Syariah

Lima Keutamaan Puasa Sunnah Syawal

NU Online  Ā·  Ahad, 31 Mei 2020 | 16:00 WIB

Lima Keutamaan Puasa Sunnah Syawal

nullMembiasakan puasa setelah selesainya puasa Ramadhan adalah tanda diterimanya puasa Ramadhan kita.

Bulan suci itu kini telah meninggalkan kita. Ramadhan usai, terbitlah Syawal. Semua orang kembali beraktivitas sebagaimana biasanya. Namun, bagi sebagian kaum Muslimin, terkhusus mereka yang sanggup beribadah tanpa terikat keadaan, suasana Ramadhan masih membekas di hati-hati mereka, entah Ramadhan bersama Covid-19 maupun tidak, Ramadhan tahun ini mudik atau tidak. Semuanya sama saja, sama-sama mulia karena adanya bulan Ramadhan.

 

Ramadhan yang membekas di hati seorang Muslim akan melahirkan rasa sedih tatkala bulan suci tersebut hendak pamit. Kenikmatan ibadah di bulan Ramadhan adalah anugerah agung yang diberikan Allah subhanahu wata’ala. Terutama puasa sebagai ibadah yang paling istimewa di bulan tersebut. Oleh karena itu, sebagian kaum muslimin akan melanjutkan puasa sehari setelah Idul Fitri, yaitu puasa enam hari di bulan Syawal.

 

Rasulullah shallallahu ā€˜alaihi wa sallam bersabda:

 

Ł…ŁŽŁ†Ł’ ŲµŁŽŲ§Ł…ŁŽ Ų±ŁŽŁ…ŁŽŲ¶ŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ų«ŁŁ…ŁŽŁ‘ Ų£ŁŽŲŖŁ’ŲØŁŽŲ¹ŁŽŁ‡Ł سِتًّا مِنْ Ų“ŁŽŁˆŁŽŁ‘Ų§Ł„Ł ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ ŁƒŁŽŲµŁŁŠŁŽŲ§Ł…Ł Ų§Ł„ŲÆŁŽŁ‘Ł‡Ł’Ų±Ł

ā€œSiapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahunā€ (HR Muslim).

 

Dengan melaksanakan puasa sunnah Syawal kita akan mendapatkan keutamaan berupa pahala puasa setahun sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas. Imam Ibnu Rajab al-Hanbali menyebutkan lima keutamaan yang kita dapatkan dari melaksanakan puasa sunnah di bulan Syawal, di antaranya adalah:

 

1. Puasa sunnah Syawal sebagai penyempurna puasa Ramadhan.

 

Untuk menyempurnakan shalat fardhu, kita dianjurkan melaksanakan shalat sunnah rawatib, yaitu qabliyah dan bakdiyah. Dengan melaksanakan shalat sunnah rawatib, maka shalat sunnah fardhu akan menjadi sempurna. Begitu pun puasa sunnah Syawal yang dapat menyempurnakan puasa Ramadhan.

 

Rasulullah shallalLahu ā€˜alaihi wa sallam bersabda,

 

Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų£ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŁ„ŁŽ Ł…ŁŽŲ§ ŁŠŁŲ­ŁŽŲ§Ų³ŁŽŲØŁ بِهِ Ų§Ł„Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁ ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…ŁŽ Ų§Ł„Ł‚ŁŁŠŁŽŲ§Ł…ŁŽŲ©Ł مِنْ Ų¹ŁŽŁ…ŁŽŁ„ŁŁ‡Ł ŲµŁŽŁ„ŁŽŲ§ŲŖŁŁ‡ŁŲŒ ŁŁŽŲ„ŁŁ†Ł’ ŲµŁŽŁ„ŁŲ­ŁŽŲŖŁ’ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ Ų£ŁŽŁŁ’Ł„ŁŽŲ­ŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ†Ł’Ų¬ŁŽŲ­ŁŽŲŒ ŁˆŁŽŲ„ŁŁ†Ł’ ŁŁŽŲ³ŁŽŲÆŁŽŲŖŁ’ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ Ų®ŁŽŲ§ŲØŁŽ ŁˆŁŽŲ®ŁŽŲ³ŁŲ±ŁŽŲŒ ŁŁŽŲ„ŁŁ†Ł’ Ų§Ł†Ł’ŲŖŁŽŁ‚ŁŽŲµŁŽ مِنْ ŁŁŽŲ±ŁŁŠŲ¶ŁŽŲŖŁŁ‡Ł Ų“ŁŽŁŠŁ’Ų”ŁŒŲŒ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲØŁ‘Ł Ų¹ŁŽŲ²Ł‘ŁŽ ŁˆŁŽŲ¬ŁŽŁ„Ł‘ŁŽ: Ų§Ł†Ł’ŲøŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ł‡ŁŽŁ„Ł’ Ł„ŁŲ¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁŠ مِنْ ŲŖŁŽŲ·ŁŽŁˆŁ‘ŁŲ¹Ł ŁŁŽŁŠŁŁƒŁŽŁ…Ł‘ŁŽŁ„ŁŽ ŲØŁŁ‡ŁŽŲ§ Ł…ŁŽŲ§ Ų§Ł†Ł’ŲŖŁŽŁ‚ŁŽŲµŁŽ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„ŁŁŽŲ±ŁŁŠŲ¶ŁŽŲ©ŁŲŒ Ų«ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŁŠŁŽŁƒŁŁˆŁ†Ł Ų³ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ±Ł Ų¹ŁŽŁ…ŁŽŁ„ŁŁ‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų°ŁŽŁ„ŁŁƒŁŽ

ā€œAmalan seorang hamba yang dihisab pertama kali di hari kiamat adalah shalat. Jika shalatnya baik, maka sungguh dia beruntung dan selamat. Jika shalatnya buruk, maka sungguh dia celaka dan rugi. Jika ada kekurangan pada shalat wajibnya, Allah Ta’ala berfirman, ā€˜Periksalah, apakah hamba-Ku memiliki amalan sunnah yang dapat menyempurnakan kekurangan ibadah wajibnya?’ Kemudian yang demikian berlaku pada seluruh amal wajibnyaā€ (HR at-Tirmidzi).

 

2. Menyempurnakan pahala puasa menjadi pahala puasa setahun.

 

Hal ini sebagaimana yang dijanjikan dalam hadits Rasulullah dalam kitab Shahih Muslim, ā€œSiapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti pahala berpuasa setahun.ā€

 

3. Membiasakan puasa setelah selesainya puasa Ramadhan adalah tanda diterimanya puasa Ramadhan kita.

 

Sesungguhnya Allah Swt apabila menerima amal kebaikan seseorang, akan menganugerahi ia untuk berbuat kebaikan setelah itu. Sebagian ulama mengatakan:


ثواب الحسنة الحسنة بعدها فمن عمل حسنة Ų«Ł… اتبعها ŲØŲ¹ŲÆ بحسنة ŁƒŲ§Ł† Ų°Ł„Łƒ علامة على Ł‚ŲØŁˆŁ„ الحسنة Ų§Ł„Ų£ŁˆŁ„Ł‰ ŁƒŁ…Ų§ أن من عمل حسنة Ų«Ł… اتبعها بسيئة ŁƒŲ§Ł† Ų°Ł„Łƒ علامة Ų±ŲÆ الحسنة ŁˆŲ¹ŲÆŁ… Ł‚ŲØŁˆŁ„Ł‡Ų§

Ganjaran perbuatan baik adalah perbuatan baik setelahnya, maka siapa saja yang berbuat kebaikan kemudian mengikutkannya dengan perbuatan baik lainnya maka hal yang demikian adalah tanda diterimanya kebaikan yang pertama, pun halnya orang yang berbuat baik kemudian mengikutkannya dengan perbuatan buruk maka yang demikian adalah tanda ditolaknya kebaikan yang ia kerjakan.

