Warta

336 Sekolah Darurat Dibangun di NAD

NU Online  ·  Rabu, 9 Juli 2003 | 13:02 WIB

Jakarta, NU Online
Sebanyak 336 dari 538 gedung sekolah yang dibakar di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dilaporkan kini masih dalam tahap pembangunan secara darurat oleh TNI/Polri dibantu masyarakat.

Dansatgaspen Penguasa Darurat Militer Daerah (PDMD) NAD, Kol Laut (E) Ditya Soedarsono kepada wartawan di Banda Aceh, Rabu, menyebutkan, dari 336 sekolah yang sedang dibangun itu 33 di antaranya sudah selesai 100  persen,  sedangkan  sisanya  baru mencapai 25 hingga 65 persen.

<>

Ia menyebutkan, dibangunnya sekolah darurat tersebut sebanyak 94.350 siswa bisa belajar secara normal kembali. Jumlah gedung sekolah yang dibakar orang tidak bertanggungjawab di sejumlah kabupaten/kota di Aceh, dilaporkan sejak 19 Mei 2003 hingga kini tercatat 538 unit.

Aparat keamanan mengklaim aksi pembakaran terhadap 538 unit gedung sekolah di sejumlah  kabupaten /kota di provinsi yang dijuluki "Serambi Mekkah" itu dilakukan anggota Gerakan Separatis Aceh (GSA).

Wakil Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) NAD, M Adam Anas menyebutkan, untuk mengantisipasi agar murid-murid yang gedung sekolahnya dibakar itu bisa menikmati kembali proses belajar mengajar pada tahun ajaran baru yang akan dimulai pada 27 Juli 2003, pemerintah terus berupaya membangun sekolah-sekolah darurat dan permanen.

"Jika tahun ajaran baru itu ternyata masih ada gedung sekolah yang belum rampung dibangun, maka proses belajar-mengajar tetap akan dilangsungkan di meunasah (surau), masjid atau sekolah-sekolah lain yang masih baik," ujarnya. 

Khusus siswa yang berada di lokasi pengungsian, tambah Anas, pemerintah akan menempatkan tenaga pendidik (guru) untuk melaksanakan kegiatan belajar-mengajar.

Ia menjelaskan, dalam upaya mempercepat pembangunan gedung sekolah yang terbakar itu maka pemerintah daerah (Pemprov NAD) telah menyalurkan dana senilai Rp10 miliar kepada kabupaten/kota.

"Sekolah-sekolah yang dibakar itu dibangun kembali oleh TNI dan Polri dengan melibatkan masyarakat setempat," tambahnya. Di pihak lain, Anas M. Adam, menjelaskan,  dalam sebulan terakhir tercatat lima tenaga pendidik meninggal dunia, lima luka-luka dan dua hilang diculik sekelompok orang tak dikenal.(ant/mkf)

Â