Warta

Agenda Besar PBNU

NU Online  ·  Selasa, 8 Juli 2003 | 06:59 WIB

Jakarta, NU Online
Rapat gabungan PBNU juga membahas persiapan muktamar NU ke 31 yang akan segera tiba pada akhir 2004, tepatnya bulan Desember tahun tersebut. Dalam hal ini dianggap perlu untuk segera dipersiapkan sejak awal agar acara besar tersebut dapat berjalan dengan baik.

Rencananya dahulu muktamar tersebut akan dilaksanakan di Jambi, akan tetapi sampai saat ini belum bias diputuskan akan dilaksanakan di sana atau tidak karena berbagai kendala teknis yang dihadapi, misalnya sarana dan prasarana yang kurang mendukung dan juga kesulitan yang dihadapi peserta yang dari jauh, misalnya dari Papua.

<>

Untuk masalah-masalah yang bersifat teknis seperti masalah waktu dan tempat kegiatan muktamar, maka akan diserahkan pada jajaran Tanfidyah sedangkan masalah materi keagamaan akan diserahkan pada jajaran Syuriah. 

Dalam hal ini jajaran Syuriah akan mengadakan silaturrahmi syuriah dalam bentuk halakah untuk mempersiapkan materi muktamar dan membahas permasalahan actual yang sedang terjadi.

Satu masalah baru yang muncul berkaitan dengan perubahan sistem pemilihan presiden langsung adalah apakah terdapat kewajiban untuk mengikuti pemilihan presiden atau pemilihan legislatif.

Masalah penting lainnya yang dibahas adalah laporan hasil kunjungan PBNU ke berbagai negara dan persiapan kunjungan parlemen Eropa ke PBNU pertengahan September mendatang.

Ketertarikan parlemen Eropa pada NU adalah dikarenakan sikap NU yang moderat yang sampai saat ini tidak pernah terlibat dalam tindakan terorisme maupun kekerasan yang mengatasnamakan agama baik secara individual maupun institusi. Ini merupakan suatu hal yang menarik untuk dikaji dan dapat dijadikan sebagai sebuah model civil society.

Acara besar lainnya yang akan dilaksanakan adalah Pertemuan Rektor Universitas Islam seluruh dunia termasuk Universitas Eropa yang memiliki kajian keislaman yang akan dilaksanakan pada bulan Desember.

Kegiatan ini sebenarnya merupakan respon dari kunjungan PBNU ke Mesir dan dalam diskusi antar NU dengan universitas Al Azhar akan dikembangkan suatu Islam yang merupakan Islam ajaran bukan Islam gerakan. “Acara ini sama sekali tidak mengundang tokoh politik,” ungkap KH Hasyim Muzadi.

Kegitan ini akan melibatkan 4 pihak yaitu PBNU, Dubes RI di Mesir, Dubes Mesir di Indonesia dan Deplu. KH Hasyim Muzadi mengatakan bahwa ia telah melaporkan ke Presiden Megawati untuk acara ini dan respon presiden  sangat mendukung dan meminta Deplu untuk menindaklanjuti dan mendukung sepenuhnya karena hal ini menyangkut nama baik negara Indonesia dan umat Islam yang ada di dalamnya.(mkf)