Setelah usai dari perhelatan pesta demokrasi untuk memilih presiden, ada hal-hal yang perlu bahkan wajib kita perhatikan mengenai bagaimana pandangan syariat Islam dan sikap yang harus kita jalani terhadap pemimpin yang terpilih secara sah dan demokratis di negara kita tercinta, Indonesia. Di antaranya adalah:
Kewajiban Menaati Pemimpin dalam Kebajikan
Ketaatan kepada pemimpin adalah suatu kewajiban sebagaimana disebutkan dalam Al-Qurāan dan Hadits sangat banyak sekali. Dalil di dalam Al-Qurāan di antaranya adalah firman Allah ta'ala:
ŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŲ°ŁŁŁŁ Ų¢ŁŁ
ŁŁŁŁŲ§ Ų£ŁŲ·ŁŁŲ¹ŁŁŲ§ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŲ·ŁŁŲ¹ŁŁŲ§ Ų§ŁŲ±ŁŁŲ³ŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲ£ŁŁ
ŁŲ±Ł Ł
ŁŁŁŁŁŁ
Ł
"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu." (QS. An Nisa' [4]: 59)
Dalam ayat ini Allah menjadikan ketaatan kepada pemimpin pada urutan ketiga setelah ketaatan pada Allah dan Rasul-Nya. Namun, untuk pemimpin di sini tidaklah datang dengan lafazh perintah "taatilah" karena ketaatan kepada pemimpin merupakan ikutan (tâbi') dari ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam. Oleh karena itu, apabila seorang pemimpin memerintahkan untuk berbuat maksiat kepada Allah, maka tidak ada lagi kewajiban mendengar dan taat kepada mereka
Dalil-dalil ketaatan kepada pemimpin meskipun mereka zalim di dalam hadits:
Ų¹ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁ
ŁŲ©Ł ŲØŁŁŁ ŁŁŲ§Ų¦ŁŁŁ Ų§ŁŁŲŁŲ¶ŁŲ±ŁŁ
ŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ Ų£ŁŲØŁŁŁŁ ŁŁŲ§ŁŁ Ų³ŁŲ£ŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁ
ŁŲ©Ł ŲØŁŁŁ ŁŁŲ²ŁŁŲÆŁ Ų§ŁŁŲ¬ŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁ Ų±ŁŲ³ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŲµŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŁŁŲ§ŁŁ ŁŁŲ§ ŁŁŲØŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ Ų£ŁŲ±ŁŲ£ŁŁŁŲŖŁ Ų„ŁŁŁ ŁŁŲ§Ł
ŁŲŖŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų£ŁŁ
ŁŲ±ŁŲ§Ų”Ł ŁŁŲ³ŁŲ£ŁŁŁŁŁŁŲ§ ŲŁŁŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŁŁŁ
ŁŁŁŲ¹ŁŁŁŁŲ§ ŲŁŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁ
ŁŲ§ ŲŖŁŲ£ŁŁ
ŁŲ±ŁŁŁŲ§ ŁŁŲ£ŁŲ¹ŁŲ±ŁŲ¶Ł Ų¹ŁŁŁŁŁ Ų«ŁŁ
ŁŁ Ų³ŁŲ£ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŲ¹ŁŲ±ŁŲ¶Ł Ų¹ŁŁŁŁŁ Ų«ŁŁ
