Syariah FASAL TENTANG TAUHID (3)

Iman kepada Para Rasul dan Kitab Suci

NU Online  Ā·  Selasa, 17 Juli 2007 | 08:30 WIB

Bilangan paraĀ Nabi dan Rasul itu banyak, dan kita tidak mengetahui, hanya Tuhan-lah yang mengetahui bilangan pastinya, sebagaimana tertera di dalam ayat Al-Qur’an sebagai berikut :

Ā ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ Ų£ŁŽŲ±Ł’Ų³ŁŽŁ„Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų±ŁŲ³ŁŁ„Ų§Ł‹ مِنْ Ł‚ŁŽŲØŁ’Ł„ŁŁƒŁŽ Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ł‚ŁŽŲµŁŽŲµŁ’Ł†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’ŁƒŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŁ…Ł’ Ł†ŁŽŁ‚Ł’ŲµŁŲµŁ’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’ŁƒŁŽ

ā€œKami telah mengutus beberapa utusan sebelum engkau, di antara mereka itu ada yang telah kami ceritakan kepadamu, dan ada pula yang tidak kami ceritakan kepadamu, dan ada pula yang tidak kami ceritakan kepadamuā€. (Al-Mu’min: 78).

<>

Adapun yang telah diceritakan di dalam Al-Qur’an dengan riwayatnya masing-masing berjumlah 25 orang. Itulah yang wajib kita percayai dengan pasti. Nama-Nama Para Nabi tersebut, sebagai berikut; Adam, Idris, Nuh, Hud, Shaleh, Ibrahim, Luth, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Yusuf, Ayyub, Syu’aid, Musa, Harun, Dzulkifli, Dawud, Sulaiman, Ilyas, Ilyasa’, Yunus, Zakaria, Yahya, Isa, Muhammad.

Selanjutnya di antara 25 orang itu ada 5 orang Rasul yang mempunyai kelebihan yang istimewa. Mereka itu dinamakan Ulul-Azmi (Ų§ŁˆŁ„ŁˆŲ§Ł„Ų¹Ų²Ł…)Ā Ā Ā  artinya para Nabi dan Rasul yang mempunyai ketabahan luar biasa. Mereka itu adalah Nabi Nuh, Ibrahim, Musa,Ā Isa, dan Nabi Muhammad SAW.

Mengingat tugas para Rasul, sebagai pesuruh Allah untuk memberi petunjuk kepada segenap manusia dan untuk memperbaiki masyarakat, maka para Rasul itu harus memiliki sifat-sifat wajib sebagai berikut, juga sifat mustahulnya:

1. Benar/Jujur atauĀ  ŲµŁŲÆŁ’Ł‚ŁŒ tidak mungkin Suka bohong atau ŁƒŁŲ°Ł’ŲØŁŒ
2. Dapat dipercaya atau Ų§ŁŽŁ…ŁŽŲ§Ł†ŁŽŲ©ŁŒĀ  tidak mungkin khianat (Ų®ŁŁŠŁŽŲ§Ł†ŁŽŲ©ŁŒ)
3. Menyampaikan perintah dan larangan atau ŲŖŁŽŲØŁ’Ł„ŁŲŗŁŒ tidak mungkin menyembunyikan ajaran atau ŁƒŁŲŖŁ’Ł…ŁŽŲ§Ł†ŁŒ
4. Cerdas atau ŁŁŽŲ·ŁŽŲ§Ł†ŁŽŲ©ŁŒ tidak mungkin pelupa atau ŲŗŁŽŁŁ’Ł„ŁŽŲ©ŁŒ

Adapun sifat jaiz (mungkin) para rasul itu adalah sama seperti sifat manusia juga, bahkan dijadikan contoh bagi sekalian manusia, maka mereka pun mempunyai sifat-sifat sebagai manusia biasa, yakni al-a’radlulĀ basyariyah (Ų§ŁŽŁ„Ų£ŁŽŲ¹Ł’Ų±ŁŽŲ§Ų¶Ł Ų§Ł„ŲØŁŽŲ“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ©Ł)Ā  , seperti makan, berkeluarga, penat, mati, merasa enak dan tidak enak, sehat dan juga menderita sakit yang tidak mengurangi kedudukannya sebagai Rasul. Dan sifat as-sam’iyat (Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ…Ł’Ų¹ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ŲŖŁ)Ā Ā Ā  yaitu hal-hal yang tidak dapat dicapai dengan akal semata-mata, dan hanya dapat diketahui dari keterangan yang kita terima dari sumber agama sendiri, yakni dari kitab-kitab Allah dan keterangan-keterangan para Rasul.

Di antara hal-hal yang termasuk di dalam Assamiyyat juga adalah Malaikat, Kitab-kitab Allah, Hari Kemudian, dan Hinggaan Allah (Qadla dan Qadar). Termasuk soal-soal ini juga adalah tentang Jin, Surga, Neraka, Hal ikhwal kubur, dan lain sebagainya.

