Ulama sebagai pemimpin masyarakat, selain memberikan pengarahan dan keteladanan, juga harus melindungi masyarakat dari berbagai kedholiman. Perlindungan kepada masyarakat inilah bentuk keteladanan ulama dalam ber-amar ma'ruf nahi munkar kepada masyarakat.
Ulama selain berani mengajar di forum pengajian, juga harus berani menyuarakan ketidakadilan yang tengah terjadi di masyarakat. Karenanya, ulama dituntut untuk untuk menunjukkan sikap syaja'ah (keberanian) untuk membantu menyelesaikan hadapan kemasyarakatan dan gangguan sosial.<>
Demikian dinyatakan Sesepuh Nahdlatul Ulama KH Ali Yafie kepada NU Online di Jakarta, Sabtu (22/1). menurut kiai yang juga mantan Ketua Umum Majlis Ulama Indonesia ini, tanpa keberaian, para ulama akan kehilangan kepercayaan dari umat.
"Keberanian menyuarakan kebenaran dan melarang kedholiman adalah bentuk amar ma'ruf nahi mungkar. Memang nahi mungkar (mencegak kemaksiatan/kemungkaran) lebih berat dari pada sekedar amar ma'ruf (memerintah kebajikan). Ulama harus berani menanggung resiko berhadapan dengan kebathilan," tutur kiai asal Kalimantan Selatan ini.
Namun demikian, lanjutnya, ulama tidak boleh bertindak sendiri-sendiri dan meninggalkan prinsip-prinsip hikmah dan mauidhoh hasanah. Artinya Jangan sampai ulama merasa benar sendiri atau menang-menangan. Ulama harus tetap berada pada jalur keulamaan, bukan cara-cara yang tidak layak," tandas Ali Yafie. (min)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Menyelesaikan Polemik Nasab Ba'alawi di Indonesia
3
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
4
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Perhatian Islam Terhadap Kesehatan Badan
6
Tuntutan Tak Diakomodasi, Sopir Truk Pasang Bendera One Piece di Momen Agustusan Nanti
Terkini
Lihat Semua