Bentangan ibadah sebagaimana diterangkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallamĀ dalam salah satu haditsnya tidaklah terbatas. Mulai dari menghindarkan duri di jalanan hingga dzikir kepada Allah subhanahu wata'ala. Semuanya tergolong dalam ibadah. Begitu luasnya ruang ibadah hingga seseorang tidak mungkin mengetahui batas-batas antara ibadah dan yang bukan ibadah kecuali mereka yang sombong. Karena segala seseuatu yang dilakukan seorang hamba dengan niat mengabdi kepada Allah dapat digolongkan sebagai ibadah.
Ā
Luasnya ruang ibadah inilah yang membedakan besaran ibadah seorang hamba dengan hamba lainnya.Ā Mereka yang memiliki banyak pengetahuan agama, memiliki peluang besar untuk memperbanyak ibadah, begitu juga sebaliknya. Mereka yang minim pengetahuan agamanya peluang ibadahnya pun tidak maksimal. Akan tetapi tidak semua peluang bisa berubah menjadi realitas ibadah. Tergantung ada kemauan seorang hamba.
Ā
Salah satu ibadah yang termasuk jarang diketahui dan juga jarang dilakukan kecuali mereka yang mengerti adalah shalat sunnah di bulan Syawal. Sebagaimana yang diterangkan oleh Syekh Abdul Qadir al-Jailani berdasarkan pada hadits dalam kiitabnya Al-Ghunyah juz dua:
Ā
ŲŲÆŲ«ŁŲ§ Ų£ŲØŁ ŁŲµŲ± ŲØŁ Ų§ŁŲØŁŲ§Ų” ع٠ŁŲ§ŁŲÆŁ ŁŲ§Ł: ŲŲÆŲ«ŁŲ§ Ų£ŲØŁŲ¹ŲØŲÆ Ų§ŁŁŁ Ų§ŁŲŲ³ŁŁ ب٠ع٠ر Ų§ŁŲ¹ŁŲ§ŁŲ ŁŲ§Ł: Ų£Ų®ŲØŲ±ŁŲ§ Ų£ŲØŁ Ų§ŁŁŲ§Ų³Ł Ų§ŁŁŲ§Ų¶Ł ŁŲ§Ł: ŲŲÆŲ«ŁŲ§ Ł ŲŁ ŲÆ ŲØŁ Ų£ŲŁ ŲÆ ŲØŁ ŲµŲÆŁŁ ŁŲ§Ł: ŲŲÆŲ«ŁŲ§ ŁŲ¹ŁŁŲØ ŲØŁ Ų¹ŲØŲÆ Ų§ŁŲ±ŲŁ Ł ŁŲ§Ł: Ų£ŁŲØŲ£ŁŲ§ Ų£ŲØŁ ŲØŁŲ± Ų£ŲŁ ŲÆ ŲØŁ Ų®Ų¹ŁŲ± Ų§ŁŁ Ų±ŁŲ²ŁŲ ŁŲ§Ł: ŲŲÆŲ«ŁŲ§ Ų¹ŁŁ Ų§ŲØŁ Ł Ų¹Ų±ŁŁ ŁŲ§Ł: ŲŲÆŲ«ŁŁ Ł ŲŁ ŲÆ ŲØŁ Ł ŲŁ ŁŲÆ ŁŲ§Ł: Ų£Ų®ŲØŲ±ŁŲ§ ŁŲŁŁ ŲØŁ Ų“ŲØŁŲØ ŁŲ§Ł: ŲŲÆŲ«ŁŲ§ŲŁ ŁŲÆ Ų¹Ł Ų£ŁŲ³ Ų±Ų¶Ł Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁ ŁŲ§ŁŲ ŁŲ§Ł Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ : ((Ł Ł ŲµŁŁ ŁŁ Ų“ŁŲ§Ł Ų«Ł Ų§Ł Ų±ŁŲ¹Ų§ŲŖ ŁŁŁŲ§ ŁŲ§Ł Ų§Ł ŁŁŲ§Ų±Ų§ ŁŁŲ±Ų§Ų” ŁŁ ŁŁ Ų±ŁŲ¹Ų© ŲØŁŲ§ŲŖŲŲ© Ų§ŁŁŲŖŲ§ŲØ ŁŲ®Ł Ų³ Ų¹Ų“Ų±Ų© (ŁŁ ŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų£ŲŲÆ ...) ŁŲ§Ų°Ų§ ŁŲ±Ųŗ Ł Ł ŲµŁŲ§ŲŖŁ Ų³ŲØŲ Ų³ŲØŲ¹ŁŁ Ł Ų±Ų© ŁŲµŁŁ Ų¹ŁŁ Ų§ŁŁŲØŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ Ų³ŲØŲ¹ŁŁ Ł Ų±Ų©Ų ŁŲ§Ł Ų§ŁŁŲØŁ ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ : ŁŲ§ŁŲ°Ł ŲØŲ¹Ų«ŁŁ ŲØŲ§ŁŲŁ Ł Ų§ Ł Ł Ų¹ŲØŲÆ ŁŲµŁŁ ŁŲ°Ł Ų§ŁŲµŁŲ§Ų© Ų§ŁŲ§ Ų£ŁŲØŲ¹ Ų§ŁŁŁ ŁŁ ŁŁŲ§ŲØŁŲ¹ Ų§ŁŲŁŁ Ų© ŁŁ ŁŁŲØŁ ŁŲ£ŁŲ·Ł ŲØŁ ŁŲ³Ų§ŁŁ ŁŲ£Ų±Ų§Ł ŲÆŲ§Ų” Ų§ŁŲÆŁŁŲ§ ŁŲÆŁŲ§Ų”ŁŲ§Ų ŁŲ§ŁŲ°Ł ŲØŲ¹Ų«ŁŁ ŲØŲ§ŁŲŁ Ł Ł ŲµŁŁ ŁŲ°Ł Ų§ŁŲµŁŲ§Ų© ŁŁ Ų§ ŁŲµŁŲŖ ŁŲ§ŁŲ±ŁŲ¹ رأس٠٠٠أخر Ų³Ų¬ŲÆŲ© ŲŲŖŁ ŁŲŗŁŲ± Ų§ŁŁŁ ŁŁŲ ŁŲ§Ł Ł Ų§ŲŖ Ł Ų§ŲŖ Ų“ŁŁŲÆŲ§ Ł ŲŗŁŁŲ±Ų§ ŁŁŲ Ł Ł Ų§ Ł Ł Ų¹ŲØŲÆ ŲµŁŁ ŁŲ°Ł Ų§ŁŲµŁŲ§Ų© ŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŲ± Ų„ŁŲ§Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŲ± ŁŲ§ŁŲ°ŁŲ§ŲØ Ų§ŁŁ Ł ŁŲ¶Ų¹ Ł Ų±Ų§ŲÆŁ, ŁŲ§Ł ŁŲ§Ł Ł ŲÆŁŁŁŲ§ ŁŲ¶Ł Ų§ŁŁŁ ŲÆŁŁŁŲ ŁŲ§Ł ŁŲ§Ł Ų°Ų§ ŲŲ¬Ų© ŁŲ¶Ł Ų§ŁŁŁ ŲŁŲ§Ų¦Ų¬ŁŲ ŁŲ§ŁŲ°Ł ŲØŲ¹Ų«ŁŁ ŲØŲ§ŁŲŁ Ł Ų§ Ł Ł Ų¹ŲØŲÆ ŁŲµŁŁ ŁŲ°Ł Ų§ŁŲµŁŲ§Ų© Ų„ŁŲ§ Ų£Ų¹Ų·Ų§Ł Ų§ŁŁŁ ŲŖŲ¹Ų§ŁŁ ŲØŁŁ Ųر٠ŁŲØŁŁ Ų£ŁŲ© Ł Ų®Ų±ŁŲ© ŁŁ Ų§ŁŲ¬ŁŲ© ŁŁŁ ŁŁ Ų§ Ų§ŁŁ Ų®Ų±ŁŲ© ŁŲ§ Ų±Ų³ŁŁ Ų§ŁŁŁ ŁŲ§Ł ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ ŲØŲ³Ų§ŲŖŁŁ ŁŁ Ų§ŁŲ¬ŁŲ© ŁŲ³ŁŲ± Ų§ŁŲ±Ų§ŁŲØ ŁŁ ŲøŁ Ų“Ų¬Ų±Ų© Ł Ł Ų£Ų“Ų¬Ų§Ų±ŁŲ§ Ł Ų§Ų¦Ų© Ų³ŁŲ© Ų«Ł ŁŲ§ŁŁŲ·Ų¹ŁŲ§))Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā
Ā
"Diceritakan dari Anas radhiallahu Anhu, dia berkata bahwasannya RasulullahĀ pernah bersabda, 'Barangsiapa shalat di bulan Syawal sebanyak delapan rakaat baik dilakukan malam hari maupun siang hari yang mana di setiap rakaatnya membaca al-Fatihah dan Qul qulĀ huwallahu ahadāal-khlas--sebanyak lima belas kali; setelah delapan rakaat tersebut kemudian dilanjut dengan membaca tasbih (subhanallah wa bi hamdihi, subhanallahil adhim) tujuh puluh kali dan shalawat (allahumma shallli āala sayyidina Muhammad) tujuh puluh kali. Maka demi Dzat yang telah mengutusku, Allah akan mengalirkan hikmah (kebijaksanaan/kebenaran) dalam hati yang diungkapkan melalui lisan seorang hamba yang telah melaksanakan shalat ini, dan Allah akan tunjukkan kepada dia penyakit-penyakit dunia serta obatnya. Dan demi Dzat