Iman Kepada Kitab-Kitab Suci Allah

Allah menurunkan wahyu yang berisi petunjuk-petunjuk suci kepada para utusan-utusan-Nya. Petunjuk-petunjuk itu kemudian dihimpun-himpun menjadi kitab yang dinamakan kitab-kitab Allah. Kitab-kitab itu berisi perintah dan larangan (syari'at), janji baik dan buruk, serta nasehat dan petunjuk cara hidup dan beribadat.

Kita percaya bahwa kitab-kitab itu bukan bikinan makhluq, artinya bukan karangan Rasul, tetapi benar-benar dari Allah semata-mata. Dalam Al-Qur’an disebutkan sebagai berikut :

Ų”ŁŽŲ§Ł…ŁŽŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŽ ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ Ų§ŁŁ†Ł’Ų²ŁŁ„ŁŽ Ų§ŁŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł مِنْ Ų±ŁŽŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁƒŁŁ„Ł‘ŁŒ Ų”ŁŽŲ§Ł…ŁŽŁ†ŁŽ بِاللهِ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„Ų¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŁƒŁŲŖŁŲØŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁ„ŁŁ‡Ł

ā€œRasul itu telah percaya akan apa yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, dan segala orang mu’minpun percaya pula, masing-masing percaya kepada Allah, Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya dan Utusan-utusan-Nyaā€. (Al-Baqarah; 285).

Adapun kitab-kitab Allah tersebut, yang wajib diimani ada empat: Zabur, Taurat, Injil, dan Al-Qur’an.

1. Kita suci Zabur; yang diturunkan kepada Nabi Dawud a.s. berisi do’a-do’a, dzikir, nasehat dan hikmah-hikmah; tidak ada di dalamnya hukum syareat, karena Nabi Dawud diperintahkan mengikuti syareat Nabi Musa a.s.
ŁˆŁŽŲ”ŁŽŲ§ŲŖŁŽŁŠŁ’Ł†ŁŽŲ§ ŲÆŁŽ Ų§ŁˆŁŲÆŁŽ Ų²ŁŽŲØŁŁˆŁ’Ų±ŁŽŲ§
Ā ā€œDan kami telah memberi kitab zabur kepada Nabi Dawudā€. (An-Nisa; 163).

2. Kitab suci Taurat; yang diturunkan kepada Nabi Musa.a.s. Berisi hukum-hukum syareat dan kepercayaan yang benar.

Ł†ŁŽŲ²Ł‘ŁŽŁ„ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ų§Ł’Ł„ŁƒŁŲŖŲØŁŽ بِاْ Ł„Ų­ŁŽŁ‚Ł Ł…ŁŲµŁŽŲÆŁŁ‚Ł‹Ų§Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ ŲØŁŽŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁŠŁŽŲÆŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ£ŁŽŁ†Ł’Ų²ŁŽŁ„ŁŽ Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŽŁˆŁ’Ų±ŁŽŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų§ŁŲ”Ł†Ł’Ų¬ŁŁŠŁ’Ł„ŁŽ
ā€œ(Tuhan Allah) telah menurunkan kitab kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang terdahulu dari padanya, lagi menurunkan Taurat dan Injilā€. (Ali Imran: 3).

3. Kitab suci Injil; diturunkan kepada Nabi Isa a.s. Kitab itu berisi seruan kepada manusia agar bertauhid kepada Allah, menghapuskan sebagian dari hukum-hukum yang terdapat dalam kitab Taurat yang sudah tidak sesuai dengan zamannya.

4. Kitab suci Al-Qur’an; diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW berisi syareat yang menghapuskan sebagian isi kitab-kitab Taurat, Zabur, Injil, yang sudah tidak sesuai dengan zamannya.
Ų“ŁŽŁ‡Ł’Ų±ŁŲ±ŁŽŁ…ŁŽŲ¶ŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁ‰ Ų£ŁŁ†Ł’Ų²ŁŁ„ŁŽ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł Ų§Ł’Ł„Ł‚ŁŲ±Ł’Ų”ŁŽŲ§Ł†Ł Ł‡ŁŲÆŁ‹Ł‰ Ł„ŁŁ„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³Ł

ā€œPada bulan Ramadhan yang didalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusiaā€. (Al-Baqarah: 185).

Selain dari kitab-kitab yang empat itu, masih ada lagi shahifah (صحيفة) atau lembaran-lembaran oleh Allah telah diturunkan kepada Nabi Adam a.s., Nabi Syits a.s., Nabi Idris a.s., Nabi Ibrahim a.s. dan Nabi Musa a.s.

KH A Nuril Huda
Ketua PP Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU)