Tasawuf/Akhlak

5 Faedah Mengonsumsi Makanan Halal

Sabtu, 2 April 2022 | 11:00 WIB

5 Faedah Mengonsumsi Makanan Halal

5 faedah mengonsumsi makanan halal.

Mengonsumsi makanan yang terjamin halal adalah perintah Syariat Islam. Dalam Islam setidaknya terdapat 5 faedah mengonsumsi makanan halal. Secara tegas perintah mengonsumsi makanan halal tertuang dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:


ŁŠŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł ŁƒŁŁ„ŁŁˆŲ§ Ł…ŁŁ…Ł‘ŁŽŲ§ فِي Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų¶Ł Ų­ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł„Ł‹Ų§ Ų·ŁŽŁŠŁ‘ŁŲØŁ‹Ų§ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŲŖŁ‘ŁŽŲØŁŲ¹ŁŁˆŲ§ Ų®ŁŲ·ŁŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŽŁŠŁ’Ų·ŁŽŲ§Ł†Ł Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ Ų¹ŁŽŲÆŁŁˆŁ‘ŁŒ Ł…ŁŲØŁŁŠŁ†ŁŒ


Artinya, ā€œHai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimuā€ (QS Al-Baqarah: 168).


Mengonsumsi makanan halal memiliki 5 faedah bagi orang yang menjalankannya. Makanan halal yang dimaksud harus mencakup dalam dua kategori. Pertama, halal secara dzatiyah atau dari aspek wujud fisiknya. Kedua, halal dari aspek asal muasalnya. Makanan yang secara dzatiyah halal, namun didapatkan dengan cara yang haram, seperti dengan cara mencuri misalnya, Ā maka tidak akan memperoleh 5Ā faedah yang sebagaimana berikut.Ā 


Pertama, Menjadikan Lebih Bersemangat dalam Ibadah

Makanan sangat mempengaruhi naik-turunnya semangat orang dalam menjalankan ibadah. Jika ia terbiasa mengonsumsi makanan yang haram, maka jiwa dan raganya secara otomatis akan malas beribadah, bahkan aka berani meninggalkan kewajiban. Sebaliknya, jika terbiasa mengonsumsi makanan halal, maka ia akan merasa ringan dan penuh semangat melaksanakan ibadah dan segala kewajiban syariat. Rumus ini sesuai yang diungkapkan oleh seorang sufi terkemuka, Sahl At-Tustari:


Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų£ŁŽŁƒŁŽŁ„ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲ±ŁŽŲ§Ł…ŁŽ Ų¹ŁŽŲµŁŽŲŖŁ’ Ų¬ŁŽŁˆŁŽŲ§Ų±ŁŲ­ŁŁ‡ŁŲŒ Ų“ŁŽŲ§Ų”ŁŽ Ų£ŁŽŁ…Ł’ Ų£ŁŽŲØŁŽŁ‰ŲŒ Ų¹ŁŽŁ„ŁŁ…ŁŽ Ų£ŁŽŁˆŁ’ Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŽŲ¹Ł’Ł„ŁŽŁ…Ł’. ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ†Ł’ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽŲŖŁ’ Ų·ŁŽŲ¹Ł’Ł…ŁŽŲŖŁŁ‡Ł Ų­ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł„Ł‹Ų§ Ų£ŁŽŲ·ŁŽŲ§Ų¹ŁŽŲŖŁ’Ł‡Ł Ų¬ŁŽŁˆŁŽŲ§Ų±ŁŲ­ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁˆŁŁŁ‘ŁŁ‚ŁŽŲŖŁ’ Ł„ŁŁ„Ł’Ų®ŁŽŁŠŁ’Ų±ŁŽŲ§ŲŖŁ


Artinya, ā€œBarangsiapa yang mengonsumsi makanan haram, maka anggota tubuhnya akan tergerak melaksanakan kemaksiatan, baik ia berkenan ataupun tidak, baik ia mengetahui ataupun tidak; dan barangsiapa yang makanannya halal, maka anggota tubuhnya akan tergerak untuk melaksanakan ketaatan, dan akan diberi pertolongan untuk melakukan kebaikan.ā€ (Al-Ghazali, Ihyâ’ UlĆ»middĆ®n, [Beirut, DĆ¢rul Fikr], halaman 104).


