Warta

5 Polisi Saudi Tewas Dalam Bentrokan Di Riyadh

NU Online  ·  Jumat, 30 Januari 2004 | 02:33 WIB

Riyadh, NU.Online
Pasukan Arab Saudi menangkap seorang buronan penting dan sejumlah tersangka Muslim garis keras lain, Kamis, setelah tembak-menembak di Riyadh yang menewaskan lima polisi.

Sebuah pernyataan Kementerian Dalam Negeri Saudi mengatakan, ayah buronan itu juga tewas dan dua polisi cedera dalam bentrokan di daerah timur ibukota Saudi tersebut, yang terjadi sehari sebelum pelaksanaan ibadah haji.

<>

Negara kerajaan itu sedang berusaha mengatasi meningkatnya kekerasan yang diyakini terkait dengan jaringan Al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden, Muslim garis keras kelahiran Arab Saudi. Sedikitnya 50 orang tewas dalam serangan-serangan bom bunuh diri di kawasan perumahan di Riyadh sejak Mei 2003.

"Teroris yang ditangkap itu sangat penting," kata seorang pejabat kementerian itu seperti dikutip Reuters di lokasi bentrokan. Menurutnya, buronan itu tidak termasuk dalam daftar 24 Muslim garis keras yang diumumkan pemerintah.

Pernyataan kementerian itu mengatakan, polisi menyita granat, senapan otomatis dan lima pistol setelah menyerbu sebuah rumah di kawasan permukiman Faiha dimana para tersangka Muslim garis keras itu tinggal. Polisi melakukan penyerbuan itu setelah memperoleh petunjuk dari ayah buronan tersebut.

Riyadh terletak sekitar 700 kilometer sebelah timur Mekkah, dimana lebih dari dua juta jemaah akan memulai ibadah haji lima hari pada Jumat. Sejumlah diplomat mengatakan, pemerintah Saudi khawatir Muslim garis keras akan melancarkan serangan selama ibadah haji untuk mengganggu keluarga kerajaan yang berkuasa. "Suatu hal yang sangat biasa untuk khawatir pada saat pelaksanaan haji dan tahun ini mereka benar-benar mengencangkan sabuk tempat duduk mereka," kata seorang diplomat Barat, menunjuk pada keluarga kerajaan.

Selasa, Menteri Dalam Negeri Panegeran Nayef mengatakan, Arab Saudi siap menghadapi ancaman terhadap keselamatan jemaah haji. Musim haji tahun ini merupakan yang pertama sejak serangan-serangan bom bunuh diri tahun lalu di Riyadh dan setelah invasi AS ke Irak yang mendorong para pejuang garis keras pergi ke negara tetangga di sebelah utara itu.

Arab Saudi, yang menekankan bahwa ibadah haji harus menjadi masalah agama murni, telah menempatkan pasukan dalam jumlah besar di dan sekitar Mekkah, termasuk satuan khusus "anti-demonstrasi". Bulan lalu, Arab Saudi mengumumkan daftar 26 tersangka utama
yang diburu dalam kaitan dengan operasi-operasi "teroris" di negara kerajaan tersebut dan telah menawarkan hadiah tujuh juta riyal (1,9 juta dolar) bagi siapa pun yang membantu menggagalkan serangan militan dan sejak itu, pasukan keamanan membunuh dua orang dalam daftar tersebut. (atr/Reuters/cih)