
āHari raya Id di kepala ahli dunia yang lalai itu adalah pemuasan syahwat duniawi dan nafsu hewani pada makanan, minuman, hubungan seksual, dan pakaian,ā
Alhafiz Kurniawan
Penulis
Hari raya Idul Fitri merupakan hari kebahagiaan milik semua orang. Pada hari raya Id, semua orang berhak untuk bahagia termasuk bagi kalangan awam. Semua orang mengekspresikan kebahagiaannya pada hari raya Id. Demikian halnya dengan orang awam.
Kalangan awam, sebagaimana kalangan khawassh,Ā melewati waktu-waktu bahagianya dengan obsesi-obsesi dan tujuan material dalam imajinasi mereka. Kalangan awam pada hari raya Id merasakan kegembiraan karena dapat menikmati segenap unsur material seperti kenikmatan pakaian, kenikmatan makanan, kenikmatan papan.
أ٠اŁŲ£Ų¹ŁŲ§ŲÆ Ų¬Ł
Ų¹ Ų¹ŁŲÆ ŁŁŁ Ų§ŁŲ£ŁŁŲ§ŲŖ Ų§ŁŲ¹Ų§Ų¦ŲÆŲ© Ų¹ŁŁ Ų§ŁŁŲ§Ų³ ŲØŲ§ŁŁ
Ų³Ų±Ų§ŲŖ ŁŲ§ŁŲ£ŁŲ±Ų§Ųā¦ ŁŁ
Ų§ ŲŖŲ³Ų± Ų§ŁŲ¹ŁŲ§Ł
ŲØŲ§ŁŲ£Ų¹ŁŲ§ŲÆ ŁŁ
Ų§ ŁŁŁŲ§ Ł
Ł ŁŁŁ Ų“ŁŁŲ§ŲŖŁŁ
Ł
Ł Ł
ŁŲ§ŲØŲ³ ŁŲŗŁŲ±ŁŲ§
Artinya, āāAāyadāābentuk jamak dari āIdāāmerupakan saat-saat kegembiraan dan kebahagiaan yang kerap dialami manusia⦠Hari Raya Id ini juga dilalui dengan bahagia oleh kalangan awam karena saat-saat itu mereka dapat melampiaskan syahwat mereka pada pakaian dan pada selain pakaian,ā (Lihat Syekh Abdullah Hijazi As-Syarqawi, Syarhul Hikam Ibnu Athaillah, Semarang, Maktabah Al-Munawwir, juz II, halaman 12).
Ungkapan Syekh Abdullah Hijazi As-Syarqawi berangkat dari penjelasan atas butir hikmah berikut ini:
ŁŲ±ŁŲÆ Ų§ŁŁŲ§ŁŲ§ŲŖ Ų£Ų¹ŁŲ§ŲÆ Ų§ŁŁ
Ų±ŁŲÆŁŁĀ
Artinya, āKedatangan saat-saat āterjepitā adalah hari raya Id bagi kalangan murid.ā
Syekh Ibnu Ajibah menjelaskan jenis kebahagiaan kalangan umum (awam). Bagi kalangan awam, hari raya Id merupakan waktu pemenuhan dahaga nafsunya. Kebahagiaan kalangan awam beredar pada seputar hal-hal materi, nafsu, dan semua yang bersifat jasmani.
أ٠اŁŲ£Ų¹ŁŲ§ŲÆ Ų¬Ł
Ų¹ Ų¹ŁŲÆ ŁŁŁ Ł
Ų§ ŁŲ¹ŁŲÆ Ų¹ŁŁ Ų§ŁŁŲ§Ų³ ŲØŲ§ŁŲ£ŁŲ±Ų§Ų ŁŲ§ŁŁ
Ų³Ų±Ų© ŁŲ§ŁŲ¹ŁŲ§Ł
ŁŲ±ŲŁŁ
ŁŁ
Ų³Ų±ŲŖŁŁ
ŲØŲ§ŁŲŲøŁŲø ŁŲ§ŁŲ¹ŁŲ§Ų¦ŲÆ Ų§ŁŲ¬Ų³Ł
Ų§ŁŁŲ©
Artinya, āāAāyadāābentuk jamak dari āIdāāmerupakan saat-saat kegembiraan dan kebahagiaan yang kerap dialami manusia. Bagi kalangan awam, saat-saat kegembiraan dan kebahagiaan mereka terletak pada kesenangan dan kebiasaan jasmani,āā (Lihat Syekh Ibnu Ajibah, Iqazhul Himam fi Syarhil Hikam, [Beirut, Darul Fikr:Ā tanpa tahun], juz II, halaman 247).
Syekh Ali Baras dalam Syarah Al-Hikam-nya mengatakan, āHari raya Id di kepala ahli dunia yang lalai itu adalah pemuasan syahwat duniawi dan nafsu hewani pada makanan, minuman, hubungan seksual, dan pakaian,ā (Syekh Ali bin Abdullah bin Ahmad Baras, Syifaāus Saqam wa Fathu Khazaāinil Kalim fi Maānal Hikam, [Beirut, Darul Hawi: 2018 M/1439 H], halaman 628).
Walhasil, hari raya Id bagi kalangan awam tidak akan lari jauh dari kesenangan dan kebahagiaan yang bersifat materi, duniawi, profan, kenikmatan hewani, kelezatan makanan dan minuman, gemerlap pakaian, kemewahan rumah, dan sederetan atribut gagah duniawi lainnya. Wallahu a'lam. (Alhafiz Kurniawan)
Terpopuler
1
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
2
Khutbah Idul Adha: Menanamkan Nilai Takwa dalam Ibadah Kurban
3
Bolehkah Tinggalkan Shalat Jumat karena Jadi Panitia Kurban? Ini Penjelasan Ulama
4
Khutbah Idul Adha: Implementasi Nilai-Nilai Ihsan dalam Momentum Lebaran Haji
5
Khutbah Idul Adha Bahasa Jawa 1446 H: Makna Haji lan Kurban minangka Bukti Taat marang Gusti Allah
6
Khutbah Idul Adha: Menyembelih Hawa Nafsu, Meraih Ketakwaan
Terkini
Lihat Semua