ŁŁ Ų³ŁŲ£ŁŁŁŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŲ«ŁŁŲ§ŁŁŁŁŲ©Ł Ų£ŁŁŁ ŁŁŁ Ų§ŁŲ«ŁŁŲ§ŁŁŲ«ŁŲ©Ł ŁŁŲ¬ŁŲ°ŁŲØŁŁŁ Ų§ŁŁŲ£ŁŲ“ŁŲ¹ŁŲ«Ł ŲØŁŁŁ ŁŁŁŁŲ³Ł ŁŁŁŁŲ§ŁŁ Ų§Ų³ŁŁ
ŁŲ¹ŁŁŲ§ ŁŁŲ£ŁŲ·ŁŁŲ¹ŁŁŲ§ ŁŁŲ„ŁŁŁŁŁ
ŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁŁ
Ł Ł
ŁŲ§ ŲŁŁ
ŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁŁŁ
Ł Ł
ŁŲ§ ŲŁŁ
ŁŁŁŁŲŖŁŁ
Ł
"Abu Hunaidah (wail) bin Hudjur RA berkata: Salamah binti Yazid Al Ju'fi bertanya pada Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam: Ya Rasulullah, bagaimana jika terangkat di atas kami kepala-kepala yang hanya pandai menuntut haknya dan menahan hak kami, maka bagaimanakah anda memerintahkan pada kami ? Pada mulanya beliau mengabaikan pertanyaan itu, hingga beliau ditanya yang kedua kalinya atau ketiga kalinya, maka Rasulullah shallallahu āalaihi wasallam menarik Al Asy'ats bin Qois dan bersabda: Dengarlah dan taatlah kamu sekalian (pada mereka), maka sesungguhnya di atas mereka ada tanggung jawab/kewajiban atas mereka sendiri dan bagimu ada tanggung jawab tersendiri." (HR Muslim)
ŁŁŲ±ŁŁŁŁ ŁŁŲ“ŁŲ§Ł
Ł ŲØŁŁŁ Ų¹ŁŲ±ŁŁŁŲ©Ł Ų¹ŁŁŁ Ų£ŁŲØŁŁ ŲµŁŲ§ŁŁŲŁ Ų¹ŁŁŁ Ų£ŁŲØŁŁ ŁŁŲ±ŁŁŁŲ±ŁŲ©Ł Ų£ŁŁŁŁ Ų±ŁŲ³ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ ŲµŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ§ŁŁ: { Ų³ŁŁŁŁŁŁŁŁŁ
Ł ŲØŁŲ¹ŁŲÆŁŁ ŁŁŁŁŲ§Ų©Ł ŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁ
Ł Ų§ŁŁŲØŁŲ±ŁŁ ŲØŁŲØŁŲ±ŁŁŁŁ Ų ŁŁŁŁŁŁŁŁŁŁ
Ł Ų§ŁŁŁŁŲ§Ų¬ŁŲ±Ł ŲØŁŁŁŲ¬ŁŁŲ±ŁŁŁ Ų ŁŁŲ§Ų³ŁŁ
ŁŲ¹ŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ£ŁŲ·ŁŁŲ¹ŁŁŲ§ ŁŁŁ ŁŁŁŁŁ Ł
ŁŲ§ ŁŁŲ§ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲŁŁŁŁ Ų ŁŁŲ„ŁŁŁ Ų£ŁŲŁŲ³ŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŁŁŁŁŁ
Ł Ų ŁŁŲ„ŁŁŁ Ų£ŁŲ³ŁŲ§Ų”ŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁŁŁ
Ł
"Sepeninggalku nanti ada pemimpin-pemimpin yang akan memimpin kalian, pemimpin yang baik akan memimpin dengan kebaikannya dan pemimpin yang fajir akan memimpin kalian dengan kefajirannya. Maka dengarlah dan taatilah mereka pada perkara-perkara yang sesuai dengan kebenaran saja. Apabila mereka berbuat baik maka kebaikannya adalah bagimu dan untuk mereka, jika mereka berbuat buruk maka bagimu (untuk tetap berbuat baik) dan bagi mereka (keburukan mereka)." (HR Bukhari Muslim)
