Silaturahim merupakan salah satu sarana yang baik dalam menjalin persaudaraan dan kerukunan dengan orang lain. Apalagi lebaran yang lazim menjadi momen perjumpaan atau kumpul-kumpul dengan orang-orang terdekat, kerabat, tetangga, teman, guru, ataupun orang lain.Ā
Salah satu bentuk silaturahim adalah dengan cara bertamu mengunjungi rumah orang yang akan kita silaturahimi.Ā
Dalam salah satu hadits dijelaskan:
Ų„ŁŲ°ŁŲ§ ŲÆŁŲ®ŁŁŁ Ų§ŁŲ¶ŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁŁ
Ł ŲÆŁŲ®ŁŁŁ ŲØŁŲ±ŁŲ²ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ„ŁŲ°ŁŲ§Ų®ŁŲ±ŁŲ¬Ł Ų®ŁŲ±ŁŲ¬Ł ŲØŁŁ
ŁŲŗŁŁŁŲ±ŁŲ©Ł Ų°ŁŁŁŁŁŲØŁŁŁŁ
Ł
āKetika tamu datang pada suatu kaum, maka ia datang dengan membawa rezekinya. Ketika ia keluar dari kaum, maka ia keluar dengan membawa pengampunan dosa bagi mereka,ā (HR Ad-Dailami).
Agar dalam bertamu tercapai hasil yang baik, maka hendaknya seseorang selalu menjaga adab atau etika dalam bertamu. Berikut adab-adab dalam bertamu ke rumah orang lain:
ŁŁŲ£ŁŁ
ŁŁŲ§ Ų¢ŲÆŁŲ§ŲØŁ Ų§ŁŲ¶ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁ ŁŁŲØŁŲ§ŲÆŁŲ±Ł Ų„ŁŁŁ Ł
ŁŁŁŲ§ŁŁŁŁŲ©Ł Ų§ŁŁŁ
ŁŲ¶ŁŁŁŁ ŁŁŁ Ų£ŁŁ
ŁŁŲ±Ł : Ł
ŁŁŁŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŲ·ŁŁŲ¹ŁŲ§Ł
Ł Ų ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ¹ŁŲŖŁŲ°ŁŲ±Ł ŲØŁŲ“ŁŲØŁŲ¹Ł Ų ŁŁŲ£ŁŁŁ ŁŁŲ§ ŁŁŲ³ŁŲ£ŁŁŁ ŲµŁŲ§ŲŁŲØŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŁŁŲ²ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ų“ŁŁŁŲ”Ł Ł
ŁŁŁ ŲÆŁŲ§Ų±ŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŲØŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁ
ŁŁŁŲ¶ŁŲ¹Ł ŁŁŲ¶ŁŲ§Ų”Ł Ų§ŁŁŲŁŲ§Ų¬ŁŲ©Ł . ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲŖŁŲ·ŁŁŁŁŲ¹Ł Ų„ŁŁŁ ŁŁŲ§ŲŁŁŁŲ©Ł Ų§ŁŁŲŁŲ±ŁŁŁ
Ł Ų ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ®ŁŲ§ŁŁŁŁ Ų„Ų°ŁŲ§ Ų£ŁŲ¬ŁŁŁŲ³ŁŁŁ ŁŁŁ Ł
ŁŁŁŲ§Ł ŁŁŲ£ŁŁŁŲ±ŁŁ
ŁŁŁ ŲØŁŁŁ . ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁ
ŁŲŖŁŁŁŲ¹Ł Ł
ŁŁŁ ŲŗŁŲ³ŁŁŁ ŁŁŲÆŁŁŁŁŁ Ų ŁŁŲ„ŁŲ°ŁŲ§ Ų±ŁŲ£ŁŁ ŲµŁŲ§ŲŁŲØŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŁŁŲ²ŁŁŁ ŁŁŲÆŁ ŲŖŁŲŁŲ±ŁŁŁŁ ŲØŁŲŁŲ±ŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁ
ŁŁŁŲ¹ŁŁŁ Ł
ŁŁŁŁŁŲ§
āAdab bertamu adalah sesegera mungkin beradaptasi dengan tuan rumah dalam beberapa hal: antara lain (1) menyantap makanan (yang dihidangkan), tak perlu beralasan sudah kenyang, (2) tidak bertanya pada tuan rumah tentang sesuatu di rumahnya kecuali arah kiblat dan toilet, (3) tidak mengintip ke arah tempat wanita,(4) tidak menolak ketika dipersilakan duduk di suatu tempat dan (tidak menolak) ketika diberi penghormatan, (5) membasuh kedua tangan (ketika hendak makan dengan tangan), (6) ketika melihat tuan rumah bergerak untuk melakukan sesuatu, jangan mencegahnyaā (Muhammad bin Ahmad bin Salim as-Safarini, Ghidaā al-Albab Syarh Mandzumah al-Adab, juz 2, hal. 117)
Selain adab-adab dalam bertamu di atas, Syekh Sulaiman al-Jamal juga menjelaskan adab-adab yang lain dalam bertamu:
ŁŁ
Ł Ų¢ŲÆŲ§ŲØ Ų§ŁŲ¶ŁŁ أ٠ŁŲ§ ŁŲ®Ų±Ų¬ Ų„ŁŲ§ ŲØŲ„Ų°Ł ŲµŲ§ŲŲØ Ų§ŁŁ
ŁŲ²Ł ŁŲ£Ł ŁŲ§ ŁŲ¬ŁŲ³ ŁŁ Ł
ŁŲ§ŲØŁŲ© ŲŲ¬Ų±Ų© Ų§ŁŁŲ³Ų§Ų” ŁŲ³ŲŖŲ±ŲŖŁŁ ŁŲ£Ł ŁŲ§ ŁŁŲ«Ų± Ų§ŁŁŲøŲ± Ų„ŁŁ Ų§ŁŁ
ŁŲ¶Ų¹ Ų§ŁŲ°Ł ŁŲ®Ų±Ų¬ Ł
ŁŁ Ų§ŁŲ·Ų¹Ų§Ł
Ā
āSebagian adab dalam bertamu adalah tidak beranjak keluar kecuali atas seizin tuan rumah, tidak duduk di hadapan ruangan perempuan, tidak banyak memandangi ruangan tempat keluar makanan,ā (Syekh Sulaiman al-Jamal, Hasyiyah al-Jamal, juz 17, hal. 407)
Sebagian adab yang lain dalam bertamu adalah ketika seseorang hendak menginap, hendaknya tidak melebihi dari tiga hari, hal ini sesuai dengan anjuran dalam hadits:
ŁŁŲ§ŁŲ¶ŁŁŁŁŲ§ŁŁŲ©Ł Ų«ŁŁŁŲ§Ų«ŁŲ©Ł Ų£ŁŁŁŁŲ§Ł
Ł ŁŁŁ
ŁŲ§ ŲØŁŲ¹ŁŲÆŁ Ų°ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁ ŲµŁŲÆŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲŁŁŁŁ ŁŁŁŁ Ų£ŁŁŁ ŁŁŲ«ŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŲÆŁŁŁ ŲŁŲŖŁŁŁ ŁŁŲŁŲ±ŁŲ¬ŁŁŁ
āJamuan hak tamu berjangka waktu tiga hari. Lebih dari itu, jamuan adalah sebuah sedekah. Tidak boleh bagi tamu untuk menginap di suatu rumah hingga ia menyusahkannya,ā (HR. Bukhari Muslim).
Maka sebaiknya adab-adab di atas benar-benar dijaga dan dilaksanakan pada saat bertamu ke rumah orang lain, agar tercapai maksud dan tujuan dalam bertamu sehingga akan terjalin hubungan yang baik. Wallahu aālam.Ā Ā
Ustadz M. Ali Zainal Abidin, Pengajar di Pondok Pesantren Annuriyah, Kaliwining, Rambipuji, Jember