Tasawuf/Akhlak

Dakwah Islam di Masa Nabi dan Masa Kini

Jum, 8 Oktober 2021 | 07:00 WIB

Dakwah Islam di Masa Nabi dan Masa Kini

Dakwah Islam di masa Nabi saw dan masa kini.

Allah swt memerintahkan Nabi saw untuk mendakwahkan Islam secara santun, penuh hikmah dan bijaksana. Seperti itu pula dakwah Islam di masa kini yang semestinya diteladani oleh umatnya. Dalam Al-Qur’an, Allah swt berfirman:


اُدْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ (النحل: 125)


Artinya, “Serulah (manusia) menuju jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.” (QS An-Nahl: 125).

 

 

Dakwah Islam di Masa Nabi

Syekh Syihabuddin Mahmud ibn Abdullah al-Husaini al-Alusi (wafat 1270 H), mengatakan bahwa ayat di atas merupakan potret dakwah Islam di era Nabi saw. Dakwah dengan hikmah, pengajaran yang baik, hingga perdebatan diposisikan pada orang-orang tertentu. 


Setidaknya ada tiga kelompok yang dihadapi Nabi saw pada waktu itu:

1. Orang khusus (khawas), yaitu orang-orang yang memiliki jiwa mulia dan akal cerdas, sehingga dengan mudah memahami dakwah Islam. Mereka pun memang punya kecondongan untuk memeluk agama Islam. Kelompok pertama ini diajak memeluk agama Islam dengan cara penuh hikmah. 


2. Orang awam, yaitu orang-orang yang memiliki jiwa hina dan akal sempit, sehingga sulit memahami dakwah Islam. Mereka juga memiliki keyakinan kuat dengan semua tradisi Jahiliyah, akan tetapi mereka tidak menentang dakwah Islam. Kelompok kedua ini diajak memeluk agama Islam melalui pengajaran yang baik atau mauizhatul hasanah.


3. Orang-orang yang menentang risalah Nabi saw dan berani mendebatnya untuk mengalahkan kebenaran dakwah Islam yang dibawa olehnya. Hal itu disebabkan fanatisme buta terhadap ajaran nenek moyang mereka yang sudah tertanam di hati. Karenanya, dakwah dengan hikmah dan ajaran yang baik tidak bermanfaat bagi mereka, akan tetapi perlu mengahdapi argumen yang mereka sodorkan dengan nalar dan dalil yang lebih rasional. Kelompok ketiga ini diajak memeluk agama Islam dengan cara mendebat dan mematahkan argumentasi-argumentasi yang mereka ajukan. Meski demikian, perdebatan Nabi saw dengan mereka berlangsung secara baik. Tidak ada satu kata kasar pun yang keluar dari lisan Nabi saw. (Al-Alusi, Rûhul Ma’ânî fî Tafsîril Qur’ânil ‘Adzîm was Sab’il Matsânî, [Beirut, Dârul Kutubil ‘Ilmiyah, cetakan pertama: 1415 H], tahqiq: Syekh Ali bin Abdul Bari, juz III, halaman 373).

 


Demikian potret dakwah Islam di masa Nabi saw kepada umat manusia, tanpa jalan kekerasan. Lantas bagaimana cara dakwah umat Nabi Muhammad saw di masa kini?


Dakwah Islam di Masa Kini

Mengutip penjelasan Habib Abu Bakar al-Adni dalam kitabnya Fiqhud Da’wah, ada dua ayat Al-Qur’an yang harus diperhatikan yang berkaitan dengan dakwah Islam masa kini. 

1. Ayat perihal anjuran kepada umat Islam untuk selalu mengajak orang lain melakukan kebaikan, sebagaimana firman Allah swt dalam Al-Qur’an:


وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (آل عمران: 104)


Artinya, “Dan hendaklah di antara kalian ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar; dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS Ali ‘Imran: 104).

 


2.Ayat perihal larangan untuk mendakwahkan Islam dengan cara yang justru menyebabkan perpecahan dan pertikaian antarumat Islam, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an:


وَلا تَكُونُوا كَالَّذِينَ تَفَرَّقُوا وَاخْتَلَفُوا مِنْ بَعْدِ مَا جاءَهُمُ الْبَيِّناتُ وَأُولئِكَ لَهُمْ عَذابٌ عَظِيمٌ (آل عمران: 105)


Artinya, “Dan janganlah kalian menjadi seperti orang-orang yang bercerai berai dan berselisih setelah sampai kepada mereka keterangan yang jelas, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat azab yang berat.” (QS Ali ‘Imran: 105).


Kedua ayat di atas menurut Habib Abu Bakar al-Adani merupakan pedoman yang harus dijadikan prinsip dakwah Islam oleh semua umat yang memiliki otoritas menyampaikan ajaran-ajaran Islam, sebagai representasi perjuangan Nabi Muhammad saw. Dakwah Islam harus disampaikan dengan penuh kebaikan, tanpa kekerasan yang justru menimbulkan perpecahan, sebagaimana dakwah Islam yang dicontohkan Nabi Muhammad saw. (Abu Bakar al-Adni, Fiqhud Dakwah fil Marhalatil Mu’âshirah, [Maktabah Jumhuriyah al-Yamaniyah], halaman 12-13).

 


2 Prinsip Dakwah Islam

Dari penjelasan di atas, ada dua prinsip yang perlu diperhatikan ketika berdakwah, yaitu:


1. Mengikuti prosedur yang telah dijelaskan dalam Al-Qur’an dan mengikuti teladan dakwah Islam yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw, sebagaimana tergambar pada surat an-Nahl ayat 125 di atas.


2. Menjauhi segala cara dakwah yang berpotensi menimbulkan pertikaian dan perpecahan antara umat Islam. Sebab, prinsip dalam Islam sendiri adalah menjunjung tinggi persatuan dan perdamaian.

 


Perjalanan dakwah Islam terus melaju dari satu zaman menuju zaman lainnya, dari satu masa sampai masa yang lain. Semuanya menjadi saksi bahwa Nabi saw telah sukses membumikan Islam dengan ajaran yang ramah, moderat, penuh hikmah, dan sangat santun. Betapa banyak orang kafir Makkah dan sekitarnya berbondong-bondong masuk Islam di hadapan Nabi saw dengan penuh kerelaaan, setelah melihat secara langsung akhlak dan kelembutannya dalam menyampaikan dakwah Islam. Wallâhu a’lam.

 


Ustadz Sunnatullah, Pengajar di Pondok Pesantren Al-Hikmah Darussalam Durjan Kokop Bangkalan.

 


 

Terkait

Tasawuf/Akhlak Lainnya

Lihat Semua