ŁŁŁŁŁŁŁŁ ŲØŁŲ¹ŁŲÆŁŁŁ Ų£ŁŲ¦ŁŁ
ŁŁŲ©Ł ŁŲ§Ł ŁŁŁŁŲŖŁŲÆŁŁŁŁŁ ŲØŁŁŁŲÆŁŲ§ŁŁ ŁŁŁŲ§Ł ŁŁŲ³ŁŲŖŁŁŁŁŁŁŁŁ ŲØŁŲ³ŁŁŁŁŲŖŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŁŁŁŁŁ
Ł Ų±ŁŲ¬ŁŲ§ŁŁ ŁŁŁŁŁŁŲØŁŁŁŁ
Ł ŁŁŁŁŁŁŲØŁ Ų§ŁŲ“ŁŁŁŁŲ§Ų·ŁŁŁŁŁ ŁŁŁ Ų¬ŁŲ«ŁŁ
ŁŲ§ŁŁ Ų„ŁŁŁŲ³Ł. (ŁŁŲ§ŁŁ ŲŁŲ°ŁŁŁŁŁŲ©Ł): ŁŁŁŁŁŁ Ų£ŁŲµŁŁŁŲ¹Ł ŁŁŲ§ Ų±ŁŲ³ŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁ Ų£ŁŲÆŁŲ±ŁŁŁŲŖŁ Ų°ŁŁŁŁŁŲ ŁŁŲ§ŁŁ: ŲŖŁŲ³ŁŁ
ŁŲ¹Ł ŁŁŲŖŁŲ·ŁŁŁŲ¹Ł ŁŁŁŁŲ£ŁŁ
ŁŁŁŲ±Ł ŁŁŲ„ŁŁŁ Ų¶ŁŲ±ŁŲØŁ ŲøŁŁŁŲ±ŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŲ®ŁŲ°Ł Ł
ŁŲ§ŁŁŁŁ
"Akan datang setelahku para pemimpin yang tidak mengikuti petunjukku, tidak menjalani sunnahku, dan akan berada pada mereka orang-orang yang hati mereka adalah hati-hati setan yang berada dalam jasad manusia." (Hudzaifah berkata), "Wahai Rasulullah, apa yang aku perbuat jika aku menemui mereka?" Beliau menjawab, "Engkau dengar dan engkau taati walaupun punggungmu dicambuk dan hartamu diambil." (HR. Muslim)
Padahal sudah maklum kita ketahui, bahwa menyiksa atau memukul punggung seseorang dan mengambil harta tanpa ada sebab yang dibenarkan oleh syari'atātanpa ragu lagiātermasuk maksiat. Seseorang tidak boleh mengatakan kepada pemimpinnya tersebut, "Saya tidak akan taat kepadamu sampai engkau menaati Rabb-mu." Perkataan semacam ini adalah suatu yang terlarang. Bahkan seseorang wajib menaati mereka (pemimpin) walaupun mereka durhaka kepada Rabb-nya.
Adapun jika mereka memerintahkan kita untuk bermaksiat kepada Allah, maka kita dilarang untuk mendengar dan menaati mereka. Karena Rabb pemimpin kita dan Rabb kita (rakyat) adalah satu yaitu Allah Ta'ala oleh karena itu wajib taat kepada-Nya. Apabila mereka memerintahkan kepada maksiat maka tidak ada kewajiban mendengar dan taat.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
ŁŲ§Ł Ų·ŁŲ§Ų¹ŁŲ©Ł ŁŁŁ Ł
ŁŲ¹ŁŲµŁŁŁŲ©ŁŲ Ų„ŁŁŁŁŁ
ŁŲ§ Ų§ŁŲ·ŁŁŲ§Ų¹ŁŲ©Ł ŁŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲ¹ŁŲ±ŁŁŁŁ
"Tidak ada kewajiban taat dalam rangka bermaksiat (kepada Allah). Ketaatan hanyalah dalam perkara yang ma'ruf (bukan maksiat)." (HR. Bukhari no. 7257)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,
Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁ
ŁŲ±ŁŲ”Ł Ų§ŁŁŁ
ŁŲ³ŁŁŁŁ
Ł Ų ŁŁŁŁ
ŁŲ§ Ų£ŁŲŁŲØŁŁ ŁŁŁŁŲ±ŁŁŁ Ų Ł
ŁŲ§ ŁŁŁ
Ł ŁŁŲ¤ŁŁ
ŁŲ±Ł ŲØŁŁ
ŁŲ¹ŁŲµŁŁŁŲ©Ł Ų ŁŁŲ„ŁŲ°ŁŲ§ Ų£ŁŁ
