Syariah

Tata Cara Menjamak Shalat

Sab, 29 Juni 2019 | 14:00 WIB

Tata Cara Menjamak Shalat

Ilustrasi (Youtube)

Yang dimaksud dengan shalat jamak ialah mengumpulkan dua shalat fardhu dikerjakan dalam satu waktu shalat. Shalat yang boleh dijamak adalah shalat Dhuhur dengan Ashar, dan Magrib dengan Isya’. Shalat jamak ada 2 (dua) macam: pertama, jama’ taqdim ialah melakukan shalat Dhuhur dan Ashar pada waktu Dhuhur atau melakukan shalat Maghrib dan Isya’ pada waktu Maghrib; kedua, jama’ ta’khir ialah melakukan shalat Dhuhur dan Ashar pada waktunya shalat Ashar atau melakukan shalat Maghrib dan Isya’ pada waktu shalat Isya’.

 

Jama' Taqdim

Syarat-syarat jama’ taqdim ada 4 (empat): Pertama, tartib maksudnya mendahulukan shalat yang pertama daripada yang kedua seperti mendahulukan shalat Dhuhur daripada Ashar, atau mendahulukan Maghrib daripada Isya’.

 

Kedua, niat jamak dalam shalat yang pertama. Waktu niatnya adalah antara takbir dan salam. Tapi yang sunnah niat bersamaan dengan takbiratul ihram. Niatnya shalat Dhuhur dan Ashar dengan jama’ taqdim:

 

أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لِلهِ تَعَالَى

 

“Saya niat shalat fardlu Dhuhur empat rakaat dijama’ bersama Ashar dengan jama’ taqdim karena Allah Ta’ala”.

 

Niatnya shalat Maghrib dan Isya’ dengan jama’ taqdim:

 

أُصَلِّى فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا بِالعِشَاءِ جَمْعَ تَقْدِيْمٍ لِلهِ تَعَالَى

 

“Saya niat shalat fardlu Maghrib tiga rakaat dijama’ bersama Isya’ dengan jama’ taqdim karena Allah Ta’ala”.

 

Ketiga, Muwalat ( berurutan ) maksudnya antara dua shalat pisahnya tidak lama menurut uruf, jadi setelah dari shalat yang pertama harus segera takbiratul ihran untuk shalat yang kedua.

 

Keempat, Ketika mengerjakan shalat yang kedua masih tetap dalam perjalanan, meskipun perjalanan itu tidak harus mencapai masafatul qashr, sebagaimana shalat qashar  (lihat keterangan dalam rubrik syariah judul tuntunan mengqashar Shalat). Sebagaimana dalam matan gahayah wat taqrib:

 

ويجوز للمسافر أن يجمع بين الظهر والعصر فى وقت أيهما شاء، وبين المغرب والعشاء فى وقت أيهما شاء

 

Boleh saja bagi musafir menjamak (mengumpulkan) antara shalat Dhuhur dan Ashar dalam waktu mana saja yang ia suka (diantara keduanya). Dan antara shalat Maghrib dan Isya di waktu mana saja yang ia suka.  

 

Jamak Ta'khir

Adapun syarat-syarat jama’ ta’khir ada dua: pertama, niat jama’ ta’khir dilakukan dalam waktunya shalat yang pertama. Lafal niat shalat Dhuhur dan Ashar dengan jama’ ta’khir :

 

أُصَلِّى فَرْضَ الظُّهْرِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا بِالْعَصْرِ جَمْعَ تأخِيْرٍلِلهِ تَعَالَى

 

“Saya niat shalat fardlu Dhuhur empat rakaat dijama’ bersama Ashar dengan jama, ta’khir karena Allah Ta’ala”. 

 

Lafal niatnya shalat Maghrib dan Isya’ dengan jama’ ta’khir:

 

أُصَلِّى فَرْضَ المَغْرِبِ ثَلَاثَ رَكَعَاتٍ مَجْمُوْعًا بِالعِشَاءِ جَمْعَ تأخِيْرٍلِلهِ تَعَالَى

 

“Saya niat shalat fardlu Maghrib tiga rakaat dijama’ bersama Isya’ dengan jama’ ta’khir karena Allah Ta’ala”.

 

Kedua, ketika mengerjakan shalat yang kedua masih tetap dalam perjalanan sebagaimana keterangan di atas. (Ulil Hadrawi)

 

======

Catatan: Naskah ini terbit pertama kali di NU Online pada Senin, 24 Februari 2014 pukul 16:00. Redaksi mengunggahnya ulang dengan sedikit penyuntingan.

Terkait

Syariah Lainnya

Lihat Semua