Tafsir

Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 54

Ahad, 27 Juni 2021 | 03:00 WIB

Berikut ini adalah teks, transliterasi, terjemahan, dan kutipan sejumlah tafsir ulama atas Surat Al-Baqarah ayat 54:


وَإِذْ قَالَ مُوسَى لِقَوْمِهِ يَا قَوْمِ إِنَّكُمْ ظَلَمْتُمْ أَنْفُسَكُمْ بِاتِّخَاذِكُمُ الْعِجْلَ فَتُوبُوا إِلَى بَارِئِكُمْ فَاقْتُلُوا أَنْفُسَكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ عِنْدَ بَارِئِكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ 


Wa idz qāla Mūsā li qawmihī yā qawmi innakum zhalamtum anfusakum bit tikhādzikumul ‘ijla fa tūbū ilā bāri’ikum faqtulū anfusakum dzālikum khayrul lakum ‘inda bāri’ikum, fa tāba ‘alaykum, innahū huwat tawwābur rahīmu.


Artinya, "(Ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya, ‘Hai kaumku, sungguh kalian telah menganiaya diri sendiri karena kalian telah menjadikan anak sapi (sebagai sesembahan). Tobatlah kepada Tuhan yang menjadikan kalian dan bunuhlah diri kalian. Hal itu adalah lebih baik bagi kalian pada sisi Tuhan yang menciptakan kalian; lalu Allah akan menerima tobat kalian. Sungguh Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang,’” (Surat Al-Baqarah ayat 54).


Ragam Tafsir Surat Al-Baqarah Ayat 54

Imam Jalaluddin dalam Kitab Tafsirul Jalalain mengatakan, “(Ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya yang menyembah anak sapi, ‘Hai kaumku, sungguh kalian telah menganiaya diri sendiri karena kalian telah menjadikan anak sapi sebagai tuhan. Tobatlah kepada Tuhan yang menjadikan kalian atas dosa penyembahan tersebut dan bunuhlah diri kalian di mana mereka yang tidak terlibat di antara kalian mengeksekusi mereka yang berbuat musyrik. Hal (eksekusi mati) itu adalah lebih baik bagi kalian pada sisi Tuhan yang menciptakan kalian; lalu Allah menunjuki kalian untuk berbuat demikian. Allah kemudian mengirim awan hitam sehingga satu sama lain tidak saling melihat agar tidak timbul rasa iba dalam eksekusi. Sedangkan jumlah mereka yang dieksekusi mencapai 70.000 orang. Allah mengabulkan permohonan tobat kalian. Sungguh Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.’”


Imam Al-Baidhawi dalam Kitab Anwarut Tanzil wa Asrarut Ta’wil mengatakan, “Bunuhlah diri kalian sebagai bentuk kesempurnaan tobat melalui penyiksaan diri.” Sebagian ulama menafsirkan, “Bunuhlah diri kalian,” yaitu syahwat kalian sebagaimana dikatakan, “Siapa saja yang tidak menghukum dirinya, niscaya ia tidak memanjakan dirinya melalui satu kenikmatan. Sedangkan orang yang tidak membunuh nafsunya, niscaya tidak menghidupkannya.”


Sejumlah ulama, kata Al-Baidhawi, menafsirkan bahwa mereka diperintahkan untuk mengeksekusi orang yang berbuat syirik. Orang yang tidak menyembah anak sapi diperintahkan untuk mengeksekusi mati para penyembah anak sapi.


Suatu riwayat menyebutkan, seorang melihat satu sama lain pada hari eksekusi mati. Ia melihat kerabatnya yang menjadi korban eksekusi sehingga tidak tega menjalankan perintah Allah. Allah kemudian mengrim kabut dan awan hitam sehingga mereka tidak dapat saling melihat atau mengenali.


Mereka kemudian menjalankan eksekusi mati sebagai perintah Allah dari pagi sampai sore sampai-sampai Nabi Musa dan Nabi Harun AS sehingga awan hitam berlalu dan pertobatan Allah pun turun. Jumlah mereka yang dieksekusi mati mencapai 70.000 orang.


Eksekusi tersebut lebih baik sebagai jalan penyucian dari perbuatan syirik dan jalan penghubung pada kehidupan dan kebahagiaan abadi. Penyebutan kata “bari’” atau pencipta yang disusul dengan perintah tersebut menunjukkan puncak kebodohan dan kedunguan Bani Israil sampai-sampai meninggalkan penyembahan Allah sebagai pencipta mereka menuju penyembahan anak sapi.


Sungguh, Allah maha penerima tobat lagi maha penyayang yang banyak menunjuki manusia untuk bertobat atau zat yang menerima tobat dari mereka yang berdosa dan memberi nikmat begitu besar kepada mereka.


Imam Al-Baghowi dalam Kitab Ma’alimut Tanzil fit Tafsir wat Ta’wil bercerita, ketika Nabi Musa meminta Bani Israil untuk melakukan eksekusi mati, sebagian dari mereka yang mengeksekusi melihat anaknya, ayahnya, kerabatnya, sahabatnya, dan tetangganya yang akan dieksekusi sehingga mereka tidak tega menjalankan perintah Allah. Mereka kemudian dapat melaksanakan eksekusi tersebut dari pagi hingga sore.


Ketika banyak jatuh korban, Nabi Musa AS dan Nabi Harun AS menangis dan berdoa, “Tuhan kami, Bani Israil bisa punah. Sisakanlah ya Allah, sisakan!” Allah kemudian menggeser awan hitam lalu memerintahkan kepada mereka untuk menghentikan eksekusi.


Diriwayatkan dari Sayyidina Ali RA, jumlah mereka yang dieksekusi mencapai 70.000 orang. Hal ini menyusahkan pikiran Nabi Musa AS. Allah kemudian berkata, “Wahai Musa, apakah kau senang bila aku memasukkan pelaku dan korban eksekusi ke dalam surga?” Orang yang dieksekusi dipandang sebagai syahid. Sedangkan orang yang masih hidup diampuni dosa syiriknya.


Imam Ibnu Katsir melalui tafsirnya mengatakan, Surat Al-Baqarah ayat 54 menyifatkan cara pertobatan sebagian Bani Israil atas praktik syirik, yaitu menyembah anak sapi. Menurut Abul Aliyah, Sa’id bin Jubair, dan Rabi’ bin Anas, kata “Tūbū ilā bari’ikum” bermakna “Tobatlah kalian kepada Zat pencipta kalian.” Pada kata “ilā bāri’ikum”, kata Ibnu Katsir, terdapat satu peringatan atas besarnya kesalahan Bani Israil. Maknanya seolah demikian, “Tobatlah kalian kepada Zat pencipta kalian. Sedangkan kalian menyembah selain-Nya.” Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)