ŁŲ±Ł ŲØŁŁ
ŁŲ¹ŁŲµŁŁŁŲ©Ł ŁŁŁŲ§Ł Ų³ŁŁ
ŁŲ¹Ł ŁŁŁŲ§Ł Ų·ŁŲ§Ų¹ŁŲ©Ł
"Seorang muslim wajib mendengar dan taat dalam perkara yang dia sukai atau benci selama tidak diperintahkan untuk bermaksiat. Apabila diperintahkan untuk bermaksiat, maka tidak ada kewajiban mendengar dan taat." (HR. Bukhari no. 7144)
Menghindari Fitnah dan Pertumpahan Darah
Kita harus memperhatikan kewajiban mendengar dan taat kepada penguasa. Karena, bila kita tidak menaati mereka, maka akan terjadi kekacauan, pertumpahan darah dan terjadi korban pada kaum muslimin. Ingatlah bahwa darah kaum muslimin itu lebih mulia daripada hancurnya dunia ini. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
ŁŁŲ²ŁŁŁŲ§ŁŁ Ų§ŁŲÆŁŁŁŁŁŁŲ§ Ų£ŁŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ Ų§ŁŁŁŁ Ł
ŁŁŁ ŁŁŲŖŁŁŁ Ų±ŁŲ¬ŁŁŁ Ł
ŁŲ³ŁŁŁŁ
Ł
"Hancurnya dunia ini lebih ringan (dosanya) daripada terbunuhnya seorang muslim." (HR. Tirmidzi)
Sekarang kita dapat menyaksikan orang-orang yang memberontak kepada penguasa. Mereka hanya mengajak kepada pertumpahan darah dan banyak di antara kaum muslimin yang tidak bersalah menjadi korban.
Yang wajib dan terbaik adalah mendengar dan menaati mereka. Namun bukan berarti tidak ada amar ma'ruf nahi munkar. Hal itu tetap ada tetapi harus dilakukan menurut kaidah yang telah ditetapkan oleh syari'at yang mulia ini.
Sahabat 'Amr bin 'Ash berkata kepada putranya, Abdullah:
ع٠عŁ
ر٠ب٠اŁŲ¹Ų§Ųµ Ų±Ų¶Ł Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁ Ų£ŁŁ ŁŲ§Ł ŁŲ§ŲØŁŁ Ų¹ŲØŲÆ Ų§ŁŁŁ: ŁŲ§ ŲØŁŁ! Ų³ŁŲ·Ų§Ł Ų¹Ų§ŲÆŁ Ų®ŁŲ± Ł
Ł Ł
Ų·Ų± ŁŲ§ŲØŁŲ ŁŲ£Ų³ŲÆ ŲŲ·ŁŁ
Ų®ŁŲ± Ł
Ł Ų³ŁŲ·Ų§Ł ŲøŁŁŁ
Ų ŁŲ³ŁŲ·Ų§Ł ŲŗŲ“ŁŁ
ŲøŁŁŁ
Ų®ŁŲ± Ł
Ł ŁŲŖŁŲ© ŲŖŲÆŁŁ
āWahai anakku, pemimpin yang aqdil itu lebih baik dibandingkan dengan hujan yang deras, macan yang buas lebih baik daripada pemimpin yang zalim sedangkan pemimpin yang sangat zalim itu masih lebih baik dibandingkan dengan fitnah yang permanen (dikarenakan tidak ada pemimpin sama sekali).ā
Syekh 'Ali Jum'ah, mantan mufti Mesir menyitir maqalah Imam Malik:
ŲŲ§ŁŁ
ŲøŁŁŁ
ŲŗŲ“ŁŁ
ŁŁŲ§ ŁŲŖŁŲ© ŲŖŲÆŁŁ
ā(Tetaplah menaati) pemimpin yang zalim dan jangan sampai terjadi fitnah yang berkepanjangan tanpa akhir.
Lalu beliau berkomentar:
ŁŁŲ¬ŲÆŁŲ§ Ł
Ł ŁŲ®Ų±Ų¬ Ų¹ŁŁŁŲ§ ŁŲ°Ł Ų§ŁŲ£ŁŲ§Ł
ŁŁŁŁŁ Ų£Ų®Ų·Ų£ Ł
Ų§ŁŁ ŲØŁ Ų§ŁŁŲŖŁŲ© Ų£ŁŲ¶Ł Ł
Ł Ų§ŁŲŲ§ŁŁ
Ų§ŁŲøŲ§ŁŁ
.
