Warta

106 Santri Sumenep Tak Tercatat Sebagai Pemilih

NU Online  ·  Kamis, 18 Juni 2009 | 07:20 WIB

Sumenep, NU Online
Sebanyak 106 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al Amien, Desa Prenduan, Kecamatan Pragan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur, tidak tercatat sebagai pemilih dalam Pemilu Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2009.

Sekretaris Yayasan Al Amien, Slamet Fiddin, Kamis, menjelaskan, beberapa waktu lalu, pihaknya secara resmi mengirimkan surat kepada KPU agar ratusan santrinya tersebut dimasukkan ke dalam daftar pemilih tetap (DPT) pilpres.<>

"Kami minta kebijakan, karena ratusan santri kami itu benar-benar memenuhi syarat sebagai pemilih dan pada hari "H" pilpres, 8 Juli nanti, berada di ponpes," katanya di Sumenep.

Ia menjelaskan, beberapa hari setelah mengirikan surat pada KPU, anggota panitia pengawas pemilu (panwaslu) sempat mengecek keberadaan ratusan santri tersebut ke Ponpes Al Amien.

"Kami tunjukkan satu per satu santri yang tidak tercatat sebagai pemilih itu pada anggota panwaslu. Kami sekarang menunggu kepastian bisa atau tidaknya 106 santri kami tercatat sebagai pemilih," katanya menambahkan.

Slamet menjelaskan, pengajuan surat permohonan pada KPU agar ratusan santrinya dimasukkan dalam DPT, memang sudah terlambat.

"Kami baru mengetahui ada 106 santri tidak tercatat dalam DPT pada 29 Mei. Saat itu, kami langsung mengecek ke panitia pemungutan suara (PPS), dan ternyata memang benar sebagian santri kami tidak tercatat sebagai pemilih," katanya mengungkapkan. Setelah ditelusuri bersama, ternyata data yang diberikan Yayasan Al Amien tentang jumlah santri tidak terbaca oleh PPS setempat.

"Kami menyerahkan data santri dalam bentuk 'compact disk' dan datanya dalam format 'excel'. Ternyata, data santri yang terdapat pada halaman dua, tidak terbaca. PPS hanya membaca data santri yang ada di halaman satu," katanya menjelaskan. Slamet menjelaskan, pihaknya tidak menyalahkan jajaran KPU atas tidak tercatatnya 106 santri tersebut, karena dinilainya sebagai sebuah kekhilafan bersama.

"Kalau saja kami aktif sejak awal untuk memantau proses pendataan pemilih ini, semua santri kami dipastikan akan tercatat sebagai pemilih. Tapi, kami tetap wajib menyelesaikan persoalan ini, dengan cara meminta kebijakan pada KPU," katanya. (ant/mad)