Warta

Abdullah Azwar Anas: Perkembangan Di Luar NU Perlu Direspon Dalam Muktamar

NU Online  ·  Sabtu, 2 Oktober 2004 | 06:13 WIB

Jakarta, NU Online
Boleh jadi menjadi politisi di Senayan bukan hal yang luar biasa bagi Abdullah Azwar Anas. Karena untuk urusan menghuni kursi politisi di Senayan, Anas sudah mendapatkan dua kesempatan sebelumnya. Dalam Sidang Umum MPR 1998, aktivis Ikatan Pelajar Nahdatul Ulama (IPNU) ini sudah menjadi utusan golongan di MPR. Pada tahun berikutnya, dia menjadi anggota MPR dari utusan golongan periode 1999-2004. Dan saat ini, dia terpilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hasil Pemilu legislatif tahun ini untuk daerah pemilihan (DP) III yang meliputi Kabupaten Situbondo, Banyuwangi, dan Bondowoso. Tampaknya ini yang membedakan Anas dari politisi anyar lainnya.

Tak mengherankan bila Anas tampak mengenali medan politik di Senayan dengan baik. Bahkan pemahaman Anas bukan hanya terhadap DPR, melainkan koreksi masyarakat atas kinerja Dewan selama lima tahun terakhir menjadi perhatiannya pula.

<>

Berkaitan dengan citra Dewan, mantan ketua umum IPNU periode 2002-2003 ini mengatakan tentang citra lembaga tempatnya berkarir saat ini yang memperihatinkan. “Saya kira hari ini DPR berada dalam titik nadir, di mana ekspektasi (harapan: Red.) masyarakat semakin tinggi terhadap lembaga Dewan. Apalagi hari-hari ini, DPR membuktikan, bahwa dirinya bukanlah lembaga yang kebal hukum,”kata politisi PKB ini ini kepada NU Online usai acara pelantikan dirinya sebagai anggota DPR RI periode 2004-2009, di Senayan, Jumat (1/10)

Penilaian Anas mengenai rendahnya citra anggota Dewan saat ini sudah bukan lagi rumor. Pada tahun ini, sejumlah anggota Dewan dari berbagai provinsi sedang menjalani proses pengadilan. Di antara mereka sudah banyak yang ditahan karena tuduhan korupsi.

Di sinilah kelebihan Anas, semakin mengenali penyebab  buruknya pandangan masyarakat kepada lembaganya, semakin sayang pula dirinya kepada lembaga barunya ini. Untuk mengembalikan citra lembaga tempatnya berkarir, Anas pun sudah punya jurus yang khusus untuk itu.

“Apa yang terjadi selama lima tahun kemarin menjadi penting untuk diperhatikan. Menurut saya,  ke depan DPR perlu lebih berhati-hati, perlu memperbaiki citra dirinya,”ungkap politisi yang masih terbilang muda ini.

Namun demikian, Anas mengingatkan, bahwa perbaikan citra anggota Dewan harus disertai peningkatan pengawasan rakyat. “Tanpa pengawasan rakyat secara lebih ketat, perbaikan citra tidak akan berhasil. Karena anggota Dewan tidak akan bisa menjalankan aspirasi rakyat dan fungsinya dengan baik,”seru politisi yang alumni jurusan Teknologi Pendidikan di Fakultas Ilmu Pendidikan UNJ ini.

Menanggapi menajamnya agenda-agenda politik dari Koalisi Kebangsaan untuk menjadi oposisi penuh terhadap pasangan SBY dan Kalla—bila  kelak keduanya benar-benar lolos memimpin eksekutif—Anas berkomentar datar. “Saya kira bagus, kita membutuhkan check and balance antara DPR dengan eksekutif,”kata Anas.

Namun bukan berarti semua itu dijalankan semaunya. Anas mengatakan,”Semua perlu dilakukan dalam rangka  mewujudkan perimbangan antara eksekutif dengan legislatif. Selama dalam koridor dan aturan yang benar, tidak saling menjatuhkan, saya kira  pengawasan seperti itu yang kita butuhkan,”katanya.

Lebih lanjut dikatakan Anas, hanya dengan pengawasan yang sehat,  pelaksanaan agenda reformasi baru akan bisa dijalankan.   

Selain menyiapkan jurus – jurus politik sebagai anggota Dewan di Senayan. Saat ini politisi muda nahdiyin ini mengungkapkan pandangannya berkaitan dengan puluhan anak muda nahdiyin yang menjadi anggota Dewan seperti dirinya, juga Dewan Perwakilan Daerah (DPD).  “Saya kira ke depan perlu ada pertemuan untuk mengajak mereka menyumbangkan pemikiran untuk membangun NU,”ujarnya.

Dengan pertemuan itu, kata Anas, NU bisa pula memberikan saran bagi para anggota legislatif dan eksekutif supaya tetap amanah.
 
Sebagai politisi yang berkembang di kalangan Nahdiyin, Anas mengaku berharap besar dengan akan diselenggarakannya Muktamar NU akhir November mendatang.  “Saya berharap Muktamar NU bisa mengapresiasi perkembangan aktual hari ini. Saya kira banyak hal  yang perlu mendapatkan perhatian dari NU di tengah perkembangan partai-partai politik dan tren Undang – Undang Politik yang  secara tidak langsung akan berkaitan dengan NU di masa yang akan datang,”kata Anas.

Khusus mengenai harapannya ini, Anas mengusulkan untuk direspon  dalam komisi rekomendasi eksternal Muktamar NU.(Doel)