ŁŁŁŁ ŁŁŲ°Ų§ Ų§ŁŲ“Ų®Ųµ Ų£ŁŁ Ł
Ł Ų§ŁŲ®ŁŲ§Ų±Ų¬ .ŁŲ£ŁŁ ŁŲ±ŁŲÆ Ų§ŁŁŲ³Ų§ŲÆ ŁŁ Ų§ŁŲ£Ų±Ų¶ .Ā
"Pada masa ini kita mendapati seseorang yang menyempal dari kita seraya berkata: "Pemimpin sudah berbuat kesalahan bahkan fitnah (kekacauan denga tidak mengakui adanya pemimpin yang sah untuk ditaati) itu lebih baik dibandingkan dengan pemerintah yang zalim."
Komentar kami (Syekh Ali Jum'ah) untuk orang ini: "Anda termasuk golongan Khowarij, karena yang dikehendaki adalah kerusakan di muka bumi."
Amar Ma'ruf Nahi munkar kepada Pemimpin
Berikut ini adalah dalil kebolehan amar ma'ruf, nahi munkar dengan cara mengkritik pemimpin/pemerintah:
ŁŁŲ§Ł ŲµŁŁ Ų§ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁ ŁŲ³ŁŁ
: Ų£ŁŲ¶Ł Ų§ŁŲ¬ŁŲ§ŲÆ ŁŁŁ
Ų© ŲŁ Ų¹ŁŲÆ Ų³ŁŲ·Ų§Ł Ų¬Ų§Ų¦Ų±
Nabi shallallahu āalaihi wasallam bersabda: Sebaik-baik jihad adalah ucapan yang hak disisi pemimpin yang zalim. (HR Abu Dawud, At Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Namun demikian, amar ma'ruf nahi munkar harus dengan lemah lembut dan pelakunya harus mempunyai ilmu yang cukup agar bisa bertindak dengan benar.
Al-Imam Sufyan ats-Tsauri berkata:Ā
ŁŲ§ ŁŲ£Ł
Ų± ŲØŲ§ŁŁ
Ų¹Ų±ŁŁ ŁŁŁŁŁ Ų¹Ł Ų§ŁŁ
ŁŁŲ± Ų„ŁŲ§ Ł
Ł ŁŲ§Ł ŁŁŁ Ų«ŁŲ§Ų« Ų®ŲµŲ§Ł: Ų±ŁŁŁ ŲØŁ
Ų§ ŁŲ£Ł
Ų±Ų Ų±ŁŁŁ ŲØŁ
Ų§ ŁŁŁŁŲ Ų¹ŲÆŁ ŲØŁ
Ų§ ŁŲ£Ł
Ų±Ų Ų¹ŲÆŁ ŲØŁ
Ų§ ŁŁŁŁŲ Ų¹Ų§ŁŁ
ŲØŁ
Ų§ ŁŲ£Ł
Ų±Ų Ų¹Ų§ŁŁ
ŲØŁ
Ų§ ŁŁŁŁ
"Seseorang tidak boleh melakukan amar ma'ruf nahi munkar melainkan ada pada dirinya tiga perangai: lemah lembut ketika menyeru dan mencegah, adil ketika menyeru dan mencegah, mengilmui sesuatu yang diseru dan dicegahnya." (Ibnu Rajab al-Hanbali,Ā Jami'ul Ulum wal Hikam)
Dikisahkan ada seseorang yang akan beramar ma'ruf dan nahi munkar, lalu dia meminta pendapat kepada seorang ulama agar diizinkan dengan cara yang keras karena pelakunya itu sudah dianggap keterlaluan, namun sang ulama menjawab bahwa kamu tidak lebih baik dari Nabi Musa as dan orang yang akan kamu nasihati tidak lebih jahat dari Fir'aun, tapi Allah di dalam Al-Qurāan tetap memerintahkan Nabi Musa as dan Nabi Harun as) untuk berbicara dengan lemah lembut kepada Fir'aun:
