Warta

Ahmad Bagdja : Korupsi Marak Karena Rohani "Busuk"

NU Online  ·  Ahad, 11 Januari 2004 | 10:51 WIB

Jakarta, NU.Online
Ketua PBNU, H Ahmad Bagdja mengatakan, maraknya kasus korupsi di Indonesia belakangan ini antara lain karena rohani atau nurani para pelakunya itu "busuk", sehingga perlu dibersihkan dan dibangun kembali kesadaan baru untuk memberantas korupsi tersebut.

Ia mengatakan hal itu ketika memberikan ceramah pada acara Halal bihalal 1424 H keluarga besar NU dan Muhammadiyah Provinsi Jambi, di Jambi, Sabtu.Dalam acara yang dihadiri ribuan hadirin, termasuk Wakil Sekjen PP Muhammadiyah, H Hazrianto Thohari iu, Ahmad Bagdja, yang juga mantan Wakil Ketua DPA itu mengatakan, korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) merupakan sumber kehancuran dan kemiskinan rakyat Indonesia ini.

<>

"Kita juga heran, mengapa kalau sebelumnya korupsi itu jarang, tapi sekarang makin banyak, terjadi di mana-mana, bahkan terjadi setiap hari," katanya. Hal itu terus merajalela, karena di satu sisi rohani atau nurani seseorang yang melakukannya itu "busuk", sementara yang namanya hasil koruspi itu mudah didapat dan enak rasanya meski dilarang.

"Sesuatu yang sebetulnya sangat dilarang dan harus dibenci dan dijauhi, tapi ternyata enak rasanya, yaitu korupsi," katanya.Dengan nada berseloroh, Ahmad Bagdja juga mengemukakan, saat ini ada suatu kelompok yang kerjannya tidak jelas tapi hasilnya besar dan jelas, yaitu contohnya koruptor. Sebaliknya ada kelompok yang pekerjaannya jelas tapi penghasilannya  tidak jelas, yaitu menjadi pengurus dan kader NU dan Muhammadiyah.

"Jadi pengurus dan kader NU-Muhammadiyah kerjaannya jelas, jasanya juga sangat besar untuk menjaga persatuan dan kesatuan, bahkan tidak ada yang bisa membantah itu, tapi pendapatannya tidak jelas," katanya. "Tapi, ada juga memang yang kerjanya jelas dan pendapatannya juga jelas, yaitu jadi anggota DPR," kata Bagdja, lalu disambut tawa hadirin. Sementara itu, katanya lebih lanjut, ada pula kelompok yang  pekerjaannya tidak jelas dan pendapatannyapun juga tidak jelas,  misalnya antara lain menjadi pengurus organisasi yang tidak jelas.
                           
Jangan Tertipu

Pada bagian lain, Ahmad Bagdja, yang juga Ketua Forum Komunikasi Keluarga Alumni PMII (Foksika) juga mengharapkan agar partai-partai yang kini sedang menghadapi Pemilu 2004 tidak menjadi partai yang mencari dananya dari hasil korupsi.Hal itu karena yang namanya korupsi telah terbukti membuat keterpurukan bangsa, dan memuat rakyatnya jatuh miskin, sementara kemiskinan akan membuat kekufuran.

"Jangan lagi menjadi partai yang didananai dari uang hasil korupsi," katanya lagi. Tentang hubungan NU-Muhammadiyah yang kini sedang dibangun,yaitu kebersamaan dan untuk memberantas korupsi yang sedang terus disosialisasikan ke daerah-daerah, Bagdja juga mengharapkan agar warga NU-Muhammadiyah tidak sampai tertipu dan kena penyakit. "Kalau antara NU-Muhammadiyah itu sedang menjalin proses kebersamaan, itu yang tidak senang orang lain. Ada orang lain yang tidak senang kalau NU-Muhammadiyah bersatu, karena itu kita jangan sampai tertipu," katanya.

Tentang adanya gejolak yang timbul dan dipertentangkan antara NU dan Muhammadiyah, Bagdja menilai hal itu karena NU dan Muhammadiyah sedang ketimpa penyakit akibat ketidaksenangan orang lain tadi. "Karena itu, yang penting sekarang berjalanlah di atas kemampuan  sendiri, gunakan kekuatan masyarakat dan hindari segala penyakit yang akan menghancurkan kita," katanya menegaskan. Ia menambahkan pula, yang namanya beba pendapat pasti ada  saja antara satu kelompk dengan yang lain, tetapi hal itu harus tetap diwaspadai.

Sementara Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin menyambut baik digelarnya Halal bihalal bersama NU-Muhammadiyah di daerahnya, karena hal itu merupakan suatu langkah maju bagi tetap utuhnya NKRI. "Hilangkan semua hal-hal yang bersifat khilafiyah, tetapi pegang teguh hal-hal yang prinsip dan hakiki, demi tetap tegaknya pembangunan bangsa dan utuhnya NKRI ini," katanya.

Beberapa minggu sebelumnya, di Jambi juga diadakan acara Halal bihalal lintas agama dan etnis. Menurut Gubernur Zulkifli, itu menunjukkan bahwa tokoh-tokoh dan pemuda di Jambi telah berfikir maju untuk kepentingan jauh kedepan demi tetap utuhnya NKRI ini.(atr/cih)

Â