Syariah

Hukum Mengeluarkan Zakat Mal dalam Bentuk Barang

NU Online  Ā·  Jumat, 5 April 2024 | 08:00 WIB

Hukum Mengeluarkan Zakat Mal dalam Bentuk Barang

Mengeluarkan zakat mal dalam bentuk barang. (NU Online)

Zakat adalah salah satu kewajiban seorang muslim. Zakat mempunyai keistimewaan sendiri karena mempunyai nilai lebih. Selain menunaikan kewajiban kepada Allah, zakat juga bermakna sosial membantu orang-orang yang membutuhkan.
Ā 

Zakat sendiri ada dua, yakni zakat fitrah dan zakat mal. Zakat fitrah adalah zakat yang diwajibkan kepada setiap orang muslim yang menemui akhir bulan Ramadhan. Sedangkan zakat mal adalah zakat yang diwajibkan bagi orang muslim yang mempunyai aset yang harus dizakati.
Ā 

Aset Zakat

Aset yang harus dizakatiĀ menurut Syekh Nawawi Al-BantaniĀ dalam kitab NihayatuzĀ Zain ada delapan:
Ā 

ŁˆŁŽŲ²ŁŽŁƒŁŽŲ§Ų© Ł…ŁŽŲ§Ł„ ŁˆŁŽŁ‡ŁŁŠ ŁˆŁŽŲ§Ų¬ŁŲØŁŽŲ© فِي Ų«ŁŽŁ…ŁŽŲ§Ł†ŁŁŠŁŽŲ© Ų£ŁŽŲµŁ’Ł†ŁŽŲ§Ł من Ų£ŁŽŲ¬Ł†ŁŽŲ§Ų³ Ų§Ł„Ł…ŁŽŲ§Ł„ ŁˆŁŽŁ‡ŁŁŠ Ų§Ł„Ų°Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽŲØ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁŁŲ¶Ł‘ŁŽŲ© ŁˆŲ§Ł„Ų²Ų±ŁˆŲ¹ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ®Ł’Ł„ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų¹ŁŁ†ŁŽŲØ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų„ŁŲØŁŁ„ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲØŁŽŁ‚Ų± ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲŗŁ†Ł… ŁˆŁŽŁŠŲ¬ŲØ صرف Ų§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŁƒŁŽŲ§Ų© Ł„Ų«Ł…Ų§Ł†ŁŠŲ© Ų£ŁŽŲµŁ’Ł†ŁŽŲ§Ł من Ų·ŁŽŲØŁŽŁ‚ŁŽŲ§ŲŖ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų³ ŁˆŁŽŲ£Ł…Ų§ Ų¹Ų±ŁŁˆŲ¶ Ų§Ł„ŲŖŁ‘ŁŲ¬ŁŽŲ§Ų±ŁŽŲ© ŁŁŽŁ‡ŁŁŠŁŽ ŲŖŲ±Ų¬Ų¹ Ł„ŁŁ„Ų°Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽŲØŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁŁŲ¶Ł‘ŁŽŲ© Ł„ŁŲ£ŁŽŁ† Ų²ŁŽŁƒŁŽŲ§ŲŖŁ‡ŁŽŲ§ ŲŖŲŖŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁ‚ ŲØŁŁ‚ŁŁŠŁ…ŁŽŲŖŁŁ‡ŁŽŲ§Ā 
Ā 

Artinya, ā€œZakat mal wajib di dalam delapan jenis harta. Yaitu, emas, perak, hasil pertanian, kurma, anggur, unta, sapi, kambing dan wajib disalurkan kepada delapan golongan yang menerima zakat. Adapun barang dagangan (hukumnya) dikembalikan (disamakan) dengan emas dan perak karena zakatnya terkait dengan kalkulasinya.ā€Ā (Nawawi Al-Bantani, Nihayatuz Zain, [Beirut, Darul Fikr], halaman 168).
Ā 

Alokasi Zakat Mal dan Zakat Fitrah

Dua macam zakat di atas mempunyai objek yang sama. Muzakki (orang yang mengeluarkan zakat) bisa menyalurkan zakatnya kepada badan amil zakat resmi yang telah dibentuk oleh imam (pemimpin negara), atau menyalurkan sendiri kepada mustahiq zakat (orang yang berhak menerima zakat) yang telah disebutkan dalam Al-Quran:
Ā 

Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§ Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŲÆŁŽŁ‚ŁŽŲ§ŲŖŁ Ł„ŁŁ„Ł’ŁŁŁ‚ŁŽŲ±ŁŽŲ§Ų” ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ³ŁŽŲ§ŁƒŁŁŠŁ†Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł…ŁŁ„ŁŁŠŁ†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁŁŽŲ©Ł Ł‚ŁŁ„ŁŁˆŲØŁŁ‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁŁŁŠ Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŁ‚ŁŽŲ§ŲØŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲŗŁŽŲ§Ų±ŁŁ…ŁŁŠŁ†ŁŽ ŁˆŁŽŁŁŁŠ Ų³ŁŽŲØŁŁŠŁ„Ł اللّهِ ŁˆŁŽŲ§ŲØŁ’Ł†Ł Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ„Ł ŁŁŽŲ±ŁŁŠŲ¶ŁŽŲ©Ł‹ Ł…Ł‘ŁŁ†ŁŽ اللّهِ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł„Ł‘Ł‡Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŁŠŁ…ŁŒ Ų­ŁŽŁƒŁŁŠŁ…ŁŒ
Ā 