yang telah mengutusku, barangsiapa yang mendirikan shalat ini sesuai tata caranya, maka akan diampuni dosa-dosanya sebelum ia mengangkat kepala setelah sujudnya, dan andaikan dia mati, maka dia mati dalam keadaan syahid yang dosanya telah diampuni. Dan tiada seorang hamba yang melaksanakan shalat ini dalam keadaan bepergian, kecuali Allah mudahkan baginya perjalanannya hingga tempat yang dituju. Andaikan ia memiliki utang, maka utangnya akan terbayar; dan seandainya ia memiliki kebutuhan, Allah akan memenuhi kebutuhannya. Dan demi Dzat yang telah mengutusku, tiada seorang hamba yang menjalankan shalat ini kecuali Allah berikan untuknya di setiap huruf dan ayatnya sebuah makhrafahĀ di surga nantinya. Kemudian dipertanyakan, 'Apakah makhrafah itu, ya Rasul?' Rasulullah menjawab, 'Makhrafah adalah dua ekor domba yang mempermudah penunggangnya mengelilingi (kebun penuh) pepohonan yang tidak pernah dipotong selama seratus tahun)'."
Yang dimaksud dengan shalat tersebut adalah delapan rakaat shalat sunnah mutlak yang dilakukan selama bulan Syawal. Dengan ketentuan empat kali salam yang di setiap rakaatnya, dan setelah al-Fatihah membaca lima belas kali surat al-Ikhlas. Kemudian dilanjut dengan 70 kali bacaan tasbih dan 70 kali bacaan shalawat. Adapun fadhilahnya dapat telah diterangkan dalam hadits tersebut. (Ulil Hadrawi)
Ā
::::
Catatan: Naskah ini terbit pertama kali di NU Online pada 18 Agustus 2014, pukul 13.00. Redaksi mengunggahnya ulang dengan sedikit penyuntingan.
Terpopuler
1
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
2
Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban
3
Bolehkah Tinggalkan Shalat Jumat karena Jadi Panitia Kurban? Ini Penjelasan Ulama
4
Khutbah Idul Adha: Implementasi Nilai-Nilai Ihsan dalam Momentum Lebaran Haji
5
Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa 1446 H: Makna Haji lan Kurban minangka Bukti Taat marang Gusti Allah
6
Khutbah Idul Adha: Menyembelih Hawa Nafsu, Meraih Ketakwaan
Terkini
Lihat Semua