Ā Ų§Ų°ŁŁŁŲØŁŲ§ Ų„ŁŁŁŁŁ° ŁŁŲ±ŁŲ¹ŁŁŁŁŁ Ų„ŁŁŁŁŁŁ Ų·ŁŲŗŁŁŁ°ŲĀ ŁŁŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁ ŁŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŁŁŁŁŁŲ§ ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁ ŁŁŲŖŁŲ°ŁŁŁŁŲ±Ł Ų£ŁŁŁ ŁŁŲ®ŁŲ“ŁŁŁ°
"Pergilah kamu berdua kepada Fir'aun, karena dia benar-benar telah melampaui batas. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya (Fir'aun) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan dia sadar atau takut. (QS. Thaha 43-44)
Kemudian kita tidak boleh membenarkan kebohongan dan mendukung kezaliman mereka. Dari Ka'ab bin Ujroh radhiyallahu 'anhu ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam keluar mendekati kami, lalu bersabda:
Ų„ŁŁŁŁŁŁ Ų³ŁŁŁŁŁŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁŁ
Ł ŲØŁŲ¹ŁŲÆŁŁ Ų£ŁŁ
ŁŲ±ŁŲ§Ų”Ł ŁŁŁ
ŁŁŁ ŲÆŁŲ®ŁŁŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲµŁŲÆŁŁŁŁŁŁŁ
Ł ŲØŁŁŁŲ°ŁŲØŁŁŁ
Ł ŁŁŲ£ŁŲ¹ŁŲ§ŁŁŁŁŁ
Ł Ų¹ŁŁŁŁ ŲøŁŁŁŁ
ŁŁŁ
Ł Ų ŁŁŁŁŁŁŲ³Ł Ł
ŁŁŁŁŁ ŁŁŁŁŲ³ŁŲŖŁ Ł
ŁŁŁŁŁ Ų ŁŁŁŁŁŁŲ³Ł ŲØŁŁŁŲ§Ų±ŁŲÆŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁ ŲŁŁŁŲ¶ŁŁ Ų ŁŁŁ
ŁŁŁ ŁŁŁ
Ł ŁŁŲµŁŲÆŁŁŁŁŁŁŁ
Ł ŲØŁŁŁŲ°ŁŲØŁŁŁ
Ł ŁŁŁŁŁ
Ł ŁŁŲ¹ŁŁŁŁŁŁ
Ł Ų¹ŁŁŁŁ ŲøŁŁŁŁ
ŁŁŁŁ
Ł Ų ŁŁŁŁŁŁ Ł
ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ£ŁŁŁŲ§ Ł
ŁŁŁŁŁ ŁŁŲ³ŁŁŁŲ±ŁŲÆŁ Ų¹ŁŁŁŁŁŁ Ų§ŁŁŲŁŁŁŲ¶Ł
"Akan ada setelahku nanti para pemimpin yang berdusta. Barangsiapa masuk pada mereka lalu membenarkan (menyetujui) kebohongan mereka dan mendukung kezaliman mereka maka dia bukan dari golonganku dan aku bukan dari golongannya, dan dia tidak bisa mendatangi telagaku (di hari kiamat). Dan barangsiapa yang tidak masuk pada mereka (penguasa dusta) itu, dan tidak membenarkan kebohongan mereka, dan (juga) tidak mendukung kezaliman mereka, maka dia adalah bagian dari golonganku, dan aku dari golongannya, dan ia akan mendatangi telagaku (di hari kiamat)." (HR. Ahmad dan An-Nasa'i)
Larangan Memberontak dan Menyibukkan Diri Mencelanya
Al-Imam Abu Ja'far Ath-Thahawi rahimahullah menjelaskan di antara prinsip aqidah Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah:
ŁŁŲ§ ŁŲ±Ł Ų§ŁŲ®Ų±ŁŲ¬ Ų¹ŁŁ Ų£Ų¦Ł
ŲŖŁŲ§ ŁŁŁŲ§Ų© Ų£ŁŁ
ŁŲ±ŁŲ§ Ų ŁŲ„Ł Ų¬Ų§Ų±ŁŲ§ Ų ŁŁŲ§ ŁŲÆŲ¹ŁŲ§ Ų¹ŁŁŁŁ
Ų ŁŁŲ§ ŁŁŲ²Ų¹ ŁŲÆŲ§Ł Ł
Ł Ų·Ų§Ų¹ŲŖŁŁ
ŁŁŲ±Ł Ų·Ų§Ų¹ŲŖŁŁ
Ł
Ł Ų·Ų§Ų¹Ų© Ų§ŁŁŁ Ų¹Ų² ŁŲ¬Ł ŁŲ±ŁŲ¶Ų©Ł Ų Ł
Ų§ ŁŁ
ŁŲ£Ł
Ų±ŁŲ§ ŲØŁ