Bahkan menurut Imam Abdullah bin Husain bin Thahir, ibadah tidak akan bersih dan tidak terasa atsar-nya pada seseorang kecuali bila makanan yang masuk ke dalam perutnya adalah makanan halal tanpa disertai kesyubhatan. Sebab mengonsumsi makanan halal adalah hal pokok dalam ibadah, dan sesuatu apapun tidak akan tegak kecuali hal pokoknya telah terpenuhi. (Habib Zain bin Smith, al-Manhajus SĆ¢wĆ®, [Hadramaut, DĆ¢rul ā€˜Ilmi wad Da’wah: 2008], halaman 559).


Kedua, Menjadi Pendorong Terkabulnya Doa

Jika ingin doa-doa yang kita panjatkan terkabul, kunci utamanya adalah hanya mengisi perut dengan makanan dan minuman yang jelas kehalalannya. Ini berdasarkan salah satu hadits dimana Sahabat Sa’d bin Abi Waqash meminta kepada Rasulullah saw agar doa-doa yang dipanjatkannya dapat terkabul. Lalu Rasulullah saw menjawabnya:


ŁŠŁŽŲ§ Ų³ŁŽŲ¹Ł’ŲÆŁŲŒ Ų£ŁŽŲ·ŁŲØŁ’ Ł…ŁŽŲ·Ł’Ų¹ŁŽŁ…ŁŽŁƒŁŽ ŲŖŁŽŁƒŁŁ†Ł’ Ł…ŁŲ³Ł’ŲŖŁŽŲ¬ŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŽŲ¹Ł’ŁˆŁŽŲ©ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠ Ł†ŁŽŁŁ’Ų³Ł Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŲØŁŁŠŁŽŲÆŁŁ‡ŁŲŒ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŽ Ł„ŁŽŁŠŁŽŁ‚Ł’Ų°ŁŁŁ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŁ‚Ł’Ł…ŁŽŲ©ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲ±ŁŽŲ§Ł…ŁŽ فِي Ų¬ŁŽŁˆŁ’ŁŁŁ‡Ł Ł…ŁŽŲ§ ŁŠŁŲŖŁŽŁ‚ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ„Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ…ŁŽŁ„ŁŽ Ų£ŁŽŲ±Ł’ŲØŁŽŲ¹ŁŁŠŁ†ŁŽ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł‹Ų§


Artinya, ā€œWahai Saā€˜d, perbaikilah makananmu, niscaya doamu mustajab (dikabulkan). Demi Dzat yang menggenggam jiwa Muhammad, sesungguhnya seorang hamba yang melemparkan satu suap makanan haram ke dalam perutnya, maka tidak diterima amalnya selama 40 hari.ā€ (HR At-Thabrani).


Ketiga, Mejadi Sebab Diberi Keturunan Saleh Salehah

Berkaitan hal ini Wali Qutbul Ghauts, Syekh Abdul Qadir al-Jilani, dalam kitabnya al-Ghunyah menjelaskan:


