Bincang Eksklusif ‘Menjadi Indonesia’

JJ Rizal: Orde Baru Akumulasi Segala Keburukan sejak Zaman Kolonial

Ahad, 8 Juni 2025

Dalam program Menjadi Indonesia episode kali ini, NU Online menghadirkan JJ Rizal. Ia berbicara tentang Reformasi 1998—yang pada Mei 2025 berusia 27 tahun—sebagai orang yang dulu ikut berdemonstrasi untuk melengserkan Soeharto dan merefleksikannya hari ini sebagai sejarawan.


Rizal menilai para pemuda telah gagal memungut negara setelah berhasil menumbangkan Orde Baru. Dan yang lebih menyedihkan: mereka lalu menyerahkan kekuasaan begitu saja kepada orang-orang tua yang mudah berkompromi dengan kekuatan lama.


Dipandu Pemimpin Redaksi NU Online Ivan Aulia Ahsan, Rizal menyampaikan kritik, pandangan, dan pengalamannya dalam proses menjadi Indonesia. Baginya, Indonesia adalah daya kritis terhadap segala sesuatu yang berbau kolonialisme. Ketika daya itu lenyap, maka hilang pula Indonesia.


Sebagai orang yang lahir dan tumbuh dari keluarga Betawi, Rizal juga melihat bahwa Islam bagi orang Betawi bukan sekadar agama. Di Jakarta, wilayah yang lebih dari 300 tahun merasakan perihnya penjajahan Belanda, Islam, katanya, “kami terima sebagai pembeda dari nilai-nilai buruk yang diwarisi dunia kolonial.”

Segmen video:
00:00:00 - Intro dan cuplikan video
00:00:51 - Perkenalan: memilih jurusan sejarah UI
00:20:03 - Tertarik sejarah VOC, lalu pemikiran politik Sitor Situmorang
00:39:08 - Kultur Islam Betawi sebagai pembeda dari nilai-nilai kolonial
00:44:52 - Reformasi 1998 Puncak Kemarahan kepada Rezim Orde Baru
01:04:15 - Reformasi 1998: Kegagalan Pemuda Memungut Negara
01:33:24 - JJ Rizal: Akar Indonesia itu daya kritis