Sejumlah ulama bahkan menyebut waswas atau lupa yang melahirkan anjuran sujud sahwi menjadi tanda keutamaan shalat bahkan penerimaan shalat itu sendiri. Sejumlah ulama mengatakan bahwa shalat dengan sujud sahwi karena “pelanggaran” akibat gangguan setan dipastikan diterima oleh Allah SWT sebagai keterangan Syekh Ali Al-Ajhuri Al-Maliki berikut ini:
Artinya, “Informasi, Syekh Ali Al-Ajhuri Al-Maliki mengutip salah seorang ulama yang mengatakan bahwa shalat dengan sujud sahwi lebih baik daripada 70 shalat tanpa sujud sahwi karena sembahang tanpa sujud sahwi mengandung kemungkinan diterima atau ditolak. Dengan sahwi, setan terhina. Merendahkan setan dengan cara itu diharapkan mendatangkan ridha Allah karenanya shalat itu lebih utama dengan sifat demikian,” (Lihat Syekh Said M Ba’asyin, Busyral Karim, [Beirut: Darul Fikr, 2012 H/1433-1434 M], juz I, halaman 246).
Pandangan sejumlah ulama ini beralasan. Pasalnya, gangguan setan ini menyasar orang-orang yang menyimpan keimanan di dalam dadanya. Gangguan setan tidak adakan menyasar orang-orang dengan kekosongan iman di dada sebagaimana sabda Rasulullah SAW berikut ini:
Artinya, “Diceritakan bahwa seorang sahabat mengadu kepada Nabi SAW perihal waswas yang diembuskan setan. Rasulullah SAW mengatakan, ‘Setan tidak masuk rumah di mana tak ada apapun di dalamnya.’ Itu semata-mata karena iman,” (Lihat Syekh Said M Ba’asyin, Busyral Karim, [Beirut: Darul Fikr, 2012 H/1433-1434 M], juz I, halaman 246).
Imam An-Nakha’i bahkan mengatakan bahwa waswas yang menghinggapi seseorang dalam menunaikan shalat adalah tanda shalat itu diterima. Tanpa rasa waswas, shalat kita tidak diterima karena menyerupai ibadah kalangan Yahudi dan Nasrani.
Artinya, “Imam An-Nakha’i mengatakan bahwa setiap shalat yang tidak ada waswas di dalamnya tidak diterima karena Yahudi dan Nasrani tidak merasakan waswas dalam shalat mereka,” (Lihat Syekh Said M Ba’asyin, Busyral Karim, [Beirut: Darul Fikr, 2012 H/1433-1434 M], juz I, halaman 246).
Hal senada juga diungkapkan Sayyidina Ali RA. Menurutnya, setan merasa perlu menggoda orang beriman dalam menunaikan shalat. Pasalnya, ibadah shalat mengandung sujud, yaitu sebuah aktivitas ibadah yang paling dibenci setan.
Artinya, “Sayyidina Ali Karramallâhu Wajhah mengatakan, perbedaan shalat kita (umat Islam) dan shalat ahli kitab adalah waswas yang diembuskan setan. Setan tidak hadir pada amal orang kafir karena mereka telah sepakat dengannya,” (Lihat Syekh Said M Ba’asyin, Busyral Karim, [Beirut: Darul Fikr, 2012 H/1433-1434 M], juz I, halaman 246).
Sejumlah keterangan ini sama sekali bukan anjuran untuk sengaja lalai. Keterangan ini merupakan penanda betapa setan memang hadir menggoda di tengah orang beriman. Semua ini menunjukkan betapa tinggi keutamaan ibadah shalat hingga setan merasa perlu hadir menimbulkan waswas pada batin orang yang shalat. Hal ini menunjukkan kaitan antara keimanan dan ibadah shalat.
Keterangan ini menunjukkan kepada kita bahwa manusia memiliki aspek batin yang sekali waktu dihinggapi waswas hingga suasana hati berkecamuk di samping aspek lahiriyah. Pandangan ulama dan keterangan hadits di atas ini menandai kewajaran manusia pada sekali waktu termasuk dalam shalat merasa waswas. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)
Terpopuler
1
Rais 'Aam PBNU Ajak Pengurus Mewarisi Dakwah Wali Songo yang Santun dan Menyejukkan
2
Fantasi Sedarah, Psikiater Jelaskan Faktor Penyebab dan Penanganannya
3
Kisah Levina, Jamaah Haji Termuda Pengganti Sang Ibunda yang Telah Berpulang
4
Pergunu Buka Pendaftaran Beasiswa Kuliah di Universitas KH Abdul Chalim Tahun Ajaran 2025
5
Pakai Celana Dalam saat Ihram Wajib Bayar Dam
6
Inses dalam Islam: Dosa Terbesar Melebihi Zina, Dikecam Sejak Zaman Nabi Adam!
Terkini
Lihat Semua