Ų„Ų°ŁŽŲ§ ŲøŁŽŁ‡ŁŽŲ±ŁŽŲŖŁ’ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ§Ų±ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų­ŁŽŲØŁ’Ł„Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ±Ł’Ų£ŁŽŲ©Ł ŁŁŽŁ„Ł’ŁŠŁŲµŁŽŁŁ‘Ł ŲŗŁŲ°ŁŽŲ§Ų”ŁŽŁ‡ŁŽŲ§ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲ±ŁŽŲ§Ł…Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų“Ł‘ŁŲØŁŁ‡ŁŽŲ§ŲŖŁ Ł„ŁŁŠŁŲ®Ł’Ł„ŁŽŁ‚ŁŽ Ų§Ł„ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲÆŁ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų£ŁŽŲ³ŁŽŲ§Ų³Ł Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŁƒŁŁˆŁ’Ł†Ł Ł„ŁŁ„Ų“Ł‘ŁŽŁŠŁ’Ų·ŁŽŲ§Ł†Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł Ų³ŁŽŲØŁŁŠŁ’Ł„ŁŒ. ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŽŁ‰: Ų£ŁŽŁ†Ł’ ŁŠŁŽŁƒŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ مِنْ Ų­ŁŁŠŁ’Ł†Ł Ų§Ł„Ų²Ł‘ŁŁŁŽŲ§ŁŁ ŁˆŁŽŁŠŁŽŲÆŁŁˆŁ’Ł…Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų°ŁŽŁ„ŁŁƒŁŽ Ł„ŁŁŠŁŽŲ®Ł’Ł„ŁŲµŁŽ Ł‡ŁŁˆŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ‡Ł’Ł„ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁˆŁŽŁ„ŁŽŲÆŁŁ‡Ł Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŽŁŠŁ’Ų·ŁŽŲ§Ł†Ł فِى Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ†Ł’ŁŠŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų±Ł فِى Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŁ‚Ł’ŲØŁŽŁ‰ŲŒ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ¹ŁŽ Ų°ŁŽŁ„ŁŁƒŁŽ ŁŠŁŽŲ®Ł’Ų±ŁŲ¬Ł Ų§Ł„ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲÆŁ ŲµŁŽŲ§Ł„ŁŲ­Ł‹Ų§ ŲØŁŽŲ§Ų±Ł‘Ł‹Ų§ ŲØŁŲ£ŁŽŲØŁŽŁˆŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł Ų·ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ¹Ł‹Ų§ Ł„ŁŲ±ŁŽŲØŁ‘ŁŁ‡Ł. ŁƒŁŁ„Ł‘Ł Ų°ŁŽŁ„ŁŁƒŁŽ ŲØŁŲØŁŽŲ±ŁŽŁƒŁŽŲ©Ł ŲŖŁŽŲµŁ’ŁŁŁŠŁŽŲ©Ł Ų§Ł„Ł’ŲŗŁŲ°ŁŽŲ§Ų”Ł


Artinya, ā€œTatkala tampak tanda-tanda kehamilan wanita, hendaknya suami menjaga makanannya dari yang haram dan yang syubhat agar anaknnya dapat terbentuk atas fondasi dimana setan tidak dapat menjangkaunya. Alangkah baiknya jika kebiasaan menghindar dari makanan haram dan syubhat dimulai saat prosesi pernikahan dan terus berlangsung sampai kelahiran anak, agar suami itu, istri dan anak-anaknya nanti selamat dari godaan setan di dunia dan selamat dari neraka di akhirat kelak. Dengan melakukan hal tersebut, anak akan lahir sebagai anak yang salih, berbakti pada kedua orang tua dan taat kepada Tuhannya. Semua itu karena barokah menjaga makanan (dari yang haram dan syubhat).ā€ (Abdul Qadir al-Jilani, al-Ghunyah, [Beirut, DĆ¢rul Kutubil ā€˜Ilmiyyah: 1997], juz I, halaman 103-104) .


Keempat, Menjernihkan Hati

Mengonsumsi makanan halal juga berfaedah menjernihkan hati. Kejernihan hati dapat melebur segala penyakit hati serta dapat memunculkan berbagai jawaban atas segala kegundahan yang sering dialami. Dalam hadits dijelaskan:


Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų£ŁŽŁƒŁŽŁ„ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų£ŁŽŲ±Ł’ŲØŁŽŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ų§Ł‹ŲŒ Ł†ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŲ±ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ł‚ŁŽŁ„Ł’ŲØŁŽŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ¬Ł’Ų±ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŁ†ŁŽŲ§ŲØŁŁŠŁ’Ų¹ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŁƒŁ’Ł…ŁŽŲ©Ł مِنْ Ł‚ŁŽŁ„Ł’ŲØŁŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ł„ŁŲ³ŁŽŲ§Ł†ŁŁ‡Ł


Artinya, ā€œBarangsiapa yang memakan makanan halal selama 40 Ā hari, maka Allah akan menerangkan hatinya dan akan mengalirkan sumber-sumber ilmu hikmah dari hatinya pada lisannya.ā€ (HR Abu Nu’aim)


Menurut Syekh Abdullah bin ā€˜Alawi al-Haddad, bagi orang yang telah cukup tasawufnya, menjernihkan hati membutuhkan tiga kebiasaan penting, yaitu (1) menyedikitkan makanan serta menjaga kehalalannya, (2) tidak berinteraksi dengan orang yang berambisi mengejar nafsu duniawi, dan (3) selalu ingat kematian agar tidak terlalu banyak berandai-andai. (Zain bin Smith, al-Manhajus SĆ¢wĆ®, halaman 561).


