Arti Mimpi tentang Kucing, Burung, Lebah dan Gajah

Tulisan tafsir mimpi kali ini masih seputar mimpi tentang hewan, yaitu kucing, burung, lebah dan gajah.

 

Mimpi tentang Kucing
Mimpi tentang kucing menunjukkan beberapa arti. Di antaranya adalah anak, saudara, bapak, atau istri. Misal seseorang bermimpi ada kucing yang mati, maka itu menunjukkan arti akan ada anak, saudara, bapak, istri, atau majikan yang akan meninggal, sakit atau tidak bermanfaat untuknya. Jadi tafsir mimpi tentang kucing sangat bergantung dengan keadaan dan tingkah laku kucing itu dalam mimpi.

 

Bermimpi melihat kucing menunjukkan arti anak, sebab sama-sama membantu seseorang di rumahnya. Kucing membantu dalam menghalau tikus, ular, dan semisalnya yang masuk ke rumah orang yang merawat kucing. Kucing juga menunjukkan arti istri sebab sama-sama sering berada di pangkuan pemiliknya. Selain itu, kucing juga menunjukkan arti orang tua dan saudara kandung sebab sama-sama sering berada di rumah untuk kebaikan.

 

Mimpi tentang Burung
Mimpi tentang burung yang berada di dalam sangkar menunjukkan beragam arti. Di antaranya adalah budak, anak, atau harta yang tersimpan. Hal ini dikarenakan ketiga objek tersebut dipandang sama-sama terbatasi.  

Jika dalam mimpi burung itu mengoceh, maka menunjukkan arti pengkhotbah, penceramah, penyanyi atau qari’ (orang yang melantunkan al-Qur’an dengan suara bagus). Jika orang yang bermimpi orang yang sakit, lalu saat burung mengoceh  ia menangis tanpa jeritan, maka mimpi tersebut menunjukkan arti kalau ia akan segera sembuh; sedangkan bila disertai jeritan, maka mimpi demikian menunjukkan arti kalau sakit itu akan membawanya menuju kematian. 

 

Mimpi menemui burung yang berada di dalam sangkar terkadang juga menunjukkan arti tentang orang yang dipenjara. Jika seseorang bermimpi memberi makan burung yang ada di dalam sangkar maka menunjukkan arti ia akan berbicara dengan orang yang ada di dalam penjara, atau ia adalah orang yang dapat menyelamatkan atau mengeluarkan orang yang terkurung di dalam penjara. 

 

Sedangkan jika ia bermimpi melihat burung lepas dari sangkarnya, maka menunjukkan arti ada orang sakit yang akan meninggal, atau ia akan berpisah darinya orang yang disayanginya. (Abul Abbas Ahmad bin Abdurrahman, Qawâ’idu Tafsîril Ahlâm, [Beirut, Muassasatur Rayyân: 2000 M], cetakan pertama, halaman 289-290).

 

Mimpi tentang Lebah
Mimpi melihat lebah menunjukkan arti perbekalan, simpanan, atau hal-hal yang bermanfaat. Adapun mimpi melihat sarang lebah menunjukkan arti istri yang cantik, kendaraan, rumah, atau kebun. Jika orang bermimpi dirinya dikelilingi oleh lebah, maka menunjukkan arti ia akan mendapatkan jabatan atau pekerjaan strategis. (Abu ‘Abdillah Muhammad bin Abdullah bin Rasyid,  al-Martabatul ‘Ulya fî Tafsîrir -Ru’yâ, [Beirut, Dar al-Kutub al-Islamiyyah: 2003 M], Halaman 127-128).

 

Mimpi tentang Gajah
Mimpi melihat gajah memiliki arti akan ada pemimpin yang memiliki fisik gemuk. Gajah terkadang juga menunjukkan arti kendaraan dan rumah. Adapun jika bermimpi melihat gajah di tempat yang bukan semestinya dihuni olehnya, maka menunjukkan arti akan ada kerusakan di daerah tersebut. Penafsiran demikian dengan menyitir ayat al-Qur’an:

 

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ فَعَلَ رَبُّكَ بِأَصْحَابِ الْفِيلِ

 

Artinya, “Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak terhadap tentara bergajah?” (QS. Al-Fil: 1)

 

Ayat tersebut secara tersirat menunjukkan arti adanya siksa atau malapetaka yang diturunkan oleh Allah terhadap pasukan gajah. Sehingga ulama mu’abbirîn menafsirkan gajah yang tidak pada tempatnya dengan penafsiran akan adanya malapetaka di tempat tersebut.

 

Pernah pada suatu ketika Imam Ibnu Sirin ditanyai seseorang:

 

“Wahai Ibnu sirin, semalam aku bermimpi seolah aku menaiki gajah.”

 

“Gajah bukanlah kendaraan orang Islam atau pasukan Islam. Aku khawatir arti mimpi itu menunjukkan kalau Engkau saat ini tidaklah memeluk Agama Islam”, jawab Ibnu Sirin.
  

Jika orang bermimpi melihat gajah yang tergeletak mati di suatu tempat, maka menunjukkan arti akan ada orang besar (memiliki fisik besar/ derajat tinggi) yang mati di daerah tersebut. Wallâhu a’lam. (Bin Rasyid,  Al-Martabah al-‘Ulya, halaman 131-132).

 

Gus M. Ali Zainal Abidin, Pengajar di Pesantren Annuriyyah Kaliwining, Rambipuji, Jember.