Syariah

Menanam Ari-Ari Bayi

NU Online  Ā·  Ahad, 1 Februari 2015 | 00:16 WIB

Di antara tradisi yang masih hidup di tengah masyarakat sehubungan dengan kelahiran seorang anak adalah menanam ari-ari (masyimah) bayi di depan atau di dalam rumah. Penanaman ini dilakukan dengan berbagai cara. Diantara cara yang masyhur adalah menanam dan sekaligus memberikan penerangan.<>

Bahkan di daerah tertentu penanaman ari-ari ini disertai pula dengan menaburkan bunga di atasnya. Atau malahan dengan menyertakan berbagai makanan atau sesajen di dalamnya.

Pada hakikatnya penanaman ari-ari ini dibenarkan dalam Islam bahkan disunnahkan. Akan tetapi menyertakan berbagai benda yang bernilai dianggap tidak baik. Karena termasuk dalam kategori tabdzir (menghamburkan).

Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā Ā  Mengenai hukum sunnah mengubur ari-ari terdapat keterangan dalam kitab Nihayatul Muhtaj

Ā 

ŁˆŁŽŁŠŁŲ³ŁŽŁ†Ł‘Ł ŲÆŁŽŁŁ’Ł†Ł Ł…ŁŽŲ§ Ų§Ł†Ł’ŁŁŽŲµŁŽŁ„ŁŽ مِنْ Ų­ŁŽŁŠŁ‘Ł Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŽŁ…ŁŲŖŁ’ Ų­ŁŽŲ§Ł„Ų§Ł‘Ł‹ Ų£ŁŽŁˆŁ’ Ł…ŁŁ…Ł‘ŁŽŁ†Ł’ Ų“ŁŽŁƒŁ‘ŁŽ فِي Ł…ŁŽŁˆŁ’ŲŖŁŁ‡Ł ŁƒŁŽŁŠŁŽŲÆŁ Ų³ŁŽŲ§Ų±ŁŁ‚Ł ŁˆŁŽŲøŁŁŁ’Ų±Ł ŁˆŁŽŲ“ŁŽŲ¹Ł’Ų±Ł ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‚ŁŽŲ©Ł ، ŁˆŁŽŲÆŁŽŁ…Ł Ł†ŁŽŲ­Ł’ŁˆŁ ŁŁŽŲµŁ’ŲÆŁ Ų„ŁƒŁ’Ų±ŁŽŲ§Ł…Ł‹Ų§ Ł„ŁŲµŁŽŲ§Ų­ŁŲØŁŁ‡ŁŽŲ§. Ā 

Ā 

ā€œDan disunnahkan mengubur anggota badan yang terpisah dari orang yang masih hidup dan tidak akan segera mati, atau dari orang yang masih diragukan kematiannya, seperti tangan pencuri, kuku, rambut, ā€˜alaqah (gumpalan darah), dan darah akibat goresan, demi menghormati orangnyaā€.

Adapun tentang haramnya tabdzir sehubungan dengan menyetakan segala benda di lingkungan kubur ari-ari terdapat dalam Hasyiyatul Bajuri:

(Ų§Ł„Ł…ŁŲØŁŽŲ°Ł‘ŁŲ±Ł Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§Ł„ŁŁ‡Ł) Ų£ŁŽŁŠŁ’ ŲØŁŲµŁŽŲ±Ł’ŁŁŁ‡Ł ŁŁŁŠŁ’ ŲŗŁŽŁŠŁ’Ų±Ł Ł…ŁŽŲµŁŽŲ§Ų±ŁŁŁŁ‡Ł (Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł ŁŁŁŠŁ’ ŲŗŁŽŁŠŁ’Ų±Ł Ł…ŁŽŲµŁŽŲ§Ų±ŁŁŁŁ‡Ł) ŁˆŁŽŁ‡ŁŁˆŁŽ ŁƒŁŁ„Ł‘Ł Ł…ŁŽŲ§ Ł„Ų§ŁŽ ŁŠŁŽŲ¹ŁŁˆŁ’ŲÆŁ Ł†ŁŽŁŁ’Ų¹ŁŁ‡Ł Ų„ŁŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł Ł„Ų§ŁŽ Ų¹ŁŽŲ§Ų¬ŁŁ„Ų§Ł‹ ŁˆŁŽŁ„Ų§ŁŽ آجِلاً ŁŁŽŁŠŁŽŲ“Ł’Ł…ŁŽŁ„Ł Ų§Ł„ŁˆŁŲ¬ŁŁˆŁ’Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ł…ŁŲ­ŁŽŲ±Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł…ŁŽŁƒŁ’Ų±ŁŁˆŁ’Ł‡ŁŽŲ©ŁŽ.

Ā ā€œ(Orang yang berbuat tabdzir kepada hartanya) ialah yang menggunakannya di luar kewajarannya. (Yang dimaksud: di luar kewajarannya) ialah segala sesuatu yang tidak berguna baginya, baik sekarang (di dunia) maupun kelak (di akhirat), meliputi segala hal yang haram dan yang makruhā€.

Ā 

Demikian keterangan ini diambil dari buku Ahkamul Fuqaha’ Solusi Problematika Umat yang memuat hasil keputusan Bahtsul Masail Nahdlatul Ulama dari 1926-2010. (ulil)

Ā