 

4. Puasa sunah Syawal sebagai tanda syukur kita kepada Allah subhanahu wata’ala.

 

Melaksanakan puasa sunnah di bulan syawal merupakan tanda syukur kita kepada Allah Swt atas anugerah yang melimpah di bulan Ramadhan berupa puasa, qiyamul lail (shalat malam), zakat dan lain-lain. Puasa di bulan Ramadhan sesungguhnya meniscayakan ampunan bagi orang yang menjalankannya, hal ini didasari dengan hadits Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Sahabat Abu Hurairah ra:

 

Ł…ŁŽŁ†Ł’ ŲµŁŽŲ§Ł…ŁŽ Ų±ŁŽŁ…ŁŽŲ¶ŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ų„ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲ§Ł†Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ§Ų­Ł’ŲŖŁŲ³ŁŽŲ§ŲØŁ‹Ų§ ŲŗŁŁŁŲ±ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł Ł…ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ‘ŁŽŁ…ŁŽ مِنْ Ų°ŁŽŁ†Ł’ŲØŁŁ‡Ł [وفي رواية]: Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ł‚ŁŽŲ§Ł…ŁŽ Ų±ŁŽŁ…ŁŽŲ¶ŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ų„ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲ§Ł†Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ§Ų­Ł’ŲŖŁŲ³ŁŽŲ§ŲØŁ‹Ų§ ŲŗŁŁŁŲ±ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł Ł…ŁŽŲ§ ŲŖŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ‘ŁŽŁ…ŁŽ مِنْ Ų°ŁŽŁ†Ł’ŲØŁŁ‡Ł

Siapa saja yang berpuasa Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.ā€ [dalam riwayat lain]: ā€œSiapa saja yang menghidupkan malam hari bulan Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.ā€ (Hr. Bukhari dan Muslim)

 

Karena ampunan ini lah patutnya kita bersyukur kepada Allah dengan melakukan ketaatan berupa puasa Syawal.

 

5. Ibadah yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan tidak terputus.

 

Dengan selesainya bulan suci Ramadhan, bukan berarti ibadah yang kita amalkan selesai sudah, namun hendaknya kita berusaha untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas ibadah di bulan-bulan selanjutnya sebagaimana di bulan Ramadhan. Puasa Syawal dapat dikatakan adalah salah satu bentuk usaha yang dapat kita lakukan untuk melestarikan ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadhan.

 

Lima poin di atas disarikan dari kitab LathĆ¢if al-Ma’ârif fĆ®ma li MawĆ¢sim al-ā€˜Am min al-WadhĆ¢if karya Ibnu Rajab al-Hanbali (Dar Ibn Hazm, cetakan pertama, 1424/2004, hal. 219-223).

  

Demikianlah keterangan mengenai keutamaan puasa di bulan Syawal, semoga kita diberikan taufik dan kemampuan untuk melestarikan ibadah yang kita lakukan di bulan suci Ramadhan, sehingga kita masuk kepada golongan orang-orang yang mendekat kepada Allah dengan perantara amalan-amalan sunnah sebagaimana dalam hadits qudsi:

 

ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲ²ŁŽŲ§Ł„Ł Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁŠ ŁŠŁŽŲŖŁŽŁ‚ŁŽŲ±ŁŽŁ‘ŲØŁ Ų„ŁŁ„ŁŽŁŠŁŽŁ‘ ŲØŁŲ§Ł„Ł†ŁŽŁ‘ŁˆŁŽŲ§ŁŁŁ„Ł Ų­ŁŽŲŖŁŽŁ‘Ł‰ Ų£ŁŲ­ŁŲØŁŽŁ‘Ł‡Ł

Artinya: ā€œDan hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepadaKu dengan amalan-amalan sunnah sehingga Aku pun mencintainya.ā€ (HR al-Bukhari)

 

Wallahu a’lam bisshawab.

 

Amien Nurhakim, mahasantri Pesantren Luhur Ilmu Hadits Darussunnah.