakaian ihram (tahallul –red) sehingga mereka buru-buru pergi ke sana, maka saat seperti itulah terkadang menjadi penyebab adanya jamaah yang terjatuh, terinjak-injak sampai ada yang meninggal sebagaimana tragedi jamarat tahun lalu yang menelan korban sebagaian jamaah haji.
Tapi musim haji mendatang, Syeikh yang orang tuanya masih tinggal di Garut, berkeyakinan “atas izin Allah, hal semacam itu kita berharap tidak terulang lagi, pasalnya Kerajaan Arab Saudi melalui Muassasah akan terus melakukan antisipasi dengan memperketat jadwal pelontaran. Pihak Kerajaan saat ini tengah melakukan perbaikan di wilayah Mina termasuk jembatan Jamarat untuk menghindari diantaranya kejadian syuhada tahun lalu.”
Kerajaan Arab Saudi tidak tanggung-tanggung mengeluarkan uang milyaran untuk proyek pembangaunan perbaikan berbagai fasilitas di kawasan Arafah Mina, demi untuk menyenangkan para tamu Allah. Gunung dan tanah pun dibongkar, membuat terowongan dan jembatan baru untuk memberikan pelayanan transportasi ke berbagai arah sehingga kemacetan dapat terhindari. Tempat pelontaran diperbesar, tuguh tiang dan pinggirannya berbentuk piring lebar supaya daya tampung lebih banyak demi kenyamanan jamaah haji melontar jumrah. Membuat lapangan luas dan pembatas pagar meminimalisir tercampurnya jamaah haji dengan negara lain seperti jamaah haji berasal dari Asia Tenggara. Program Traddudi (Suttel Bus) tahun lalu dapat berjalan lancar, semoga tahun mendatang pelaksanaan ibadah haji khususnya Indonesia dapat berlangsung lebih baik lagi. Harap Ali Yasin.
Kuota Haji
Ketua Muassasah Asia Tenggara, mengemukakan “mengenai kuota jamaah haji sudah ditetapkan waktu pertemuan Menteri-Menteri di Jordan, tahun ini jumlah kuota jamaah haji Asia Tenggara mencapai sekitar 270 ribu jamaah. Jamaah haji dari Indonesia yang terbanyak mencapai 205.000 orang atau 76% dari jumlah jamaah haji Asia Tenggara.”
Terakhir Ali Yasin menyampaikan ucapan terima kasih u
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Jadilah Manusia yang Menebar Manfaat bagi Sesama
2
Khutbah Jumat Hari Anak: Didiklah Anak dengan Cinta dan Iman
3
Khutbah Jumat: Menjaga Keluarga dari Konten Negatif di Era Media Sosial
4
Khutbah Jumat: Ketika Malu Hilang, Perbuatan Dosa Menjadi Biasa
5
PBNU Soroti Bentrok PWI-LS dan FPI: Negara Harus Turun Tangan Jadi Penengah
6
Khutbah Jumat: Menjadi Muslim Produktif, Mengelola Waktu Sebagai Amanah
Terkini
Lihat Semua