Artinya,Ā ā€œSesungguhnya zakat itu hanya untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, para amil zakat, orang-orang yang dilunakkan hatinya (para mualaf), untuk (memerdekakan) para hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah, dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. Allah maha mengetahui, maha bijaksana,ā€ (QS At-Taubah: 60).
Ā 

Dari delapan golongan, mustahiq yang mudah dan paling sering dijumpai di tengah masyarakat adalah para fakir miskin, sehingga tak ayal banyak orang awam yang mengira bahwa zakat itu hanya diberikan kepada fakir miskin.
Ā 

Bentuk Penyaluran Zakat Mal

Mengenai bentukĀ penyalurannya, bolehkah zakat mal di atas disalurkan kepada mustahiq dalam bentuk barang? Mayoritas ulama Syafi’iyah berpendapat tidak boleh dengan alasan bahwa syariat telah menjelaskan secara jelas (nash) dan spesifik terkait harta zakat yg wajib ditunaikan. Karena itu, tidak boleh mengeluarkan selain yang disebutkan dalam nash syariat. Pendapat ini juga selaras dengan pendapat Imam Malik dan Imam Ahmad.
Ā 

Dalam kitab Al-Majmu'Ā Imam An-NawawiĀ menjelaskan:
Ā 

ŁŁŽŲ±Ł’Ų¹ŁŒ Ł‚ŁŽŲÆŁ’ Ų°ŁŽŁƒŁŽŲ±Ł’Ł†ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł…ŁŽŲ°Ł’Ł‡ŁŽŲØŁŽŁ†ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲ¬ŁŁˆŲ²Ł Ų„Ų®Ł’Ų±ŁŽŲ§Ų¬Ł Ų§Ł„Ł‚ŁŠŁ…Ų© في Ų“Ų¦ مِنْ Ų§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŁƒŁŽŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ. ŁˆŁŽŲØŁŁ‡Ł Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ł…ŁŽŲ§Ł„ŁŁƒŁŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲÆŁŽŲ§ŁˆŁŲÆŲŒ Ų„Ł„Ł‘ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł…ŁŽŲ§Ł„ŁŁƒŁ‹Ų§ Ų¬ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŲ²ŁŽ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŽŲ±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁ…ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŽŁ†ŁŽŲ§Ł†ŁŁŠŲ±Ł ŁˆŲ¹ŁƒŲ³Ł‡ŲŒ ŁˆŁ‚Ų§Ł„ أبو Ų­Ł†ŁŠŁŲ© يجوز. ف؄ذا Ł„ŁŽŲ²ŁŁ…ŁŽŁ‡Ł Ų“ŁŽŲ§Ų©ŁŒ ŁŁŽŲ£ŁŽŲ®Ł’Ų±ŁŽŲ¬ŁŽ Ų¹ŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§ ŲÆŁŽŲ±ŁŽŲ§Ł‡ŁŁ…ŁŽ ŲØŁŁ‚ŁŁŠŁ…ŁŽŲŖŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų£ŁŽŁˆŁ’ Ų§Ų®Ų±Ų¬ عنها Ł…Ų§ له Ł‚ŁŠŁ…Ų© عنده ŁƒŲ§Ł„ŁƒŁ„ŲØ ŁˆŲ§Ł„Ų«ŁŠŲ§ŲØ
Ā 

Artinya, ā€œCabang masalah: Telah kami sebutkan pendapat mazhab kita bahwa tidak diperbolehkanĀ mengeluarkan zakat berupa barang yang seharga dengan kewajiban zakatnya. Pendapat ini selaras dengan pendapat Imam Malik, Imam Ahmad, dan Imam Dawud. Kecuali Imam Malik yang memperbolehkan mengeluarkan zakat berupa uang dirham dari zakatĀ uang dinar dan sebaliknya.

Sementara Imam Abu Hanifah memperbolehkanĀ mengeluarkan zakat berupa barang yang seharga dengan kewajiban zakat. Karena itu, apabila orang berkewajiban mengeluarkan zakat berupa kambing, maka boleh (menggantinya dengan) mengeluarkan uang dirham yang senilai dengan harga kambing tersebut, atau (menggantinya dengan) mengeluarkan barang yang sesuai dengan harga kambing tersebut seperti anjing atau baju.ā€ (An-Nawawi, Al-Majmu’ Syarhul Muhaddzab, [Kairo, Al-Muniriyyah: 1344 H], jilid V, halaman 429).
Ā 

Berbeda dengan tigaĀ mazhab lain, mazhab Hanafi memperbolehkan menunaikan zakat mal dalam bentuk barang. Karena menurut ulamaĀ Hanafiyah, penyebutan bentuk harta yang wajib dikeluarkan sebagai zakat dalam nash hadits bertujuan untuk memberi kemudahan kepada para pemilik harta, bukan keharusan untuk mengeluarkan harta-harta tersebut.
Ā 

Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa hukum mengeluarkan zakat berupa barang tidak diperbolehkan menurut jumhur ulama. Sementara Imam Abu Hanifah memperbolehkannya. Wallahu a'lam.


Ā 

Ustadz Muhammad Afifuddin,Ā Ketua LBM PP Mambaus Sholihin 9