Ų¹ŲµŁŲ©Ł Ų ŁŁŲÆŲ¹ŁŲ§ ŁŁŁ
ŲØŲ§ŁŲµŁŲ§Ų ŁŲ§ŁŁ
Ų¹Ų§ŁŲ§Ų©
"Dan kami tidak memandang bolehnya memberontak kepada para pemimpin dan pemerintah kami, meskipun mereka berbuat zalim. Kami tidak mendoakan kejelekan kepada mereka. Kami tidak melepaskan diri dari ketaatan kepada mereka dan kami memandang ketaatan kepada mereka adalah ketaatan kepada Allah sebagai suatu kewajiban, selama yang mereka perintahkan itu bukan kemaksiatan (kepada Allah). Dan kami doakan mereka dengan kebaikan dan keselamatan." (Al-Imam Abu Ja'far Ath-Thahawi Al-Hanafi, dalam Al-Aqidah Ath-Thahawiyah)
Al-Imam Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah juga menukil ijma'. Dari Ibnu Batthal rahimahullah, ia berkata: "Para fuqaha telah sepakat wajibnya taat kepada pemerintah (muslim) yang berkuasa, berjihad bersamanya, dan bahwa ketaatan kepadanya lebih baik daripada memberontak." (Ibnu Hajar al-Asqalani, Fathul Bari, 13/7)
Al-Imam Al-Habib Abdullah bin Alawy Al Haddad dalam kitabnya 'Adda'wah Attammah menjelaskan tentang sikap yang harus dilaksanakan kepada pemimpin:Ā
ŁŁ
ŁŁ
Ų§ ŁŲ§Ł Ų§ŁŁŁŁ Ł
ŲµŁŲŲ§ Ųس٠اŁŲ±Ų¹Ų§ŁŲ© Ų¬Ł
ŁŁ Ų§ŁŲ³ŁŲ±Ų©
ŁŲ§Ł Ų¹ŁŁ Ų§ŁŲ±Ų¹ŁŲ© أ٠ŁŲ¹ŁŁŁŁ ŲØŲ§ŁŲÆŲ¹Ų§Ų” ŁŁ Ł Ų§ŁŲ«ŁŲ§Ų” Ų¹ŁŁŁ ŲØŲ§ŁŲ®ŁŲ±
"Jika seorang pemimpin membawa kemaslahatan untuk rakyat, bersungguh-sungguh dalam memberi perhatian kepada mereka, dan mempunyai kinerja yang bagus maka rakyat harus membantunya dengan berdoa untuknya serta memujinya atas kinerjanya yang bagus".
ŁŁ
ŁŁ
Ų§ ŁŲ§Ł Ł
ŁŲ³ŲÆŲ§ Ł
Ų®ŁŲ·Ų§ ŁŲ§Ł Ų¹ŁŁŁŁ
Ų§Ł ŁŲÆŲ¹ŁŲ§ ŁŁ ŲØŲ§ŁŲµŁŲ§Ų ŁŲ§ŁŲŖŁŁŁŁ Ł Ų§ŁŲ§Ų³ŲŖŁŲ§Ł
Ų© ŁŲ£ŁŲ§ ŁŲ“ŲŗŁŁŲ§ Ų£ŁŲ³ŁŲŖŁŁ
ŲØŲ°Ł
Ł ŁŲ§ŁŲÆŲ¹Ų§Ų” Ų¹ŁŁŁ ŁŲ„Ł Ų°ŁŁ ŁŲ²ŁŲÆ ŁŁ ŁŲ³Ų§ŲÆŁ ŁŲ§Ų¹ŁŲ¬Ų§Ų¬Ł ŁŁŲ¹ŁŲÆ ŁŲØŲ§Ł Ų°ŁŁ Ų¹ŁŁŁŁ
.Ā
Jika ia membawa kerusakan, mencampur aduk antara kebenaran dan kebatilan, maka kewajiban kitaāsebagai rakyatāadalah mendoakan, semoga Allah segera memperbaiki keadaan pemimpin kita itu, memberi ia petunjuk kepada jalan yang benar, dan memberinya sifat istiqamah dalam hal-hal yang diridhai Allahādalam kepemimpinannya. Dan janganlah kita sibuk mencela dan berdoa buruk atas dirinya, karena itu semua malah akan menambah kerusakan dan kezalimannya dan kita sendiri yang akan merasakan dampak-dampak buruknya.
ŁŲ§Ł Ų§ŁŁŲ¶ŁŁ Ų±ŲŁ
Ł Ų§ŁŁŁ ŁŁ ŁŲ§ŁŲŖ ŁŁ ŲÆŲ¹ŁŲ© Ł
Ų³ŲŖŲ¬Ų§ŲØŲ© ŁŁ
Ų§Ų¬Ų¹ŁŁŲ§ Ų„ŁŲ§ ŁŁŲ§Ł
Ų§Ł
. ŁŲ£Ł Ų§ŁŁŁ Ų„Ų°Ų§ Ų§ŲµŁŲ Ų§ŁŲ§Ł
Ų§Ł
Ų£Ł
Ł Ų§ŁŲ¹ŲØŲ§ŲÆ Ł Ų§ŁŲØŁŲ§ŲÆ. ŁŁŁ ŲØŲ¹Ų¶ Ų§ŁŲ¢Ų«Ų§Ų± Ų¹Ł Ų§ŁŁŁ ŲŖŲ¹Ų§ŁŁ Ų£ŁŁ ŁŲ§Ł Ų§ŁŲ§ Ų§ŁŁ
ŁŁ ŁŁŁŲØ Ų§ŁŁ
ŁŁŁ ŲØŁŲÆŁ ŁŁ
Ł Ų£Ų·Ų§Ų¹ŁŁ Ų¬Ų¹ŁŲŖŁŁ
Ų¹ŁŁŁ ŁŲ¹Ł
Ų© Ł Ł
Ł Ų¹ŲµŲ§ŁŁ Ų¬Ų¹ŁŲŖŁŁ
Ų¹ŁŁŁ ŁŁŁ
Ų© ŁŁŲ§ ŲŖŲ“ŲŗŁŁŲ§ Ų£ŁŁŲ³ŁŁ
ŲØŲ³ŲØ Ų§ŁŁ
ŁŁŁ Ł Ų³ŁŁŁŁ Ų£Ų¹Ų·Ł ŁŁŁŲØŁŁ
Ų¹ŁŁŁŁ
Ā
Berkata Al-Imam Fudhail Bin Iyadh rahimahullah:Ā
"Andai saja aku mempunyai satu doa yang pasti dikabulkan Allah, maka aku akan menjadikannya (untuk berdoa yang baik) untuk pemimpinku, karena jika Pemimpin kita baik, maka negara akan aman dan masyarakat tentram. Allah berfirman dalam sebagian hadits qudsi:
"Aku adalah Maha Raja. Hati para raja ada di genggamanku. Maka barang siapa yang taat padaku, akan aku jadikan mereka (para raja/pemimpin) nikmat baginya, dan barang siapa yang melanggar perintah-Ku akan aku jadikan mereka sebagai musibah atas dirinya. Maka janganlah kalian sibuk mencela dan mencaci maki pemimpin-pemimpin kalian, akan tetapi memintalah padaku, maka akan aku lembutkan hati mereka untuk kalian".
Semoga Allah menguasakan kepada kita pemimpin-pemimpin yang takut kepada-Nya, mau mengasihi kita dan menjadikan Indonesia sebagai baldah thayyibah wa rabbun ghafuur.... Amiin.
Wallahu a'lam...
Ustadz Dodi el Hasyimi, Aswaja NU Center Bojonegoro, Jawa Timur