Kelima, Sebagai Obat dari Beragam Penyakit

Selain faedah yang bersifat bathiniyah, mengonsumsi makanan halal juga membawa faedah yang bersifat lahiriah dan dapat dirasakan oleh tubuh secara langsung, yakni sebagai obat dari beragam penyakit. Mengenai hal ini, salah satu sufi golongan tabi’in, Yunus bin Ubaid berkata:


Ł„ŁŽŁˆŁ’ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŲ¬ŁŲÆŁ ŲÆŁŲ±Ł’Ł‡ŁŽŁ…Ł‹Ų§ مِنْ Ų­ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł„Ł Ł„ŁŽŁƒŁŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŲ“Ł’ŲŖŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ بِهِ Ł‚ŁŁ…Ł’Ų­Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲ·Ł’Ų­ŁŽŁ†ŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁ†ŁŽŲ­ŁŁˆŁ’Ų²ŁŁ‡Ł Ų¹ŁŁ†Ł’ŲÆŁŽŁ†ŁŽŲ§. ŁŁŽŁƒŁŁ„Ł‘Ł Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų¹ŁŽŲ¬ŁŲ²ŁŽ Ų§Ł„Ų£ŁŽŲ·ŁŲØŁŽŲ§Ų”Ł Ų¹ŁŽŁ†Ł’ Ł…ŁŲÆŁŽŲ§ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁŁ‡Ł ŲÆŁŽŲ§ŁˆŁŽŁŠŁ’Ł†ŁŽŲ§Ł‡Ł بِهِ ŁŁŽŲ®ŁŽŁ„ŁŽŲµŁŽ مِنْ Ł…ŁŽŲ±ŁŽŲ¶ŁŁ‡Ł Ł„ŁŁˆŁŽŁ‚Ł’ŲŖŁŁ‡Ł


Artinya, ā€œKalau saja kami memiliki uang satu dirham dari yang halal, tentu akan kami belikan gandum yang akan kami tumbuk dan kami sajikan untuk kami. Setiap orang sakit yang dokter tidak mampu mengobatinya, maka kami obati dengan gandum yang kami dapatkan dari uang halal, lalu ia pun sembuh dari penyakitnya saat itu juga.ā€ (Abdul Wahab as-Sya’rani, TanbĆ®hul MughtarrĆ®n, [Beirut, Darul Kutub al-ā€˜Ilmiyyah: 2002], halaman 240).


Perkataan Yunus bin Ubaid di atas oleh Habib Zain bin Smith dikategorikan sebagai salah satu contoh nyata mengobati penyakit dengan mengonsumsi makanan halal. Faedah mengobati berbagai macam penyakit pun tidak terbatas pada gandum saja sebagaimana dalam contoh, tapi juga berlaku untuk semua makanan halal secara umum. Khususnya ketika diniati untuk berobat atas penyakit yang dialami oleh seseorang. (Zain bin Smith, al-Manhajus SĆ¢wĆ®, halaman 561).


Demikianlah 5 faedah mengonsumsi makanan halal. Dengan ini dapat kita pahami bahwa di balik perintah syariat mengonsumsi makanan halal, rupanya ada 5 faedah yang sangat sangat bermanfaat bagi jiwa dan raga. Sudah sepatutnya kita memperhatikan makanan dan minuman yang kita konsumsi sekiranya betul-betul halal dari aspek dzatiyah maupun dari aspek cara mendapatkannya. Jika menjadi kebiasaan dan dilakukan secara terus-menerus, insyaallah akan mendatangkan beragam hikmah dan faedah yang dapat kita rasakan langsung dalam kehidupan kita. Wallahu a’lam.

ā€ƒ


Ustadz M. Ali Zainal Abidin, anggota Komisi Fatwa MUI Jawa Timur.

 
​​